ABSTRAK
Survei global Ernst & Young
pada 2010 atas perusahaan dengan pemasukan hingga US$1 miliar menemukan,
inisiatif penerapan teknologi ramah lingkungan itu kini sudah menjadi kebijakan
organisasi di 89% perusahaan yang disurvei.
Sebanyak 33% perusahan mengalokasikan 3% atau lebih dari pemasukan total mereka ke teknologi ramah alam dan sebanyak 75% menargetkan investasi di teknologi hijau ini akan naik dalam lima tahun mendatang. Pemerintah juga melirik teknologi hijau ini sebagai sarana strategis untuk menciptakan lapangan kerja, memacu inovasi dan mengembangkan industri lokal.
Sebanyak 33% perusahan mengalokasikan 3% atau lebih dari pemasukan total mereka ke teknologi ramah alam dan sebanyak 75% menargetkan investasi di teknologi hijau ini akan naik dalam lima tahun mendatang. Pemerintah juga melirik teknologi hijau ini sebagai sarana strategis untuk menciptakan lapangan kerja, memacu inovasi dan mengembangkan industri lokal.
Menurut laporan Bloomberg New
Energy Finance, investasi di teknologi hijau naik 30% ke US$243 miliar pada
2010 dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini naik dua kali lipat dibanding
nilai investasi pada 2006 dan hampir lima kali lipat dibanding angka tahun
2004.
Kata Kunci : Teknologi
Hijau, Negara
1. Israel, dalam
menerapkan Teknologi Hijau berkaitan dengan keterbatasan sumberdaya energi dan
air yang dimilikinya. Saat ini, sekitar 90 persen dari rumah di Israel
menggunakan energi surya untuk memanaskan air. Israel berhasil mengembangkan
teknologi untuk mendaur ulang air. Selain itu melalui teknologi irigasi tetes
berhasil mengubah gurun pasir menjadi lahan pertanian yang subur. Teknologi
hijau telah dijadikan norma kehidupan masyarakat dan dimasukan dalam sistem
pendidikan di negara tersebut.
2. Finlandia, dikenal
senagai negara yang berfungsi sebagai laboratorium untuk solusi lingkungan.
Sektor energi terbarukan di negara ini tumbuh lebih dari lima persen oer tahun,
dan dari kegiatan ekspornya berhasil mendatangkan devisa. Di Finlandia terdapat
sekitar 2.000 perusahaan yang menerapkan teknologi berkelanjutan, sehingga
menjadi daya tarik untuk investor. Finlandia bekerjasama dengan Brasil untuk
mengembangkan teknologi lepas pantai yang ramah lingkungan, termasuk pembuatan
kapal dan pengeboran minyak Pengembangan Teknologi Hijau di Finlandia berhasil
mempekerjakan 50 ribu orang, dan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2020.
3. Amerika Serikat (AS),
dikenal sebagai negara yang paling rajin dalam investasi untuk pengembangan
Teknologi Hijau. Sebagai catatan tahun 2010 jumlahinvestasi mencapai 5,2 miliar
US $ dan pada tahun 2011 meningkat jasi 6,8 miliar US $. California tercatat
sebagai negara bagian terbesar dalam investasi Teknologi Hijau, yaitu mencapai
54 persen dari seluruh investasi Teknologi Hijau di AS. Pengembangan teknologi
hijau di AS berhasil menarik investasi dalam dan luar negeri, namun kebijakan
pemerintah federal mengenai energi masa depan perlu diperjelas. Sementara BLS
(2013) melaporkan, bahwa sekitar lima puluhtujuh persen dari bisnis di Amerika
Serikat menggunakan teknologi hijau sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi
energi. Di sisi lainnya sekitar lima puluh persen industri menerapkan teknologi
hijau sebagai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan limbah dari proses
produksi
4. Swedia, memiliki
kinerja baik untuk semua indikator yang disurvei. Salah satu keunggulan Swedia
ialah menyediakan pendanaan yang besar untuk penelitian dan pengembangan.
Swedia memiliki pusat keunggulan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memiliki kemitraan strategis dengan industri terkemuka, sehingga
lebih siap dalam menghadapi beragam persoalan lingkungan. Swedia senantiasa
mengembangkan solusi dan teknologi hijau untuk berbagai sektor, mulai dari
green building sampai daur ulang limbah menjadi sumber energi, sehingga hampir
80 persen rumah di Swedia memanfaatkannya untuk berbagai proses pemanasan.
Swedia tercatat sebagai negara yang memiliki standar teringgi di dunia dalam
pengelolaan limbah. Perusahaan baru di Swedia menjadi konsumen energi
terbarukan. Namun di sisi lainnya masih ada kesenjangan antara inovasi dan
komersialisasi dalam pengembangan energiterbarukan.
5. Denmark, negara kecil
ini memiliki potensi untuk membuat perubahan yang besar ke arah masa depan yang
lebih berkelanjutan melalui novasi hijau dan penerapan teknologi hijau.
Keunggulan Denmark terutama dalam kemampuannya dalam mendukung perusahaan baru
untuk mengembangkan teknologi bersih, sehingga mendapatkan keuntungan ekonomi
dan kelestarian lingkungan hidup. Pengelolaan energi angin di Denmark termasuk
yang palingmaju di dunia, sehingga membuat ambisi pemerintah untuk menurunkan
emisi sampai 40 persen pada tahun 2010. Energi angina akan memenuhi setengah
dari kebutuhan energi Denmark. Hal lain yang menonjol di Denmark ialah
meluasnya penggunaan moda kendaraan bebas energi, yaitu speda. Pemerintah Kota
Kopenhagen menyediakan sepeda pinjaman untuk warga dan pendatang. Ternyata
upaya tersebut ditiru oleh pemerintah Kota Barcelona, Berlin, Paris dan Rio de
Janeiro. Pengembangan teknologi hijau Denmark meluas ke negara lainnya, antara
lain mengembangkan kemitraan dengan China.
6. Inggris, termasuk
negara yang memiliki perhatian yang besar terhadap pengembangan Teknologi
Hijau. Inggris antara lain mengembangkan proyek - proyek dekontaminasi tanah,
daur ulang limbah, dan sistem listrik modern untuktransportasi di sekitar Bandara
London. Inggris merupakan negara yang menempati peringkat keenam paling menarik
untuk investasi energi terbarukan.
7. Kanada, negara
berhasil mengembangkan Teknologi Hijau paling mutakhir. Kanada terus
mengembangkan insentif dan investasi teknologi bersih untuk mengurangi
pelepasan karbon ke atmosfer. Kanada menduduki peringkat kesembilan dalam
kepemilikan kapasitas daya terpasang energi angin, yaitu mencapai 5.200 MW atau
sekitar 2,2 persen dari kapasitas daya terpasang energy angin yang ada di dunia.
8. Swiss, meskipun
memiliki dukungan keuangan yang saat ini relatif lemah, namun memiliki input
inovasi yang sangat tinggi. Industri cleantech didorong oleh output yang tinggi
melalui paten lingkungan dan kebijakan pemerintah yang sangat-mendukung.
9. Jerman, merupakan
negara terdepan dalam pengembangan energi terbarukan. Jerman telah berjanji
untuk mengakhiri penggunaan reaktor nuklir pada tahun 2022 dan menggantikannya
dengan sumber energi seperti angin dan matahari. Jerman tercatat sebagai negara
terbesar ketiga di dunia dalam investasi untuk pengembangan energi angin,
dengan kapasitas 29.000 MW atau 12,2 persen dari seluruh dunia. Konversi sumber
energi fosil ke energi angin berpengaruh langsung terhadap emisi gas yang
membahayakan bagi Planet Bumi. Dalam satu dekade terakhir pengembangan
Teknologi Hijau di Jerman berdampak pada tersedianya 300 ribu lowongan kerja
baru. Jerman tetap memimpin dalam pasar energi terbarukan, antara lain berhasil
mengoperasikan sepertiga dari kapasitas terpasang sel surya di dunia.
Pemerintah Jerman memiliki ambisi yang besar untuk terus mengembangkan
teknologi hijau.
10. Irlandia, negara ini
terus mengembangkan program investasi hijau dengan peningkatan dana mencapai
dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Irlandia merupakan negara pertama yang
menerima sistem kredit karbon yang dihasilkan oleh proyek yang berhasil mengurangi
emisi dari deforestasi . Sebagai catatan negara-negara maju telah diwajibkan
oleh Protocol Kyoto untuk menurunkan emisi gas karbon, yang menjadi penyebab
utama pemanasan global. Negara maju dapat membeli poin atau kredit penurunan
emisi karbon dari proyek ramah lingkungan di negara berkembang melalui clean
development mechanism (CDM). Konsentrasi Irlandia dalam mengembangkan energy
terbarukan ialah melalui eksplorasi energi pasang surut dan gelombang di
lautan.
11. Indonesia berada pada
peringkat 34 berada di bawah Saudi Arabia dan di atas Rumania. Sebagai catatan,
dalam laporan tahun 2012, Korea Selatan menduduki peringkat ke delapan dalam
penerapan Teknologi Hijau.
12. Korea Selatan
merupakan negara eksportir Teknologi Hijau untuk perkotaan. Korea Selatan
berhasil dalam pengembangan proyek perencanaan kota yang berkelanjutan. International
Business yang merupakan pusat keunggulan dalam teknologi, pendidikan dan
bisnis. Terletak sekitar 65 kilometer dari Seoul. Sejak tahun 2009, Korea
Selatan memiliki stretegi pertumbuhan hijau, yang dikenal sebagai rencana aksi “Green
Growth” yang mencangkup peningkatan investasi pemerintah, kerjasama internasional
dan komersialisasi teknologi hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia., dan Kholil, Muhammad. 2018. Kimia Industri dan
Teknologi Hijau. Jakarta. Wahana Resolusi.
Anonim.
2011. Teknologi Hijau Picu Industri Baru. Dalam http://www.hijauku.com/2011/08/12/teknologi-hijau-picu-revolusi-industri-baru/
(Diakses pada 8 Januari 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.