.

Minggu, 02 Desember 2018

GREEN CHEMISTRY

Oleh: @K03-Syaiful, @ProyekK08,


Perkembangan dan pemanfaatan zat-zat kimia yang tanpa kendali, menyebabkan tubuh manusia terkontaminasi oleh sejumlah besar zat kimia sintetis hasil industrialisasi, banyak diantaranya telah diketahui bersifat racun dan penyebab kanker. Zat-zat tersebut masuk ke tubuh manusia
melalui produk yang tidak disebutkan sebagai komponen penyusun atau ingredients pada produk-produk makanan atau aditif, makanan yang terkontaminasi zat kimia, udara, air dan debu.

Istilah kimia hijau pertama kali digunakan oleh Paul T. Anastas pada sebuah program khusus yang diperkenalkan organisasi EPA (Environmental Protection Agency) di Amerika Serikat tahun 1991. Program ini dimaksudkan untuk menerapkan pengembangan berkelanjutan di bidang kimia dan teknologi kimia oleh dunia industri, akademi, dan pemerintahan. Konsep kimia hijau mengintegrasikan pendekatan baru untuk proses sintesa, pengolahan, dan aplikasi zat-zat kimia sedemikian rupa sehingga dapat menurunkan ancaman terhadap kesehatan dan lingkungan.

Kimia Hijau
Kimia hijau adalah suatu pendekatan terhadap perancangan, proses pembuatan, dan pemanfaatan produk-produk kimia sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya dampak buruk zat kimia terhadap lingkungan termasuk manusia. Tujuan utama pendekatan kimia hijau adalah untuk menciptakan zat-zat kimia yang lebih baik dan aman dan secara bersamaan dapat memilih cara-cara yang paling aman dan efisien untuk mensintesa zat-zat tersebut dan mengurangi sampah kimia yang dihasilkan.

Pendekatan kimia hijau bertujuan untuk menghilangkan dampak buruk zat kimia sejak pada proses perancangan. Praktik pencegahan bahaya dari sejak awal proses pembuatan zat kimia akan bermanfaat bagi kesehatan manusia dan lingkungan, yang meliputi proses perancangan, produksi, penggunaan atau penggunaan kembali, dan pembuangan limbah yang dihasilkan.
Perbedaan utama pendekatan lama dan baru dalam pembuatan zat kimia adalah pemanfaatan pelarut dari minyak bumi. Industri kimia umumnya mengandalkan pelarut petroleum yang tidak dapat diperbaharui sebagai materi utama untuk membuat zat kimia. Industri seperti ini biasanya adalah sangat intensif dalam penggunaan energi, tidak efisien, dan menghasilkan racun, baik produk maupun limbah kimia yang berbahaya.

Pendekatan Green Chemistry
Berdasarkan pengertian dan definisi tentang konsep green chemistry tersebut , maka konsep ini dalam pembelajaran kimia dapat diterapkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rashmi Sanghi (2003) pada sintesa senyawa organik dan prosesnya yang ramah lingkungan atau berorientasi green chemistry harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: a) menghindari limbah, b) efisiensi atom, c) menghindari penggunaan dan produksi bahan kimia yang beracun dan berbahaya, d) menghasilkan senyawa-senyawa dengan hasil yang lebih baik atau sama, e) dapat dibiodegradasi, f) mengurangi energi yang dibutuhkan, g) menggunakan bahan yang dapat didaur ulang, dan h) menggunakan katalis.



Daftar Pustaka
1.       Mustafa,Dina. 2017. Kimia hijau dan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan di perkotaan. http://repository.ut.ac.id/7091/1/UTFMIPA2016-07-dina.pdf 
2.       Mustafa,Dina. 2016. Peranan kimia hijau dalam mendukung tercapainya kota cerdas.http://repository.ut.ac.id/7076/1/UTFMIPA2017-07-dina.pdf
3.       Nurbaity. 2011. Pendekatan green chemistry suatu inovasi dalam pembelajaran kimia berwawasan lingkungan. Jurnal riset pendidikan kimia vol 1 no. 1. http://jurnal.unpad.ac.id/dharmakarya/article/download/8196/3745
4.       Anwar, muslih. 2015. Kimia hijau. http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?u=blog-single&p=343&lang=id
5.        Utomo,Pranjato.2010. green chemistry dengan kimia katalisis. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206549/penelitian/08_green_chemistry.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.