STOIKIOMETRI
Stoikiometri adalah dasar perhitungan kimia yang menyatakan relasi kuantitatif rumus kimia
dan persamaan kimia. Berikut ini materi yang perlu kamu ketahui untuk
memahaminya, mulai dari konsep mol dan massa molar, rumus empiris dan
rumus molekular, dasar stoikiometri larutan dan gas ideal, dan penulisan
dan penyetaraan reaksinya, disertai contoh soal dan pembahasannya.
Konsep Mol dan Massa Molar
Dalam sistem SI, satu mol didefinisikan sebagai jumlah dari materi
yang terdiri dari entitas-entitas (atom-atom, molekul-molekul, atau
partikel-partikel lainnya) sejumlah jumlah atom-atom yang berada dalam
12 gram karbon-12. Nilai jumlah atom tersebut adalah 6,022×1023 yang disebut bilangan Avogadro, NA.Massa molar, }, didefinisikan sebagai massa dari 1 mol entitas (atom, ion, molekul, unit formula) dari materi. Satuan dari massa molar (}) adalah gram/mol.
Rumus Empiris dan Rumus Molekuler
Rumus empiris merupakan rasio bilangan bulat paling sederhana dari
jumlah mol dari masing-masing unsur dalam suatu senyawa. Rumus molekuler
merupakan jumlah mol sebenarnya dari masing-masing unsur dalam 1 mol
senyawa. Rumus molekuler bisa saja identik dengan rumus empiris ataupun
merupakan kelipatan bilangan bulat dari rumus empiris. Sebagai contoh,
asam fosfat (H3PO4) memiliki rumus molekuler dan rumus empiris yang identik. Glukosa memiliki rumus molekuler C6H12O6 yang merupakankelipatan 6 kali rumus empirisnya, CH2O.
rumus molekuler ≡ (rumus empiris)n
}rumus molekuler = n× }rumus empiris, n = 1, 2, 3, …
Dasar Stoikiometri Larutan
Istilah “konsentrasi” larutan
menyatakan jumlah zat terlarut yang dilarutkan dalam sejumlah tertentu
pelarut atau sejumlah tertentu larutan. Konsentrasi larutan dapat
dinyatakan dalam molaritas. Molaritas (M) didefinisikan sebagai jumlah
mol zat terlarut per liter larutan.
Dasar Stoikiometri Gas Ideal
Volum molar, Vm, didefinisikan sebagai volum dari 1 mol entitas (atom, ion, molekul, unit formula) dari materi. Satuan dari volum molar (Vm) adalah L/mol.Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada tekanan dan temperatur tertentu dan tetap, volum gas secara langsung berbanding lurus terhadap jumlah gas.
Pada keadaan STP (P = 1 atm, T = 273 K), Vm gas ideal = 22,414 L/mol
Pada keadaan RTP/ATP (P = 1 atm, T = 298 K), Vm gas ideal = 24 L/mol
Pada keadaan tertentu, berlaku hukum gas ideal:
Hukum
Dasar Stoikiometri Kimia
1.
Hukum
Kekekalan Massa (Lavoisier)
Hukum Kekelan Massa : Massa
produk sama dengan massa reaktan. Hukum kekekalan Massa dikemukakan oleh
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) yang berbunyi: ”Dalam suatu reaksi, massa
zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”, dengan kata lain massa tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Artinya selama reaksi terjadi tidak ada
atom-atom pereaksi dan hasil reaksi yang hilang.
Hukum Kekekalan Massa:
“massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat
setelah reaksi”
Contoh :
S(s) +
O2(g) → SO2(g)
1 mol S
bereaksi dengan 1 mol O2 membentuk 1 mol SO2. 32 gram S
bereaksi dengan 32 gram O2 membentuk 64 gram SO2. Massa
total reaktan sama dengan massa produk yang dihasilkan.
2.
Hukum
Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Hukum Perbandingan Tetap : Hukum
yang menyatakan bahwa seluruh senyawa terdiri dari perbandingan massa unsur
pembentuk yang selalu sama (konstan). Inti dari hokum proust adalah bahwa suatu
zat kimia benar – benar bergabung satu sama lain dengan proporsi (perbandingan)
berat yang dapat diketahui. Misalnya
perbandingan karbon dan oksigen dalam karbondioksida adalah 3 : 8. Perbandingan
ini selalu tetap dimanapun karbondioksida berada. Jadi karbon dioksida di
Atambua, Malang, Surabaya maupun Jakarta perbandingan C : O selalu 3 :8.
Demikian juga karbon yang disintesis dengan karbondioksida yang ada secara
alamij tetap memiliki perbandingan 3:8.
Perbandingan massa unsur-unsur dalam
karbondioksida diperoleh dengan cara sebagai berikut.
massa C : massa O = jumlah atom C x
Ar.C : jumlah atom O x Ar.O
= 1 x 12 : 2 x 16
= 12 : 32 à = 3 : 8
3.
Hukum Perbandingan Berganda (Hukum
Dalton)
Hukum
Perbandingan Berganda : hokum
yang menyatakan bahwa jika dua unsurmembentuk lebih dari dua senyawa, dmana
salah satu unsur pembentuk tersebut konstan, maka massa unsur pembentuk yang lainnya
akan berupa bilangan bulat sederhana. Hokum ini meruakan pengembangan dari
hukum proust.
Jadi dari persmaaan:
2Na(s)+2HCl(aq)→2NaCl(aq)+H2(g)
Kita dapat mengetahui bahwa 2 mol
HCl bereaksi dengan 2 mol Na untuk membentuk 2 mol NaCl dan 1 mol H2. Dengan
penyetaraan reaksi ini, maka dapat diketahui kuantitas dari setiap zat yang
terlibat dalam reaksi.
Oleh karena itulah penyetaraan
reaksi ini sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan stoikiometri.
Contoh:
Timbal(IV) Hidroksida bereaksi
dengan Asam Sulfat, dengan reaksi sebagai berikkut:
Pb(OH)4+H2SO4→Pb(SO4)2+H2O
Jika kita lihat baik baik:
Unsur
|
Reaktan
(jumlah mol) |
Product
(jumlah mol) |
Pb
|
1
|
1
|
O
|
8
|
9
|
H
|
6
|
2
|
S
|
1
|
2
|
Maka persamaan ini belum setara.
Oleh karenanya kita perlu menyetarakan persamaan ini. Pada reaktan-nya terdapat
16 atom, namun pada produk-nya hanya terdapat 14 atom. Persamaan ini perlu
penambahan koefisien sehingga jumlah atom unsur-unsurnya sama.
Di depan H2SO4 perlu ditambahkan
koefisien 2 seehingga jumlah atom sulfurnya sesuai, kemudian di depan H2O perlu
penambahan koefisien 4 agar jumlah atom oksigennya tepat. Maka reaksi yang
setara ialah:
Pb(OH)4+2H2SO4→Pb(SO4)2+4H2O
Unsur
|
Reaktan
(jumlah mol) |
Product
(jumlah mol) |
Pb
|
1
|
1
|
O
|
12
|
12
|
H
|
8
|
8
|
S
|
2
|
2
|
Kondisi dimana persamaan reaksi
telah setara ialah ketika memenuhi dua kriteria berikut:
- Jumlah atom dari tiap unsur pada bagian kiri dan kanan persamaan telah sama.
- Jumlah ion pada bagian kiri dan kanan telah sama.(menggunakan penyetaraan reaksi redox)
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studiobelajar.com/stoikiometri/
@J06-Razan, @J15-Shasa, @J16-Tri, @Kel-J08
BalasHapusSuatu senyawa mempunyai rumus empiris CH3. Jika Mr senyawa tsb 30, tentukan rumus molekul dari senyawa tersebut.
@J21-Gusti, @J22-Almer, @Kel-J07
Hapusmenentukan rumus molekul
(Mr RE)n = Mr senyawa
(12 x 1 + 1 x 3) n = 30
(15)n = 30
(15)n=30
n = 30/15=2
Maka rumus molekulnya : (Ch3)2 = C2H6