Pendahuluan
Saat ini kita hidup pada
lingkungan yang sarat
dengan bahan pencemar. Komponen lingkungan,
seperti air, tanah, dan udara telah
terkontaminasi bahan pencemar pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Pembahasan
Timbal merupakan bahan
kimia yang termasuk dalam kelompok logam berat. Menurut Palaar (1994) logam berat merupakan bahan kimia golongan
logam yang sama sekali tidak dibutuhkan oleh tubuh, di mana jika masuk ke dalam tubuh organisme hidup dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan efek negative terhadap fungsi fisiologis tubuh.
Logam berat yang masuk ke dalam tubuh
dalam jumlah kecil akan berakumulasi di
dalam tubuh, sehingga pada suatu saat
juga dapat menimbulkan efek negatif dan
gangguan kesehatan.
Timbal atau timah hitam
atau Plumbum (Pb) adalah salah satu bahan
pencemar utama
saat ini di lingkungan. Hal ini bias terjadi karena sumber utama pencemaran timbal adalah dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Selain itu
timbal juga terdapat dalam limbah cair
industri yang pada proses produksinya
menggunakan timbal, seperti industri pembuatan
baterai, industri cat, dan industri
keramik. Timbal digunakan
sebagai aditif pada bahan bakar, khususnya bensin di mana bahan ini dapat memperbaiki mutu bakar. Bahan ini sebagai anti knocking (anti letup), pencegah korosi, anti oksidan, diaktifator logam,
anti pengembunan dan zat pewarna.
Adanya timbal pada
komponen lingkungan yaitu
air, tanah, dan udara memungkinkan berkembangnya transmisi pencemaran menjadi lebih luas kepada berbagai mahkluk hidup, termasuk
manusia sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan, seperti terganggunya
sintesa darah merah, anemia,
dan penurunan intelegensia pada anak.
Dampak
Timbal di Lingkungan Terhadap
Kesehatan
Timbal adalah logam berat
yang dapat menyebabkan keracunan dan
terakumulasi dalam tubuh manusia. Mekanisme masuknya timbal ke dalam tubuh
manusia dapat melalui system pernafasan, oral, ataupun langsung melalui permukaan
kulit.
Diantara
semua sistem pada organ tubuh, sistem syaraf merupakan sistem yang paling
sensitive terhadap daya racun yang dibawa oleh logam Pb. Pengamatan yang dilakukan pada pekerja tambang dan pengolahan timbal menunjukkan bahwa pengaruh dari keracunan Pb dapat menimbulkan kerusakan otak, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak, sebagai akibat dari keracunan Pb adalah epilepsy, halusinasi, kerusakan pada otak besar. Pemaparan Pb secara terus menerus melalui saluran pernafasan dapat mempengaruhi sistem haemapoistik. Salah satu akibat yang sering terjadi adalah anemia. Anemia yang berasal dari Pb tersebut merusak dan menyerang sel darah merah, memendekkan umur sel darah merah, menurunkan kadar retikulosit, meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah dan merusak sintesis heme.
Senyawa-senyawa Pb yang terlarut dalam darah akan dibawa oleh darah ke seluruh system tubuh, pada peredarannya, darah akan terus masuk ke glomerulus yang merupakan bagian ginjal.
Dalam glomerulus tersebut terjadi proses pemisahan akhir dari semua bahan yang dibawa oleh darah, apakah masih berguna bagi tubuh atau harus dibuang karena tidak diperlukan lagi. Dengan ikut sertanya senyawa timbal yang terlarut dalam darah ke system urinaria akan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal.
Keracunan timbal yang parah menyebabkan ketidaksuburan, keguguran, bayi meninggal dalam kandungan, dan kematian bayi baru lahir. Sedangkan pada pria akan menyebabkan penurunan kemampuan reproduksi sperma. Organ lain yang dapat diserang karena keracunan timah hitam adalah jantung.
Jika telah terjadi keracunan timbal dalam tubuh, maka beberapa usaha pengobatan dapat dilakukan.
Pengobatan keracunan timah hitam yang dikenal sampai saat ini adalah dengan memberikan CaNa2EDTA (calsium dinatrium etilen diamin tetra acetc acid). Sebelumnya dikenal pengobatan dengan memindahkan timbal kedalam jaringan lunak tulang. Gejala klinik dapat diatasi, tetapi tidak efektif untuk mengatasi kerusakan yang progresif akibat keracunan ini. Kombinasi dimerkapol dan CaNa2EDTA lebih efektif dalam meningkatkan ekresi timah hitam dalam urin dan menurunkan kadar timbal dalam urin dan menurunkan kadar timbal dalam darah.
Di pasaran, Na2 EDTA tersedia dalam bentuk tablet 500 mg tetapi agak jarang dipakai karena sukar larut oleh saluran cerna. Selain itu tersedia dalam bentuk ampuls yaitu, larutan sebesar 25% CaNa2EDTA yang disuntikan secara intra musculair tiga kali sehari sebesar 25 mg/kg BB, dengan interval delapan jam.
Kesimpulan
Bahan pencemar timbal
telah dibuktikan terdapat
pada berbagai komponen lingkungan
utama pendukung kehidupan, yaitu
udara, air, tanah, dan bahan pangan. Mewaspadai pencemaran timbal adalah tindakan
preventif yang bijaksana agar tidak terjadi gangguan kesehatan.
Tindakan yang lebih bijak lagi adalah mengurangi pencemaran timbal pada sumbernya,
dan mengurangi pencemaran timbal di lingkungan. Cara yang dapat kita
tempuh antara lain menggunakan bensin tanpa timbal, sehingga emisi timbal ke
udara menjadi berkurang. Cara lain yang
juga dapat dilakukan adalah dengan
menanam pohon pohon yang dapat menyerap
timbal terutama timbal yang terdapat di
udara.
Daftar pustaka
Palar. H, 2004, Pencemaran dan
Toksikologi Logam Berat. PT Rineka Cipta.Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.