Feralvin Satria Lanusa Hardjanto
@G11-FERALVIN
@Proyek G03
Definisi Efek
Rumah Kaca ialah sebuah proses pelepasan radiasi termal dari permukaan
planet, dalam bahasan ini khususnya Bumi, yang mana kemudian diserap oleh
gas-gas rumah kaca yang ada di atmosfer dan juga dipantulkan ke segala arah.
Pengertian lain efek rumah kaca, menurut Joseph Fourier (1824) bahwa yang
pertama kali mengusulkan istilah tersebut, adalah proses pemanasan permukaan
suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan
oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Sehingga fenomena efek rumah kaca ini
tidak hanya terjadi di Bumi tetapi juga planet lain seperti Venus, Mars, dan
lainnya.
Efek
Rumah Kaca disebabkan oleh adanya radiasi dari sinar matahari. Bumi mendapatkan
energi dari matahari melalui sinarnya kemudian energi tersebut sebagian diserap
oleh permukaan bumi yang kemudian menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi dan
juga atmosfer bawah. Seiring dengan penyerapan energi tersebut, bumi juga
mengalami pendingan atau pelepasan energi tersebut dalam bentuk yang lain yaitu
radiasi inframerah. Radiasi tersebut lepas dari permukaan bumi menuju ke
atmosfer, beberapa dapat lolos dari atmosfer bumi dan lepas ke luar angkasa,
sementara lainnya ada yang diserap oleh gas efek rumah kaca yang membuat
kondisi atmosfer menghangat. Saat atmosfer menghangat, bumi juga ikut naik
temperaturnya.
Menurut
U.S. EPA, bahwa secara global emisi gas rumah kaca paling banyak berasal dari
aktivitas manusia terutama kegiatan ekonomi. Adapun tiga besar penyebab gas
rumah kaca terbesar secara global, yaitu:
- Energi berkontribusi paling besar yaitu
26%. Pembakaran batu bara, gas alam, dan minyak bumi untuk listrik menghasilkan
gas rumah kaca.
- Industri berkontribusi sebesar 19%
sehingga berkontribusi kedua terbanyak pada efek rumah kaca. Hal ini disebabkan
mayoritas industri menggunakan minyak bumi sebagai sumber energinya.
- Penggunaan lahan dan penebangan hutan
berkontribusi ketiga yaitu sebesar 17%. Emisi gas rumah kaca dari sektor ini
biasanya termasuk karbon dioksida (CO2) dari deforestasi, pembebasan lahan, dan
juga agrikultur. Kebakaran hutan dan pelapukan juga berkontribusi dalam
pembentukan gas karbon dioksida.
- Hal-hal signifikan lain penyebab gas rumah
kaca yaitu pertanian, transportasi, perumahan, serta pengolahan limbah dan air
limbah.
Dampak
Efek Rumah Kaca
Adanya
Efek Rumah Kaca ini tentu berdampak besar bagi bumi. Berikut beberapa dampak
yang disebabkan oleh fenomena Efek Rumah Kaca :
- Perubahan Iklim
Daerah
hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan
- Meningkatnya Permukaan Laut
Berkurangnya
lapisan es di Greenland dan Antartika berkontribusi sebesar 0.4 mm pertahun.
- Meningkatnya Suhu Global
Pemanasan
yang terjadi pada sistem iklim bumi merupakan hal yang jelas terasa, seiring
dengan banyaknya bukti dari pengamatan kenaikan temperatur udara dan laut,
pencairan salju dan es di berbagai tempat di dunia, dan naiknya permukaan laut
global.
- Gangguan Ekologis
Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan.
- Dampak Sosial Dan Politik
Perubahan
cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas (heat stroke), penyebaran penyakit melalui air
(Waterborne Diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne
diseases) hingga kematian.
Cara
Mengatasi Pemanasan Global Akibat Efek Rumah Kaca :
- Membudayakan sikap hemat listrik
Listrik dari pembangkit listrik saat ini kebanyakan menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan karbon dioksida. Semakin banyak penggunaan listrik, maka semakin banyak gas buangan yang berupa karbon dioksida sehingga efek rumah kaca bisa semakin memburuk.
Listrik dari pembangkit listrik saat ini kebanyakan menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan karbon dioksida. Semakin banyak penggunaan listrik, maka semakin banyak gas buangan yang berupa karbon dioksida sehingga efek rumah kaca bisa semakin memburuk.
- Menanam pohon sebanyak mungkin dan menjaga
hutan
Pohon dan jenis tumbuhan berklorofil lainnya memiliki peran yang besar dalam membersihkan udara karena tumbuhan berklorofil memiliki kemampuan untuk mengolah karbon dioksida, air, sinar matahari dan unsur hara menjadi bahan organik dan oksigen.
Pohon dan jenis tumbuhan berklorofil lainnya memiliki peran yang besar dalam membersihkan udara karena tumbuhan berklorofil memiliki kemampuan untuk mengolah karbon dioksida, air, sinar matahari dan unsur hara menjadi bahan organik dan oksigen.
- Kurangi penggunaan alat transportasi
berbahan bakar minyak
Pembakaran menghasilkan gas karbon dioksida sebagai gas buangan.
Pembakaran menghasilkan gas karbon dioksida sebagai gas buangan.
- Mengolah sampah dengan baik
Tidak semua sampah harus dibakar karena ada jenis sampah yang juga bisa di daur ulang.
Tidak semua sampah harus dibakar karena ada jenis sampah yang juga bisa di daur ulang.
- Kurangi penggunaan alat yang menggunakan
CFC
CFC merupakan salah satu senyawa yang turut berperan menimbulkan efek rumah kaca. Karena itulah pengurangan penggunaan alat yang menggunakan CFC merupakan cara mengatasi efek rumah kaca dan pemanasan global yang cukup ampuh.
CFC merupakan salah satu senyawa yang turut berperan menimbulkan efek rumah kaca. Karena itulah pengurangan penggunaan alat yang menggunakan CFC merupakan cara mengatasi efek rumah kaca dan pemanasan global yang cukup ampuh.
- Menerapkan sistem budidaya pertanian dan
peternakan yang baik
Sistem budidaya pertanian dengan menggunakan bahan kimia sintetik yang berupa pupuk dan pestisida bisa menyebabkan kerusakan dan pencemaran pada lingkungan.
Sistem budidaya pertanian dengan menggunakan bahan kimia sintetik yang berupa pupuk dan pestisida bisa menyebabkan kerusakan dan pencemaran pada lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA :
- www.iaea.org/inis/collection/NCLCollectionStore/_Public/40/004/40004029.pdf
(diunduh pada
11/08/2018)
- jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/download/732/649
(diunduh pada 11/08/2018)
- https://carapemanasanglobal.blogspot.com/2016/04/efek-rumah-kaca-dan-pemanasan-global.html
(diunduh pada 11/08/2018)
- Hidayat, Atep Afia, dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia,
Industri, dan Teknologi Hijau. Jakarta : Pantona Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.