Pendahuluan
Pandangan
bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah urban saat ini mulai kembali, dengan adanya
fakta hujan yang bersifat asam turun di daerah pedesaan, perkebunan dan wilayah
hutan. Hujan asam merupakan karakteristik dari polusi regional. Hal
ini disebabkan atmosfer dapat mengangkat berbagai zat pencemar termasuk senyawa
asam, ratusan kilometer jauhnya sebelum menjatuhkannya ke
permukaan bumi.
Artinya,
terjadinya pencemaran tidak berada hanya di daerah sumber pencemar, tetapi bisa
terjadi di wilayah yang cukup jauh sampai ribuan kilometer.
terjadi di wilayah yang cukup jauh sampai ribuan kilometer.
Pembahasan
Hujan Asam
Terjadinya
hujan asam, terutama disebabkan oleh pencemaran udara baik yang berasal dari hasil
pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam dalam
kegiatan industri dan transportasi dengan kendaraan bermotor, yaitu
gas-gas oksidanitrogen (NO dan NO2), serta oksida belerang (SO2 atau
SO3), Gas-gas pencemar ini masuk ke atmosfer terendah yaitu di lapisan troposfer yang
kemudian mengalami reaksi fotokimia dan selanjutnya bereaksi dengan air.
sulfur
oksida adalah yang cukup signifikan penyebab terjadinya hujan
asam.
Dampak Hujan Asam
Hujan
asam telah menimbulkan masalah besar terutama di daratan Eropa dan Amerika serta di
negara Asia termasuk Indonesia. Dampak negatif dari hujan asam selain
rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam juga
terjadinya kerusakan lingkungan terutama pengasaman (acidification)
badan-badan air, seperti danau dan sungai.
Ribuan
danau airnya telah bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik atau dikenal
dengan “danau mati”. Di samping merusak ekosistem perairan, hujan asam
mengancam komoditi pertanian serta menimbulkan kerusakan hutan. Sejak tahun
1986 kerusakan hutan di 15 negara Eropa telah mencapai 30,7 Ha. Kerusakan hutan akibat hujan asam
akan semakin meluas dan meningkat kerusakannya seiring dengan semakin
meningkatnya emisi gas SO2 dan NOx (NO2 dan NO) dari sumber antropogenik.
Kesimpulan
Terjadinya
hujan asam, terutama disebabkan oleh pencemaran udara baik yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar
fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam dalam kegiatan industri dan
transportasi dengan kendaraan bermotor, yaitu gas-gas oksidanitrogen
(NO dan NO2), serta oksida belerang (SO2 atau SO3. Gas-gas
pencemar ini masuk ke atmosfer
Usaha
menanggulangi terjadinya hujan dapat dilakukan dengan jalan mengurangi emisi gas NOx
dan SO2 dari sumber antropogenik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.