ABSTRAK
Biodiesel adalah energi alternatif yang dapat menggantikan bahan baku diesel. Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar memiliki banyak keuntungan di antaranya berasal dari sumber yang dapat diperbaharukan dan mudah ditemukan. Biodiesel dapat dibuat menggunakan minyak jelantah. Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar motor diesel merupakan suatu cara pegurangan limbah (minyak jelantah) yang menghasilkan nilai ekonomis serta menciptakan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar solar. Minyak jelantah memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi bahan bakar biodiesel karena memiliki asam lemak yang tinggi.
kata kunci : biodiesel, minyak jelantah, motor, diesel, kimia hijau
PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk mengurangi kebutuhan bahan bakar untuk transportasi adalah menciptakan bahan bakar alternatif, seperti biodiesel dan bioetanol. Biodiesel, yang terdiri dari campuran mono-alkil ester dari rantai panjang asam lemak, adalah bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewan. Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar memiliki banyak keuntungan di antaranya berasal dari sumber yang dapat diperbaharui dan mudah ditemukan, mudah terurai secara biologis, dan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, kecuali NOx (Haas dkk., 2001; Canakci dan van Gerpen, 2003). Biodiesel memiliki bilangan setana dan titik nyala lebih tinggi sehingga lebih mudah disimpan. Selain itu biodiesel tersedia dalam bentuk cairan sehingga memudahkan transportasinya.
Salah satu bahan baku untuk pembuatan biodiesel adalah minyak jelantah. Seiring dengan meningkatnya konsumsi minyak goreng, maka potensi minyak jelantah juga akan meningkat. Selama ini minyak jelantah masih dimanfaatkan dalam pengolahan bahan makanan. Penggunaan minyak jelantah untuk pengolahan makanan bisa membahayakan kesehatan karena trigliserida yang ada sudah mengalami kerusakan dan bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel merupakan salah satu alternatif yang perlu dikaji dalam pemanfaatan minyak jelantah.
PERMASALAHAN
Dalam perkembangan jaman bertambahnya mesin atau motor maka akan mempengaruhi konsumsi bahan bakar minyak yang meningkat, keterbatasan kesediaan minyak bumi di dunia ini semakin lama tidak cukup untuk kebutuhan kita sehari-hari. untuk meminimalisir ketergantungan terhadap minyak bumi, maka perlu adanya sumber bahan bakar alternatif. Salah satunya yaitu dengan biodiesel.
PEMBAHASAN
Minyak jelantah memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi bahan bakar biodiesel karena memiliki asam lemak yang tinggi. Komposisi asam lemak minyak jelantah dari minyak goreng sawit ditunjukkan pada tabel berikut:
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah labu leher tiga, kondenser, termometer, neraca analitik, muffle furnace, tube furnace, oven, piknometer, viscometer oswald. Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini yaitu minyak jelantah yang diperoleh dari pedagang gorengan dijalan Merpati Sakti, Panam, Pekanbaru. Bahan kimia yang digunakan adalah metanol sebagai pereaksi, H2SO4 98% sebagai katalis pada reaksi esterifikasi, ZnSO4.7H2O dan Na2CO3 teknis sebagai bahan baku untuk sintesis ZnO. Bahan kimia untuk analisa biodiesel yaitu asam oksalat, asam klorida, KOH, indikator PP, dan etanol 96%.
Pembuatan Biodiesel
Pembuatan Biodiesel Proses esterifikasi dilakukan karena minyak jelantah mempunyai kadar ALB lebih dari 2%. Minyak jelantah diambil sebanyak 100 ml dan dimasukkan kedalam reaktor esterifikasi. Proses dilakukan pada reaktor berpengaduk secara batch dan ditempatkan diatas hot plate sebagai pemanas untuk menaikkan suhu reaksi. Setelah suhu reaksi tercapai 65 oC, kemudian dimasukkan pereaksi metanol dan katalis H2SO4 98% sebanyak 1%-b. Pengaduk mulai dijalankan dan reaksi berlangsung selama 1 jam. Kemudian campuran dipisahkan dengan corong pisah. Lapisan atas berupa katalis H2SO4 dan metanol sisa dipisahkan dari lapisan bawah yang akan dilanjutkan ke tahap reaksi transesterifikasi (Ulfayana dkk, 2014).Setelah reaksi esterifikasi selesai dilanjutkan ke tahap reaksi transesterifikasi dengan kondisi operasi pada temperatur 65 oC, kecepatan pengadukan 350 rpm. kemudian ditambahkan katalis ZnO (0,5%, 0,6% dan 0,7%) ke dalam reaktor. Waktu awal reaksi mulai dihitung setelah katalis diumpankan ke dalam reaktor. Reaksi transesterifikasi berlangsung selama 50 menit, 75 menit, dan 100 menit. Setelah proses selesai, campuran dalam reaktor dipisahkan menggunakan corong pisah.
Biodiesel yang dihasilkan kemudian dilakukan pemurnian. Pemurnian biodiesel bertujuan untuk memisahkan biodiesel dari gliserol, katalis, dan sisa reaktan. Biodiesel kemudian ditimbang untuk menentukan perolehan biodiesel yang dihasilkan dan selanjutnya dianalisis untuk mengetahui karakteristiknya meliputi viskositas dan densitas pada temperature oC, titik nyala, angka asam, angka penyabunan, dan kadar alkil ester (Budiawan dkk, 2013 dalam Adhari, Hamsyah, dkk.2016).
KESIMPULAN
Selain menggunakan BBM yang berasal dari minyak bumi, kita dapat menggantinya dengan bahan baku alternatif seperti biodiesel. Biodiesel dapat dibuat dari minyak jelantah karena minyak jelantah mengandung senyawa - senyawa kasinogeik.
Daftar Pustaka
Adhari, Hamsyah, dkk.2016.Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel Dengan Katalis Zno Presipitan Zinc Karbonat : Pengaruh Waktu Reaksi Dan Jumlah Katalis. Jurnal Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2
Haryanto, Agus, dkk.2015.Produksi Biodiesel Dari Transesterifikasi Minyak Jelantah Dengan Bantuan Gelombang Mikro: Pengaruh Intensitas Daya Dan Waktu Reaksi Terhadap Rendemen Dan Karakteristik Biodiesel. Jurnal AGRITECH, Vol. 35, No. 2
Taufiqurrahmi, N., Mohamed, A. R., Bhatia, S. 2011. Production Of Biofuel From Waste Cooking Palm Oil Using Nanocrystallin Zeolite as Catalyst : Process Optimization Studies. University Sains Malaysia
Ulfayana, S., Bahri, S., dan Helwani, Z. 2014. Pemanfaatan Zeolit Alam Sebagai Katalis Pada Tahap Transesterifikasi Pembuatan Biodiesel Dari Sawit Off Grade. Jurnal. Program Sarjana Teknik Kimia. Universitas Riau. Pekanbaru.
Yandri, V.R.2012.Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Biodiesel Untuk Bahan Bakar Bus Kampus Unand Di Padang. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol. 1, No. 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.