Oleh: Marselina Umasugi (@F13-Marselina)
Sasaran akhir kebijakan
pembangunan perkebunan adalah meningkatkan tingkat ekspor produksinya dan juga
untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas
dan meningkatkan efisiensi produksinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kinerja kapas-pertanian untuk mengumpulkan data input-outputnya,
fungsi data produksi theototton termasuk kemungkinan produksi perbatasan, dan
juga melihat variabel mana yang dapat mempengaruhi fungsi produksi. Hasilnya
menunjukkan bahwa rata-rata TE (TechnicalEfficiency) untuk petani kapas sampel
adalah 0,70 pada distribusi normal. Penerapan teknologi baru pada kapas
molekuler transgenik dan kerjasama dengan perusahaan operasional kemungkinan
dapat memberi alternatif calon petani di masa depan karena memberikan manfaat
agreater dari pada yang mereka dapatkan sebelumnya dengan menanam kapas
varietas lokal. Hal ini didukung oleh analisis sensitivitas dimana harga biji
kapas berkurang sehingga petani masih diuntungkan. Biji kapas transgenik
memiliki tingkat perkecambahan dan kelayakan yang lebih baik serta kualitas dan
kualitas produksi panennya yang lebih tinggi. Hasil ini dapat dicapai hanya
jika semua persyaratan agronomi fisik seperti tahap vegetatif agro-iklim yang
menguntungkan dipenuhi secara memadai selain pemupukan yang direkomendasikan.
Kata Kunci : Kapas
Isi
Kapas adalah serat yang dihasilkan oleh tanaman kapas (Gossypium hirsitum) tanaman
kapas ini mempunyai banyak species dan diperkirakan sejumlah 30-40species yang
tersebar diseluruh belahan dunia dari daerah yang beriklim tropis
hinggasubtropis. Sedangkan yang paling banyak digunakan untuk produksi pakaian
adalah tanaman kapas jenis Gossypium hirsitum yang tingkat penggunaanya
mencapai 90%dari produksi kapas didunia.
Produksi Serat
Produksi serat dari tahun ketahun dapat dikatakan tetap. Tetapi presentasi
terhadap seluruh produksi serat-serat tekstil makin lama makin menurun karena
kenaikan yang pesat dari produksi serat-serat kain buatan.
Hal ini disebabkan karena pengembangan serat-serat alam terbatas pada luas
tanah dan iklim.
Menurut asal seratnya, maka serat dapat digolongkan
menjadi:
- Serat alam, ialah
serat yang telah tersedia di alam
- Serat buatan, ialah
serat yang dibuat oleh manusia
Proses pemintalan
Secara umum proses
pemintalan benang dibagi atas tahap-tahap berikut :
- Pembukaanà proses memisahkan
serat-serat mentah menjadi gumpalan-gumpalan serat atau serat tunggal.
- Mencampuràmencampur jumbai-jumbai
serat.
- Membersihkanàmembuang benda-benda
asing dalam serat mentah.
- Carding àmemisahkan serat menjadi
elemen tunggal
- Doubling àsaling menutupi
ikatan-ikatan serat
- Pereganganàperegangan dan finning
ikatan-ikatan benang
- Twisting àmemberi pilihan yang
cocok pada ikatan-ikatan serat
Proses pembuatan benang
menjadi kain
- Ginning
- Spinning
- Waving
- Treatment
- Finishing
Daftar Pustaka
Hidayat,
Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau.Jakarta:
Pantona Media
Nugraheni,
Artha. 2013. Proses Pembuatan dari Serat Sampai
Menjadi Pakaian. https://arthanugraheni.wordpress.com/2013/12/16/proses-pembuatan-dari-serat-sampai-menjadi-pakaian/ diakses
tanggal 03 Februari 2017
Syam, Amirudin. 2012. Analisis Efisiensi
Produksi Komoditas Kapas. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=12985 diakses
tanggal 03 Februari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.