Abstrac
Bioteknologi merupakan terapan dari biologi dan
biokimia yang melibatkan pembuatan dan modifikasi bahan genetika dan organisme
untuk kepentingan tertentu .bioteknologi dapat diterapkan ke beberapa bidang
dalam kehidupan sehari-hari ,salah satunya adalah di sector energy .
Dengan telah dirumuskannya kebijakan strategis
pengelolaan energi nasional tahun 2005-2025 yang berprinsippada kebijakan
harga, diversifikasi, dan konservasi energi, maka Indonesia telah berada di
jalur yang benar.
Diversifikasi energi adalah pemanfaatan energi
alternatif, salah satunya adalah bahan bakar nabati, yang merupakan energi
alternatif yang mudah diperoleh. Beberapa kendala yang dihadapi adalah adanya
kompetisi dengan penyediaan bahan pangan; struktur biaya produksi yang
tergantung dengan skala produksi, struktur pasar yang belum terkonsolidasi dan
ketersediaan bahan penunjang produksi bahan baku.
Menggunakan bioteknologi dalam sumber-sumber energi
alternatif mungkin menjadi gelombang masa depan yang sangat baik dan mempunyai
potensi untuk menggerakkan mobil dan penerangan rumah masa depan.
Kata
kunci: energi, energi alternatif, bahan bakar nabati
ISI
Permintaan energi untuk keperluan industri,
transportasi dan kebutuhan rumah tangga akan terus meningkat sedangkan bahan bakar
yang berasal dari fosil kapasitasnya semakin menurun, sehingga perlu dicari
alternatifnya. Penelitian terus berupaya mendapatkan energi yang dapat bersaing
dan banyak yang melakukan melalui pendekatan secara bioteknologi dalam mencari
sumber-sumber energy alternatif sebagai pilihan untuk mensuplai bahan bakar.
Biomassa adalah hasil dari bioteknologi dalam sumber-sumber energi alternatif.
Biomassa adalah bahan organik yang terbuat dari
tumbuhan atau hewan dan berasal dari residu pertanian dan kehutanan, kota dan
limbah industri dan perairan darat dan tumbuh tanaman khusus untuk keperluan
energi. Biomassa yang merupakan sumber energi terbarukan dapat diubah menjadi
energi dan digunakan sebagai alternatif minyak bumi.
Penggunaan biomasa di bidang bioteknologi energi
alternatif menggunakan teknologi ramah lingkungan. Etanol dan biodiesel berasal
dari tanaman pertanian seperti kelapa sawit, jagung dan kedelai dan sedang
meningkat digunakan dengan cara biokonversi. Dari semua bahan bakar nabati,
yang paling banyak digunakan adalah bio-etanol dan merupakan alternative yang
sangat baik untuk bensin. Hal ini juga digunakan untuk meningkatkan tingkat
oktan dan mengurangi polusi.
Bio-etanol adalah bahan bakar berbasis alkohol yang
terbuat dari gula dan pati ditemukan dalam jagung, sorgum biji-bijian dan
gandum oleh fermentasi dan proses penyulingan. Biopremium adalah campuran
premium dengan etanol atau bahan bakar cair yang merupakan hasil percampuran
98% premium dan 2% ethanol. Bioetanol yang dipakai sebagi campuran premium ini
di ambil dari ubi kayu. Namun kadar etanol disini hanya 2% artinya pengunaan
minyak bumi sebagai energi yang tidak dapat diperbaharui masih sangatlah besar.
Pemanfaatan bio-etanol apabila kita bandingkan dengan Amerika Serikat dan
Brasil yang sudah menggunakan bahan bakar tersebut dikenal sebagai gasohol di
Amerika Serikat dan di Brasil sebagai bensin tipe C. Dua campuran umum di AS
adalah E10 dan E85 yang mengandung 10% dan 85% etanol. Sedangkan campuran yang
umum di Brasil adalah bensin tipe C dan jenis oktan tinggi, yang mengandung
20-25% ethanol .
Etanol ini diperoleh dari proses sintesa kimia yang
disebut hidrasi, sedangkan bioetanol direkayasa dari biomassa (tanaman) melalui
proses biologi (enzimatik dan fermentasi).
Bahan baku bioetanol sebagai berikut :
1. Bahan
berpati, singkong, atau ubi kayu, ubi jalar,tepung sagu, biji jagung, biji
sorgum,gandum kentang, ganyong, garut, umbi dahlia, dan lain-lain.
2. Bahan
bergula, berbentuk molasess (tetes tebu), nira tebu, nila kelapa, nila batang
sorgum manis, nira aren (enau), nira nipah, gewang, nira lontar dan lain-lain.
3. Bahan
berselulosa, berupa limbah logging,limbah pertanian seperti jerami padi, ampas
tebu, jenggel(tongkol) jagung, onggok (limbah tapioka), batang pisang, serbuk
gergaji (grajen) dan lain-lain.
Saat ini bio-massa cukup tersedia untuk mengganti
30% dari seluruh konsumsi bensin saat ini. Penggunaan bioteknologi dalam
sumber-sumber energy alternatif memang muncul banyak pilihan untuk masa depan
kita untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dari fosil dan menjadi lebih
mandiri dan ramah lingkungan. Menggunakan bioteknologi dalam sumber-sumber
energi alternatif mungkin menjadi gelombang masa depan yang sangat baik dan
mempunyai potensi untuk menggerakkan mobil dan penerangan rumah masa depan
Kesimpulan
Pengembangan industri bahan bakar nabati memberikan
peluang bagi Negara berkembang untuk memanfaatkan potensi biomassa sehingga
dapat memberikan kontribusi positif dalam mengupayakan pencapaian target yang
telah dicanangkan dalam MDG.
Berdasarkan perhitungan produksi biopremium akan
ekonomis jika harga minyak bumi diatas 40 dolar Amerika per barrel. Pemanfaatan
bioteknologi menjadi pilihan terbaik dalam meningkatkan produktivitas untuk
menghasilkan energy alternatif yang berkelanjutan yang menggunakan bahan baku
biomassa. Industri bioteknologi adalah rantai nilai yang mengkonversikan produk
pertanian dan limbah pertanian menjadi gula melalui proses kimia/fisika dengan
atau tanpa enzim dan konversi dari gula memanfaatkan biokatalis atau fermentasi
mikroba menjadi bioenergi, bahan dasar kimia, biomaterial dan bioplastik
termasuk bahan kimia adi (fine chemicals); bahan perantara untuk industry
farmasi; dan bahan baku industry makanan.
Indonesia yang saat ini bukan merupakan Negara
pengekspor minyak bumi dan telah menjadi Negara pengimpor maka perlu memikirkan
memanfaatkan devisa impor minyak bumi untuk membangun industri bahan bakar
nabati nasional. Paradigma merubah dan membangun ekonomi dengan pembangunan
bahan bakar nabati sangat bermanfaat tidak saja dipandang dari upaya mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi namun juga sangat bermanfaat
untuk penggunaan bahan bakar yang tidak merusak lingkungan dan keamanan
nasional dan internasional.
Daftar
Pusaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil mei 2017 Kimia,
industry dan teknologi hijau , Pantona media
Prastowo, Bambang.. Bahan Bakar Nabati Asal Tanaman
Perkebunan Sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah Untuk Rumah Tangga.
Perspektif, Vol. 6, No.1, hal. 10-18 (Juni). 2007
Prastowo, Bambang. Potensi Sektor Pertanian Sebagai
Penghasil dan Pengguna Energi Terbarukan. Perspektif, Vol. 6, No. 2, hal. 84-
92, 2007
Sipayung,
Tungkot. Era Baru Agrobisnis. Suara Pembaruan, 17 Juni 2008.
http://repository.upnyk.ac.id/535/1/2_Peran_Bioteknologi_Dalam_Mendukung_Energi_Berkelanjutan.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.