Abstrak
Green chemistry merupakan kajian di
bidang kimia yang relatif baru yang memfokuskan
kajiannya pada penerapan sejumlah
prinsip kimia dalam merancang menggunakan atau
memproduksi bahan kimia untuk
mengurangi pemakaian atau produksi bahan berbahaya yang
dapat mengganggu kesehatan mahluk
hidup dan pelestarian lingkungan.
Kajian green chemistry ini mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya, karena penerapan metode pemacahan masalah secara inovatif terhadap masalah lingkungan. Mengingat pentingnya green chemistry sebagai pendekatan untuk pencegahan pencemaran akibat bahan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan, maka konsep green chemistry perlu diaplikasikan dalam pembelajaran kimia di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi, khususnya
Kajian green chemistry ini mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya, karena penerapan metode pemacahan masalah secara inovatif terhadap masalah lingkungan. Mengingat pentingnya green chemistry sebagai pendekatan untuk pencegahan pencemaran akibat bahan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan, maka konsep green chemistry perlu diaplikasikan dalam pembelajaran kimia di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi, khususnya
dalam kegiatan praktikum di
laboratorium.
Pendahuluan
Abad ke-21 ditandai oleh
perkem-bangan yang pesat di bidang teknologi telekomunikasi dan transportasi
yang mengakibatan peningkatan percepatan mobilisasi berbagai produk termasuk
sumber daya manusia. Perkembangan
tersebut menuntut SDM yang berkua-litas, oleh karena itu upaya meningkat-kan
kualitas SDM menjadi agenda pembangunan yang teramat penting. Dalam upaya
meningkatkan kualitas SDM, pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis,
menyadari akan hal tersebut pemerintah terus melaku-kan kebijakan yang
berkaitan dengan
peningkatan mutu, relevansi dan
efisi-ensi dalam sistem pendidikan nasional. Untuk meningkatan mutu pendidikan,
peningkatan kualitas tenaga pengajar atau guru sangatlah relevan, karena guru
sebagai pengajar menjadi bagian yang penting dalam melakukan proses
pembelajaran di sekolah.
Pada saat ini muncul berbagai
pendekatan dalam pembelajaran, semua ini merupakan upaya agar siswa dapat
belajar secara optimal. Banyak ragam inovasi dalam pembelajaran dikembangkan
sebagai upaya antisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Green Chemistry?
Pengertian secara umum green chemistry adalah suatu
metode
baru untuk mengurangi bahaya bahan kimia, disamping memproduksi produk dengan
cara yang lebih efisien dan lebih hemat. (Kenneth & James,2004).
Berdasarkan pengertian dan definisi
tentang konsep green chemistry tersebut di atas, maka konsep ini dalam pembelajaran
kimia dapat diterapkan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rashmi Sanghi (2003)
pada sintesa senyawa organik dan prosesnya yang ramah
lingkungan atau berorientasi green chemistry harus memenuhi
beberapa persyaratan yaitu:
a) menghindari limbah,
b) efisiensi atom,
c) menghindari
penggunaan dan produksi bahan kimia yang beracun dan berbahaya,
d) menghasilkan senyawa-senyawa dengan hasil yang lebih baik atau sama,
e) dapat dibiodegradasi,
f) mengurangi
energi yang dibutuhkan,
g) menggunakan bahan yang dapat didaur ulang, dan
h) menggunakan katalis.
Upaya memperbaiki lingkungan dan memecahan masalah lingkungan yang ditawarkan dalam green chemistry. Akan tetapi, pemecahan masalah tersebut dapat dikelompokkan dalam dua komponen yaitu pemecahan masalah yang berkaitan dengan bahan mentah (feedstock) dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan kondisi reaksi.
Menurut Anastas & Warner hal yang penting dalam green chemistry adalah:
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan
perobahan reaksi secara selektif
dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu.
Selanjutnya Anastas & Warner mengusulkan 12 prinsip green chemistry yang perlu dipertimbang-kan, yaitu :
1) Pencegahan terbentuknya bahan buangan beracun akan
lebih baik dari pada menangani atau membersihkan bahan buangan tersebut.
2) Mengekonomiskan atom dalam merancang metode sintesis
3) Sintesis bahan kimia yang tidak atau kurang berbahaya
bagi kesehatan manusia dan lingkungannya.
4) Merancang produk bahan kimia yang lebih aman, walaupaun
sifat racunnya dikurangi tetapi fungsinya tetap efektif.
5) Menggunakan pelarut dan bahan
- bahan pendukung yang lebih aman dan tidak berbahaya.
6) Rancangan untuk efisiensi energi.
7) Penggunaan bahan dasar yang dapat diperbaharui.
8) Mengurangi turunan (derivatives) yang tidak
penting
9) Menggunakan katalis untuk meningkatkan selektifitas
dan meminimalkan energi.
10) Merancang produk-produk kimia yang dapat terdegradasi menjadi produk yang tidak berbahaya.
11) Analisis serentak
untuk mencegah polusi.
12) Bahan kimia yang digunakan dalam proses kimia dipilih
yang lebih aman
untuk mencegah kecelakaan.
Menurut Santoso (2008) yang dikutip Hidayat, dan Muhamad Kholil dalam Kimia Industri dan Teknologi Hijau (2017), pengurangan dampak negatif yang dapat dilakukan melalui penggunaan bahan bakar yang terbaharukan, penggunaan proses dan bahan kimia (reaktan, pelarut, dan katalis) yang ramah lingkungan, penghematan penggunaan energi dan bahan dasar, peningkatan efisiensi untuk meminimalkan pembentukan produk samping dan limbah, serta menghasilkan produk yang aman.
Berdasarkan catatan Santoso (2008) yang mengutip pendapat Koch (2007), bahwa dalam 50 tahun kedepan, terdapat 10 masalah besar yang dihadapi umat manusia, mulai dari masalah energi, air, makanan, lingkungan, kemiskinan, terorisme dan perang, penyakit, pendidikan, demokrasi dan populasi.
Daftar Pustaka
Menurut Santoso (2008) yang dikutip Hidayat, dan Muhamad Kholil dalam Kimia Industri dan Teknologi Hijau (2017), pengurangan dampak negatif yang dapat dilakukan melalui penggunaan bahan bakar yang terbaharukan, penggunaan proses dan bahan kimia (reaktan, pelarut, dan katalis) yang ramah lingkungan, penghematan penggunaan energi dan bahan dasar, peningkatan efisiensi untuk meminimalkan pembentukan produk samping dan limbah, serta menghasilkan produk yang aman.
Berdasarkan catatan Santoso (2008) yang mengutip pendapat Koch (2007), bahwa dalam 50 tahun kedepan, terdapat 10 masalah besar yang dihadapi umat manusia, mulai dari masalah energi, air, makanan, lingkungan, kemiskinan, terorisme dan perang, penyakit, pendidikan, demokrasi dan populasi.
Daftar Pustaka
- Menurut Santoso (2008) yang dikutip Hidayat, dan Muhamad Kholil dalam Kimia Industri dan Teknologi Hijau (2017), Jakarta, Pantona Media
- Williamson, Kenneth L., 1989. Macroscale&Microscale Organic Experiments.Toronto : DC Health and Company Lexington.
-
Anastas, P.T & Warner J.C. , 1998. Green Chemistry : Theory and Practices, NewYork : OxfordUniversity PressNurbaity, Pendekatan Green Chemistry Suatu Inovasi Dalam Pembelajaran Kimia Berwawasan Lingkungan , Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.