Oleh : Siti Fatimatuzzahra (F08-Siti)
Abstrak
Dikenalnya Negara Indonesia sebagai Negara Agraris pastilah karena sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian dengan bercocok tanam, dan struktur alam Indonesia yang sangat memungkinkan dijadikan lahan pertanian. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan/pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma. Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian. Pestisida secara umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan dikendalikan populasinya. Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin.
Kata Kunci : Pencemaran Lingkungan, Pestisida
Isi Pembahasan
Dikenalnya Negara Indonesia
sebagai Negara Agraris pastilah karena sebagian besar penduduk Indonesia
bermata pencaharian dengan bercocok tanam, dan struktur alam Indonesia yang
sangat memungkinkan dijadikan lahan pertanian. Menurut Suwanto (1994), kondisi
pertanian di Indonesia di masa mendatang banyak yang akan diarahkan untuk
kepentingan agroindustri. Salah satu bentuknya akan mengarah pada pola
pertanian yang makin monokultur, baik itu pada pertanian darat maupun akuakultur.
Dengan kondisi tersebut, maka berbagai jenis penyakit yang tidak dikenal atau
menjadi masalah sebelumnya akan menjadi kendala bagi peningkatan hasil berbagai
komoditi agroindustri. Peningkatan sektor pertanian memerlukan berbagai sarana
yang mendukung agar dapat dicapai hasil yang memuaskan dan terutama dalam hal
mencukupi kebutuhan nasional dalam bidang pangan/sandang dan meningkatkan
perekonomian nasional dengan mengekspor hasil ke luar negeri. Sarana-sarana
yang mendukung peningkatan hasil di bidang pertanian ini adalah alat-alat
pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang termasuk di dalamnya adalah pestisida.
Peranan Pestisida Dalam
Pertanian
Pestisida adalah bahan kimia yang
digunakan untuk mengendalikan perkembangan/pertumbuhan dari hama, penyakit dan
gulma. Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian.
Pestisida secara umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan dikendalikan
populasinya. Insektisida, herbisida, fungsida dan nematosida digunakan untuk
mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan nematoda. Jenis
pestisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama dari tikus dan siput
(Alexander, 1977). Berdasarkan ketahanannya di lingkungan, maka pestisida dapat
dikelompokkan atas dua golongan yaitu yang resisten dimana meninggalkan
pengaruh terhadap lingkungan dan yang kurang resisten. Pestisida yang termasuk
organochlorines termasuk pestisida yang resisten pada lingkungan dan
meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan
melalui rantai makanan, contohnya DDT, Cyclodienes, Hexachlorocyclohexane
(HCH), endrin.
Dampak Negatif Pestisida
Terhadap Lingkungan Pertanian
Peningkatan kegiatan agroindustri
selain meningkatkan produksi pertanian juga menghasilkan limbah dari kegiatan
tersebut. Penggunaan pestisida, disamping bermanfaat untuk meningkatkan
produksi pertanian 3 tapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
pertanian dan juga terhadap kesehatan manusia.
Dalam penerapan di bidang
pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran. Kurang lebih hanya
20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke
tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan
pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida
dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat,
CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya (Sa’id, 1994).
Penyemprotan dan pengaplikasian
dari bahan-bahan kimia pertanian selalu berdampingan dengan masalah pencemaran
lingkungan sejak bahanbahan kimia tersebut dipergunakan di lingkungan. Sebagian
besar bahanbahan kimia pertanian yang disemprotkan jatuh ke tanah dan
didekomposisi oleh mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di atmosfer
dimana akan diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan dan jatuh ke
tanah (Uehara, 1993). Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran
sungai dan danau yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut
pada aliran permukaan, terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan
aliran air tanah. Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahanbahan
kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi
pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan
keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah
fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.
Berdasarkan data yang diperoleh Theresia (1993) dalam Sa’id (1994), di
Indonesia kasus pencemaran oleh pestisida menimbulkan berbagai kerugian. Di
Lembang dan Pengalengan tanah disekitar kebun wortel, tomat, kubis dan buncis
telah tercemar oleh residu organoklorin yang cukup tinggi. Juga telah tercemar
beberapa sungai di Indonesia seperti air sungai Cimanuk dan juga tercemarnya
produk-produk hasil pertanian.
Dampak negatif pestisida terhadap
kesehatan manusia, baik secara langsung maupun tak langsung yang dihubungkan
dengan sifat dasar bahan kimianya (Keman, 2001 dan Djojosumarto, 2000):
a. Organoklorin (OK) Merupakan
racun kontak dan racun perut. Merugikan lingkungan dan kesehatan masyarakat
karena sifat persistensinya sangat lama di lingkungan, baik di tanah maupun
jaringan tanaman dan dalam tubuh hewan. Persistensi organoklorin menimbulkan
dampak negatif seperti biomagnifikasi dan masalah keracunan kronik yang
membahayakan. Herbisida senyawa 2,3,7,8-TCDD merupakan senyawa toksik untuk
ternak termasuk manusia, masuk lewat kontak kulit atau saluran pencernakan,
menginduksi enzim oksidase, karsinogen kuat, teratogenik serta menekan reaksi
imun. Toksisitas golongan organoklorin ini yaitu sebagai anastesi, narkotik dan
racun sistemik. Cara kerja spesifiknya adalah sebagai depressant system saraf
pusat (narkosis), kerusakan jaringan liver dan kerusakan jaringan ginjal.
b. Organofosfat (OP) Merupakan
racun kontak, racun perut maupun fumigan. Toksisitas karena paparan senyawa ini
meliputi system syaraf melalui inhibisi enzim kolinesterase. c. Karbamat
Seperti halnya golongan organofosfat, toksisitasnya dengan penghambatan
aktivitas enzim kolinesterase pada sistem syaraf.
Pada masa sekarang ini dan masa
mendatang, orang lebih menyukai produk pertanian yang alami dan bebas dari
pengaruh pestisida walaupun produk pertanian tersebut di dapat dengan harga
yang lebih mahal dari produk pertanian yang menggunakan pestisida (Ton, 1991).
Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam
kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin.
Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi
dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar matahari dan
tidak mudah terurai (Sa’id, 1994).
Upaya Penanggulangan
Pencemaran Pestisida
Pencemaran dari residu pestisida
sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan, sehingga pelu adanya
pengendalian dan pembatasan dari penggunaan pestisida tersebut serta mengurangi
pencemaran yang diakibatkan oleh residu pestisida. Kebijakan global pembatasan
penggunaan pestisida sintetik yang mengarah pada pemasyarakatan teknologi
bersih (clean technology) yaitu pembatasan penggunaan pestisida sintetik untuk
penanganan produk-produk pertanian terutama komoditi andalan untuk eksport
(Suwahyono, 1996). Dalam hal ini berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi
dampak negatif pestisida dan mencegah pencemaran lebih berlanjut lagi.
KESIMPULAN
Pestisida adalah bahan-bahan
kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk mengendalikan hama dan jasad
pengganggu lainnya. Pestisida tidak saja membawa dampak yang positif terhadap
peningkatan produk pertanian, tapi juga membawa dampak negatif terhadap
lingkungan di sekitarnya. Pengarahan dan penggunaan yang lebih tepat kepada
para penggunaan dalam hal pemberian dosis, waktu aplikasi, cara kerja yang
aman, akan mengurangi ketidakefisienan penggunaan pestisida pada lingkungan dan
mengurangi sekecil mungkin pencemaran yang terjadi. Di masa yang akan datang
diharapkan penggunaan pestisida akan berkurang dan lebih selektif dan didukung
oleh adanya penemuan-penemuan baru yang lebih efektif dalam mengatasi gangguan
dari jasad pengganggu ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan Kholil,
Muhammad. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona Media. Jakarta.
Sutanto, Rachman. 2001.
Pencemaran Tanah dan Air Tanah Oleh Pestisida dan Cara Menanggulanginya. Jurnal
Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol 1.
Andriyani, Retno. 2006. Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Akibat Penggunaan Pestisida Pertanian. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 3, No.
1.
Anonim, 2015. Akibat dan Dampak Penggunaan Pestisida dalam http://www.pusatbiologi.com/2013/12/akibat-dan-dampak-penggunaan-pestisida.html pada 3 Februari 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.