Abstrak
Sumber
daya alam yang kian menipis yang dibarengi dengan pertumbuhan populasi penduduk
yang terus meningkat, membuat pemerintah mencari cara agar Indonesia tidak
kehabisan cadangan energi, salah satunya dengan mendorong pertumbuhan industri
hijau. Pengembangan
industri hijau dapat dilakukan melalui beberapa penerapan seperti produksi
bersih (cleaner production), konservasi energi (energy efficiency), efisiensi sumberdaya (resource efficiency eco-design), proses daur ulang, dan low-carbon technology.
Kata Kunci : Industri Hijau, Lingkungan
Isi Pembahasan
Sumber
daya alam yang kian menipis yang dibarengi dengan pertumbuhan populasi penduduk
yang terus meningkat, membuat pemerintah mencari cara agar Indonesia tidak
kehabisan cadangan energi, salah satunya dengan mendorong pertumbuhan industri
hijau. Industri hijau adalah industri yang dalam
proses produksinya mengutamakan efisiensi penggunaan sumber daya sehingga mampu
menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Selama ini, industri di Indonesia belum menerapkan skema
industri yang ramah lingkungan. Para pelaku industri belum memperhatikan
faktor-faktor penunjang untuk menjaga kelestarian lingkungan, seperti mesin dan
sistem produksi yang kurang efisien membuat lingkungan hidup di dunia saat ini
terjadi degradasi. Maka itu, semua negara diharapkan mengedepankan pembangunan
berbasis industri hijau agar menghemat dalam penggunaan bahan baku, sumber daya
dan juga energi alternatif.
Industri
hijau atau industri ramah lingkungan merupakan industri yang dalam proses
produksinya mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
secara berkelanjutan, sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
Pengembangan
industri hijau dapat dilakukan melalui beberapa penerapan seperti produksi
bersih (cleaner production), konservasi energi (energy efficiency), efisiensi sumberdaya (resource efficiency eco-design), proses daur ulang, dan low-carbon technology. Melalui penerapan industri hijau akan terjadi efisiensi
pemakaian bahan baku, energi dan air, sehingga limbah maupun emisi yang
dihasilkan menjadi minimal dan proses produksi akan menjadi lebih efisien yang
dapat meningkatkan daya saing produk industri nasional.
Untuk
melestarikan Industri Hijau, beberapa hal yang harus dilakukan untuk para
pelaku dunia Industri untuk menciptakan Industri yang ramah lingkungan, yaitu :
Membuat cerobong asap yang ramah lingkungan
Perusahaan
harus memiliki hati nurani dengan mau peduli terhadap lingkungan hidup
disekitarnya. Asap yang dibuang ke udara harus dimurnikan terlebih dahulu. Ini
dilakukan dengan cara memperpanjang cerobong asap dan membuatnya seperti leher
angsa dimana bagian dasarnya diisi dengan air garam yang selalu bergerak/
berputar untuk memurnikan udara yang lewat. Larutan NaCl tersebut harus selalu
diganti seiring dengan perubahan keasaman (pH) dan kekeruhan yang terjadi. Dinding
cerobong juga dibuat dari bahan yang memiliki afinitas tinggi terhadap polutan.
Membuat sistem pendingin yang ramah lingkungan
Bumi ini
bisa mendinginkan diri sendiri sehingga efek gas rumah kaca tidak merusak
bagian-bagiannya. Komponen pendingin alami adalah (a) udara, (b) air, (c) tanah
dan yang paling efektif adalah (d) tanaman hijau. Penggunaan setiap
bagian-bagian ini sangat menentukan masa depan dunia yang lebih asri dan lebih
sehat. Penggunaan bahan-bahan kimia tertentu untuk mendinginkan pabrik sebaiknya
dibatasi untuk hal-hal yang penting dan mendesak saja.
Memurnikan limbah sebelum dibuang ke TPS/ TPA
Industri
seolah tidak bisa dilepaskan dari bahan kimia. Pemanfaatan bahan-bahan
anorganik untuk memperlancar proses produksi barang tertentu adalah praktek
yang lazim. Bahan kimi yang sudah selesai digunakan akan menjadi limbah yang
sangat berbahaya bagi lingkungan. Tingkat keasaman/ alkalinitas yang tinggi
membawa daya rusak yang tinggi terhadap kehidupan di darat maupun di perairan.
Oleh karena itu perlu memanfaatkan garam untuk menetralisirnya sehingga
menimbulkan efek pencemaran yang minim bahkan nol sama sekali. Baca juga, Cara menetralisir limbah industri.
Menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
Barang
hasil produksi tidak baik jika dapat bertahan lebih lama di alam. Salah satu
produk yang dikenal sangat sulit mengalami degradasi oleh lingkungan adalah
plastik. Alangkah lebih baik jika barang yang diproduksi oleh industri
mengandung unsur-unsur kehidupan. Sehingga apabila ia terbuang di lingkungan
yang lembab akan mengalami pembusukan (degradasi) oleh mikroorganisme. Salah
satu komponen kehidupan sekaligus sebagai bio-aktivator terbaik adalah garam.
Apabila produk yang dihasilkan oleh perusahaan mengandung garam dalam kadar
tertentu niscaya barang jenis ini akan dihancrukan dengan mudahnya oleh
lingkungan.
Agar
proses pembusukan suatu barang tidak terlalu cepat. Alangkah lebih baik jika
prodak yang dihasilakan dilapisi oleh zat kitin/ melamin atau jenis pelapis
lainnya. Agar dalam keadaan kering produk tersebut tetap awet tahan lama. Namun
ketika berada di suhu yang lembab dan basah, zat pelapis tersebut akan luntur/
terdegradasi terlebih dahulu. Pada akhirnya barang tersbut mengalami proses
pembusukan sendiri karena dibantu oleh bio aktivator (NaCl) yang meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja mikroorganisme di lingkungan tersebut.
Perhatikan
waktu yang dibutuhkan lingkungan untuk mendegradasi barang tertentu. Apabila
salah satu produk di atas mengandung garam dalam kadar tertentu niscaya waktu
yang dibutuhkan untuk menghancurkannya lebih cepat.
“Reuse” – Memanfaatkan ulang sisa hasil
produksi yang telah sampai ditangan konsumen.
Produk
tertentu memiliki wadah untuk membuatnya tetap awet dan tahan lama. Jika wadah
ini sampai di tangan konsumen, mereka lebih cenderung membuangnya (karena
mungkin terlalu banyak). Bila perusahaan merelakan sedikit recehan uang
kompensasi agar konsumen mau mengumpulkan wadah produknya. Alhasil, tidak ada
sampah yang menumpuk untuk dibuang melainkan pelanggan membawa kembali sisa
wadah tersebut ke kios/ supermarket tertentu untuk ditukarkan dengan rupiah.
Hal ini juga akan menghembat biaya produksi untuk menghasilkan wadah yang baru.
Akhirnya
semuanya ini akan berkontribusi positif terhadap lingkungan dan juga turut
membuat proses produksi lebih efektif dan efisien. Industri yang cerdas pasti
pro lingkungan akan tetapi perusahaan yang licik berkonspirasi untuk merusak
lingkungan sehingga barang-barang yang diproduksinya makin laris terjual habis.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, Atep
Afia dan Kholil, Muhammad. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau, Jakarta.
Ariyanti,
Melia dan Purwanto. 2014. Analisis Penerapan Produksi Bersih Menuju Industri
Nata De Coco. Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 5, No.
2.
Wardhani,
Kusumo. 2014. Potensi Pembuatan Produk Kemasan
Ramah
Lingkungan Studi Kasus Kota Bandung, Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #1
Volume 1.
Kusumo,
Dian. 2015. Wujudkan Industri Hijau, Ini Cara Menteri Perindustrian dalam https://www.suara.com/bisnis/2015/04/28/190404/wujudkan-industri-hijau-ini-cara-menteri-perindustrian
pada 17 Februari 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.