oleh : @F24-Setiawan, @Proyek D02,
Abstrak
Peranan
bahan bakar fosil masih sulit tergantikan oleh sumber bahan bakar lainnya,
mengenai hal ini Hidayat dan Kholil (2017) menyatakan dalam Parfit (2013) bahwa
dalam suatu hari konsumsi energy dunia mencapai 320miliar kWh. Angka tersebut
berarti setara dengan 22 lampu masing-masing sebesar 100 watt yang menyala
tanpa henti untuk tiap orang di muka bumi. Dalam hal ini cahaya buatan manusia
itu bisa dilihat dari luar angkasa. Selanjutnya dijekaskan bahwa diperkirakan
pada abad mendatang jumlah konsumsi energy dunia akan meningkat menjadi 960
miliar kWh (tiga kali lipat).
Pemanfaatan energi panas bumi untuk
pemanasan air sudah ada sejak zaman
Romawi, namun pemanfaatan pertama untuk
energi listrik dilakukan pada tahun 1904 di Larderello, Italia oleh
Giovanni Conti untuk pabrik Boron
miliknya. Panas yang
mengalir secara terus
menerus dari dalam bumi diperkirakan
setara dengan daya 42 juta MW atau
setara dengan listrik yang
akan digunakan oleh 31,5
milyar rumah.
kata kunci : Geothermal (energi panas bumi)
Isi Pembahasan
Meilani dan Wuryandari (2016) menjelaskan
bahwa pemanfaatan energy panas bumi
adalah cara yang bersih dan terjangkau untuk menghasilkan listrik dan panas, dan
menghindari penggunaan bahan bakar fosil. Energi panas bumi adalah energi yang
diekstraksi dari panas
yang tersimpan di dalam
bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di
dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga
berasal dari panas matahari yang diserap
oleh permukaan bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketika musim dingin, atau
air) sejak peradaban Romawi,
namun sekarang lebih populer
untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit listrik tenaga panas
bumi telah dipasang di seluruh dunia
pada tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0,3%
total energi listrik dunia. Energi
panas bumi cukup ekonomis dan
ramah lingkungan, namun terbatas hanya
pada dekat area perbatasan lapisan
tektonik.
Pembangkit listrik tenaga panas
bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan
dan penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi telah
memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dari lempeng
tektonik terdekat. Efisiensi
termal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi cenderung
rendah karena fluida panas bumi berada pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari
mesin kalor dalam mengambil
energi selama menghasilkan
listrik. Sisa panas terbuang, kecuali jika bisa
dimanfaatkan secara lokal dan
langsung, misalnya untuk pemanas ruangan. Efisiensi
sistem tidak mempengaruhi biaya operasional seperti pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil. Meilani dan
Wuryandari (2016) dalam Asplund (2008) mengatakan bahwa, keuntungan energi panas bumi antara lain adalah biaya pembangkitan listrik
yang rendah, kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar
fosil biaya pembangkit listrik
tenaga panas bumi adalah konstan selama masa pakai
fasilitas karena tidak ada bahan bakar yang
dibeli dan biaya fasilitas sebagian besar tetap; sumber energi
konstan sepanjang waktu (tidak intermittent/berselang seperti
tenaga angin atau surya).
Sedangkan menurut
Maryadi, Rudi (2012) menjelaskan bahwa Energi panas bumi adalah sumber energi lokal
yang tidak dapat di ekspor dan sangat ideal untuk mengurangi peran bahan bakar
fosil guna meningkatkan nilai tambah nasional dan merupakan sumber energi yang
ideal untuk pengembangan daerah setempat. Selain itu, energi panas bumi adalah
energi terbarukan yang tidak tergantung pada iklim dan cuaca, sehingga
keandalan terhadap sumber energinya tinggi. Dari segi pengembangan sumber
energi ini juga mempunyai fleksibilatas yang tinggi karena dalam memenuhi
kebutuhan beban dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.Energi
panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu uap alam, air panas, dan batuan kering panas. Sejauh ini ketiga jenis
panas bumi itu keberadaannya masih belum dimanfaatkan secara maksimal di
Indonesia. Pemanfaatan energi panas bumi memang tidak mudah. Energi panas bumi
yang umumnya berada di kedalaman 1.000-2.000 meter di bawah permukaan tanah
sulit ditebak keberadaan dan “karakternya”. Untuk mengeksplorasi ke tiga jenis
energi panas bumi diperlukan sumber daya yang tidak sedikit.
Broto dan Putranto (2012) menerangkan
bahwa Sistem energi panas bumi yang tersimpan
dalam bentuk air
panas atau uap panas
pada kondisi geologi
tertentu pada kedalaman beberapa
kilometer di dalam
kerak bumi. Sistem panasbumi
meliputi panas dan
fluida yang memindahkan panas
mengarah ke permukaan.
Ada nya konsentrasi energi
panas pada sistem
panasbumi umumnya dicirikan oleh
adanya anomali panas
yang dapat terekam di
permukaan, yang ditandai
dengan gradien temperatur yang
tinggi. Sistem panasbumi
mencakup sistem hydrothermal yang merupakan
sistem tataair, proses
pemanasan dan kondisi sistem
dimana air yang
terpanasi terkumpul.
Sehingga sistem panasbumi
mempunyai persyaratan
seperti harus tersedia
air, batuan pemanas,
batuan sarang dan
batuan penutup. Air
disini umumnya berasal dari air hujan atau
air meteorik. Batuan pemanas
akan berfungsi sebagai
sumber pemanasan air, yang
dapat berwujud tubuh
terobosan granit maupun bentukbentuk
batolit lainnya.
Panas yang
ditimbulkan oleh pergerakan
sesar aktif kadang kadang
berfungsi pula sebagai
sumber panas, seperti sumbersumber matair
panas di sepanjang
jalur sesar aktif. Batuan sarang
berfungsi sebagai penampung
air yang telah terpanasi
atau uap yang
telah terbentuk. Nilai kesarangan batuan
cadangan ini ikut
menentukan jumlah cadangan air
panas atau uap.
Batuan penutup lebih berfungsi
sebagai penutup kumpulan
airpanas atau uap sehingga
tidak merembes ke
luar. Syarat dari batuan
penutup ini adalah
sifatnya yang tidak mudah
ditembus atau dilalui
cairan atau uap.
Umum nya sumber panasbumi
terdapat di daerah jalur gunung api, maka
sebagai sumber panas
adalah magma atau batuan
yang telah mengalami
radiasi panas dari
magma. Sedang batuan
penutup dan batuan
cadangan biasanya dibentuk oleh
batuan hasil letusan
gunung api seperti lava dan piroklastik.
Meskipun di beberapa daerah panasbumi,
tufa atau labu
halus yang terlempungkan atau
lapisan air tanah dapat berfungsi sebagai batuan penutup. System
panas bumi menurut Tiyono, Sulis (2013) bahwa Pusat LIStrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP), mempunyai beberapa peralatan utama yaitu:
- Turbin uap (steam turbine).
- Condensor (Condenser).
- Separator.
- Demister.
- Pompa-pompa.
Prinsip Kerja Geothermal
Pada pusat listrik tenaga panas bumi
turbin berfungsi sebagai mesin penggerak, dimana energy fluida kerja
dipergunakan langsung untuk memutar roda/poros turbin. Pada turbin tidak
terdapat bagian mesin yang bergerak translasi, melainkan gerakan rotasi. Bagian
turbin yang berputar biasa disebut
dengan istilah rotor/roda/poros turbin, sedangkan bagian turbin yang tidak
berputar dinamai dengan istilah stator. Roda turbin terletak di dalam rumah
turbin dan roda turbin memutar poros daya yang digerakan atau memutar bebannya
(generator listrik, pompa, kompresor, baling-baling dll). Di dalam turbin
fluida kerja mengalami ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan dan mengalir
secara kontinyu. Penamaan turbin didasarkan pada jenis fluida yang mengalir di
dalamnya , apabila fluida kerjanya berupa uap maka turbin biasa disebut dengan turbin
uap.
Kesimpulan
Geothermal atau energy panas bumi
merupakan salah satu energy alternative pengganti energy fosil, dan tentunya
terbarukan, yang artinya energy ini tidak akan pernah habis meskipun
dipergunakan terus menerus, dan ini cocok dengan struktur geografis di indonesia
yang mempunyai banyak gunung-gunung aktiv di seluruh penjuru daaerah. Meskipun biaya
pembuatan nya cukup mahal, tapi gagasan ini cukup baik untuk dikembangkan
mengingat saat ini cadangan minyak bumi atau batu bara di indonesia sudah mulai
menipis dan ketersidiaan barangnya yang semakin mahal. Di harapkan peran serta
pemerintah dan pihak-pihak terkait lebih bisa mengoptimalkan sumber daya alam
yang melimpah ini dan tentunya memperhatikan efek dari geothermal tersebut,
baik kepada alam sekitar maupun pada masyarakat yang tinggal di sekitarnya, untuk
semakin berkembangnya indonesia dalam mengatasi krisis energy dunia.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil.2017.
Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Patona Media : Jakarta
Tioyono, Sulis.2013. Energy panas bumi (geothermal)
http://godamaiku.blogspot.co.id/2013/04/energi-geothermal-panas-bumi.html (diunduh 02 febuary 2018)
Maryadi,
Rudi.2012 . Pemanfaatan Energi Panas Bumi
https://rudimayardi.wordpress.com/2012/10/05/pemanfaatan-energi-panas-bumi/ (diunduh 02 febuary 2018)
Broto,
Sudaryo dan Thomas T Putranto.2012 . Aplikasi Metode Geomagnet Dalam Eksplorasi
Panas Bumi. Jurnal Teknik Volume 32, Nomor 1. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=20875&val=1254&title=APLIKASI%20METODE%20GEOMAGNET%20DALAM%20EKSPLORASI%20PANASBUMI (diunduh 02 febuary 2018)
Meila,
Hilma dan Dewi Wulandari. 2016. Potensi Panas Bumi Sebagai Energi Alterantif
Pengganti Bahan Bakar Fosil Untuk Pembangkit Tenaga Listrik di Indonesia.
Jurnal ekonomi & kebijakan Publik vol 1 No 1. Dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=448936&val=9505&title=POTENSI%20PANAS%20BUMI%20SEBAGAI%20ENERGI%20ALTERNATIF%20PENGGANTI%20BAHAN%20BAKAR%20FOSIL%20UNTUK%20PEMBANGKIT%20TENAGA%20LISTRIK%20DI%20INDONESIA (diunduh 02 febuary 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.