Abstrak
Polimer Sintetis merupakan polimer buatan manusia. Penggunaan polimer
sintetis sangat memudahkan, nyaman dan praktis namun memiliki dampak buruk.
Polimer sintetis berdampak buruk untuk kesehatan manusia yng disebabkan dari
penggunaan pelembut, pembakaran dan penggunaan zat warna plastic.
Kata Kunci : Polimer, Dampak,
Kesehatan manusia
Dalam kehidupan sehari – hari
kita tidak lepas dari polimer sintetis. Menurut Labtek (2011) dalam Hidayat dan
Kholil (2017) Polimer adalah senyawa yang bermassa molekul relative besar dan
terdiri atas monomer-monomer.
Polimer sintetis sendiri
merupakan polimer yang bukan dari alam, dan merupakan buatan manusia contohnya
seperti yang sering kita jumpai yaitu pklastik. Menurut Ahmad (2009) menyatakan
polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil
kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran
Belgia Leo Baekeland pada tahun 1907
Berbagai macam barang kebutuhan
kita sebagain besar berbahan sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja,
plastik pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik,
alat-alat rumah tangga, dan alat-alat elektronik. Setiap kita belanja dalam
jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus
plastik dan kantong plastik (keresek). Barang-barang tersebut merupakan polimer
sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Akibatnya,
barang-barang tersebut akan menumpuk dalam bentuk sampah yang tidak dapat
membusuk.
Keberadaan Polimer tentu sangat memudahkan,
praktis dan nyaman. Namun penggunaan polimer sisntetik memiliki sisi lain dari
kemudahan yang diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari polimer sintetis
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dampak
Penggunaan Pelembut pada Polimer Sintetis
Kebanyakan
plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan
suatu bahan pelembut (plasticizers). Bahan pelembut ini kebanyakannya terdiri
atas kumpulan ftalat (ester turunan dari asam ftalat).
Menurut
(Sheftel, 2000) dalam Hadi (2006), Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized
soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil poliklorin
(PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan, acetyl
tributyl citrate (ATBC) dan di(-2ethylhexyl) phthalate (DEHP) yang digunakan
dalam industri pengepakan film.
Namun,
penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang
pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia
(karsinogenik)
2. Dampak
Pembakaran Plastik
Bahaya lain yang
dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita membakar bahan yang terbuat
dari plastik. Seperti kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang kuat dan
tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Oleh karena itu seringkali
kita membakarnya untuk menghindari pencemaran terhadap tanah dan air di
lingkungan kita. Namun pembakaran plastik ini justru dapat mendatangkan masalah
tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang
apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi
gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu
keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan
kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.
3. Dampak
penggunaan zat warna plastic pada makanan
Kontaminasi zat
warna plastik dalam makanan memiliki dampak yang sangat berbaha bagi manusia.
Sebagai contoh adalah penggunaan kantong plastik hitam (kresek) untuk
membungkus makanan seperti gorengan dan lain-lain. Menurut Arcana (2003) dalam
Hadi (2006) menyatakan bahwa zat pewarna hitam ini kalau terkena panas (misalnya
berasal dari gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk radikal. Zat
racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan makanan. Kalaupun tak
beracun, senyawa tadi bisa berubah jadi racun bila terkena panas. Bentuk
radikal ini karena memiliki satu elektron tak berpasangan menjadi sangat
reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama dapat
menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad
Kholil.2017. Kimia Industri dan Teknologi
Hijau. Pantona Media.
Hadi Sapto Nugroho. 2006. Ancaman Polimer Sintetik Bagi Kesehatan
Manusia (Bagian I). Makalah Intitut Pertanian Bogor. Diunduh tanggal 3
Februari 2018. http://repository.binus.ac.id/content/K0134/K013428838.doc
Efan Ahmad. 2009. Polimer. Modul Universitas Muhammadiyah Jember jurusan Teknik
Mesin. Diunduh tanggal 3 Februari 2018. https://ahmadefancenter.files.wordpress.com/2011/04/bahan-ajar-polimer.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.