Oleh Bendy Emeraldi Alvaro
Kimia hijau disebut juga
Kimia Berkelanjutan adalah suatu filosofi penelitian dan rekayasa yang
menganjurkan perencanaan suatu produk dan proses untuk meminimalisasi atau
meniadakan penggunaan senyawa-senyawa kimia berbahaya bagi kesehatan.
Sebagai suatu filosofi kimia, Kimia Hijau berlaku untuk Kimia Organik, Kimia AnOrganik, Biokimia, Kimia Analisis dan bahkan Kimia Fisika. Kimia Hijau lebih terfokus kepada terapan pada Industri dan sebenarnya berlaku juga pada cabang Ilmu Kimia Lainnya. Fokus dari Kimia Hijau ini sebenarnya adalah meminimalisasi bahaya dan memaksimalisasi dengan efisien penggunaan bahan-bahan kimia dalam mencapai atau menghasilkan suatu produk.
Sebagai suatu filosofi kimia, Kimia Hijau berlaku untuk Kimia Organik, Kimia AnOrganik, Biokimia, Kimia Analisis dan bahkan Kimia Fisika. Kimia Hijau lebih terfokus kepada terapan pada Industri dan sebenarnya berlaku juga pada cabang Ilmu Kimia Lainnya. Fokus dari Kimia Hijau ini sebenarnya adalah meminimalisasi bahaya dan memaksimalisasi dengan efisien penggunaan bahan-bahan kimia dalam mencapai atau menghasilkan suatu produk.
Untuk dapat tercapainya konsep kimia hijau ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Meminimalisasi limbah yang dihasilkan
2. Menggantikan perekasi kimia dengan katalis
3. Menggunakan bahan-bahan non toksis
4. Menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui (renewable)
5. Mengurangi atau me-efisienkan bahan-bahan kimia yang digunakan
6. Mengurangi atau tidak menggunakan pelarut (bebas pelarut) atau menggunakan pelarut yang dapat di daur ulang.
Kimia hijau didasarkan pada 12 prinsip yang harus
dipegang oleh suatu perencana proses industri/reaksi kimia :
Prinsip 1: Perencana harus berusaha untuk memastikan bahwa semua materi, input dan output energi inheren satu sama lain dan tidak menimbulkan efek berbahaya
Prinsip 2: Perencana mendesain proses yang menghindari adanya sampah (waste), lebih baik menghindari adanya sampah atau residu daripada penanggulangan atau pengolahannya setelah terbentuk dari suatu proses
Prinsip 3: Perencana melaksanakan pemisahan dan pemurnian sebagai satu komponen dari rancangan proses produksi
Prinsip 4: Komponen sistem produksi harus dirancang untuk memaksimalkan massa, energi dan efisiensi.
Prinsip 5: Komponen sistem produksi harus mempertimbangkan penggunaan energi dan bahan.
Prinsip 6: Pertimbangan entropi dan kompleksitas dalam rancangan sehingga menentukan pilihan desain pada penggunaan kembali, daur ulang atau bahan pengganti yang menguntungkan serta ekonomis.
Prinsip 7: Ketahanan proses adalah target
Prinsip 8: mempertimbangkan komponen-komponen sehingga menghasilkan "satu ukuran cocok untuk semua” (one size fits all).
Prinsip 9: Rancangan yang meminimalkan keragaman materi
Prinsip 10: Desain proses dan sistem harus mencakup integrasi interkonektivitas antara energi dan bahan
Prinsip 11: Rancangan menyediakan ukuran kinerja yang sinambung
Prinsip 12: Penggunaan bahan terbarukan.
Prinsip 1: Perencana harus berusaha untuk memastikan bahwa semua materi, input dan output energi inheren satu sama lain dan tidak menimbulkan efek berbahaya
Prinsip 2: Perencana mendesain proses yang menghindari adanya sampah (waste), lebih baik menghindari adanya sampah atau residu daripada penanggulangan atau pengolahannya setelah terbentuk dari suatu proses
Prinsip 3: Perencana melaksanakan pemisahan dan pemurnian sebagai satu komponen dari rancangan proses produksi
Prinsip 4: Komponen sistem produksi harus dirancang untuk memaksimalkan massa, energi dan efisiensi.
Prinsip 5: Komponen sistem produksi harus mempertimbangkan penggunaan energi dan bahan.
Prinsip 6: Pertimbangan entropi dan kompleksitas dalam rancangan sehingga menentukan pilihan desain pada penggunaan kembali, daur ulang atau bahan pengganti yang menguntungkan serta ekonomis.
Prinsip 7: Ketahanan proses adalah target
Prinsip 8: mempertimbangkan komponen-komponen sehingga menghasilkan "satu ukuran cocok untuk semua” (one size fits all).
Prinsip 9: Rancangan yang meminimalkan keragaman materi
Prinsip 10: Desain proses dan sistem harus mencakup integrasi interkonektivitas antara energi dan bahan
Prinsip 11: Rancangan menyediakan ukuran kinerja yang sinambung
Prinsip 12: Penggunaan bahan terbarukan.
Contoh penerapan konsep Green Chemistry :
a.Vitamin C (asam askorbat) untuk proses pembuatan
polimer
b.Gula dan minyak sayur sebagai bahan baku cat
c.Gula pati dan selulosa sebagai bahan bakar
d.Pemakaian enzim untuk pembuatan bahan
dasar kosmetik
e.Kacang kedelai sebagai Bahan Pembuatan Toner printer
f.Kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan lem
perekat
Green
Industry atau Industri Hijau adalah industry yang tidak terlepas usaha
menciptakan Revolusi Hijau bagi bumi dan Ekonomi Hijau yang sangat di idamkan
bumi saat ini untuk melawan kerusakan selanjutnya. Bumi yang sehat tergantung
pada keberhasilan industri hijau yang di ciptakan manusia.
Konsep Industri Hijau menekankan kepada efesiensi dan
efektifitas, penggunaan bahan baku jangan sampai terlalu banyak bahan baku yang
terbuang percuma, efisien dan efektifitas merupakan salah satu kunci utama di
konsep hijau. Bayangkan betapa banyaknya bahan yang bisa digunakan kalua
ternyata bahan tersebut tidak terpakai karna penggunaan bahan baku yang tidak
efesien.
Cerminan perkembangan pembangunan kota dapat terlihat
pada pemandangan fisik kota yang mempunyai kecenderungan meminimalkan ruang
terbuka hijau dan menghilangkan visualisasi alamnya. Lahan-lahan perkotaan
banyak yang dialih fungsikan menjadi permukiman, pertokoan, tempat industri dan
lain-lain. Keadaan yang kurang harmonis antara manusia dengan lingkungan
mengakibatkan lingkungan perkotaan hanya maju secara ekonomi namun mundur
secara ekologi. Terganggunya kestabilan ekosistem perkotaan juga akan berdampak
pada penurunan air tanah, intrusi alir laut, banjir/genangan, penurunan
permukaan tanah, abrasi pantai, pencemaran air seperti air minum berbau dan
mengandung logam berat, pencemaran udara seperti meningkatnya kadar CO,
menipisnya lapisan ozon, pencemaran karbondioksida dan belerang serta
pemandangan suasana yang gersang. Disamping itu terjadi polusi suara atau bunyi
berupa tingginya tingkat kebisingan.
Daftar Pustaka
-Mulya, Rudini.Apa itu industri hijau.Dalam https://www.scribd.com/document/105397640/Apa-Itu-Industri-Hijau-Rudini-Mulya
-Amrysyaawalz.2013.Kimia Hijau (Green Chemistry).Dalam
https://amrysyaawalz.wordpress.com/2016/04/09/kimia-hijau-green-chemistry/
-Fatimah.2016.Kimia Hijau (Green Chemistry).Dalam http://isfatimah.staff.uii.ac.id/2016/03/31/kimia-hijau-green-chemistry/
-Rizal, Samsul.2017.Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Di
Kota Makassar Tahun 2017.Jurnal Hutan dan
Masyarakat, Vol.3 No.1.
-Shidqi, Muhammad.2011.Green Technology.Dalam http://muhammadshidqi.blogspot.co.id/2011/04/green-technology.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.