@D19-Ellyza, @ProyekB08
KIMIA BERKELANJUTAN
Kimia hijau, juga disebut kimia
berkelanjutan, adalah filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang
menganjurkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan
senyawa-senyawa berbahaya. Sementara kimia
lingkungan adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup
dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk
mengurangi dan mencegah pencemaran pada
sumbernya.
Konsep
Green Chemistry itu sendiri berasal dari Kimia Organik, Kimia Anorganik,
Biokimia, dan Kima Analitik. Bagaimanapun juga, konsep ini cenderung mengarah
ke aplikasi pada sektor industri. Patut digarisbawahi di sini, bahwa Green
Chemistry berbeda dengan Environmental Chemistry (Kimia Lingkungan).
Perbedaannya adalah sebagai berikut.
Green Chemistry
lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan
memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat (substansi) kimia. Sedangkan,
Environmental Chemistry lebih menekankan pada fenomena lingkungan yang telah
tercemar oleh substansi-substansi kimia.
Menurut Ryoji
Noyori,peraih hadiah Nobel Kimia pada tahun 2001,terdapat 3 kunci perkembangan
Green Chemistry. Yaitu, penggunaan Supercritical Carbon Dioxide sebagai
pelarut, larutan Hidrogen Peroksida untuk proses oksidasi yang bersih (clean
oxidation), dan penggunaan Hidrogen dalam sintesis kiral (chiral synthesis).
Beberapa sektor diatas yaitu:
1.
Supercritical
Carbon Dioxide adalah karbon dioksida (CO2) yang berada dalam fase cair (liquid
phase),yang berada di atas ataupun pada temperatur dan tekanan kritis
2.
Hidrogen
Peroksida (H2O2), adalah suatu senyawa yang lazim digunakan sebagai dalam
proses pemutihan kertas (paper-bleaching) dan desinfektan. Hidrogen Peroksida
merupakan salah satu senyawa yang tergolong ke dalam oksidator kuat.
Green Chemistry itu sendiri memiliki 12
asas, antara lain
1. Menghindari
penghasilan sampah
2. Desain bahan
kimia dan produk yang aman
3. Desain
sintesis kimia yang tak berbahaya
4. Penggunaan
sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable)
5. Penggunaan
katalis
6. Menghindari
bahan kimia yang sifatnya derivatif (chemical derivatives)
7. Desain
sintesis dengan hasil akhir (produk) yang mengandung proporsi maksimum bahan
mentah
8. Penggunaan
pelarut dan kondisi reaksi yang aman
9. Peningkatan
efisiensi energi
10. Desain
bahan kimia dan produk yang dapat terurai
11. Pencegahan
polusi
12. Peminimalan
potensi kecelakaan kerja
DAFTAR PUSTAKA
1. Kurniasih,
Rizki. 2012. Green Chemistry
3. Chemidi
.2011. Green Chemistry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.