.

Selasa, 12 September 2017

Bahaya Formalin Pada Organ Tubuh Manusia



@D20-Novia, @ProyekB02
oleh : Novia Nila Sutarman


Ilmu pangan berkaitan dengan produksi, pengolahan, distribusi, persiapan, evaluasi, dan pemanfaatan pangan. Dalam hal ini ahli kimia pangan bekerja dengan tanaman yang telah dipanen untuk makanan, dan hewan yang telah disembelih untuk makanan.
Ahli kimia pangan mengkaji bagaimana produk makanan ini diproses, disiapkan, dan didistribusikan. Dalam kaitannya dengan kimia kontekstual berbagai isu mengenai kimia pangan banyak menjadi perhatian publik. Kasus yang paling banyak dibahas yaitu penggunaan bahan pengawet seperti formalin pada bahan makanan.
Formalin adalah larutan tak berwarna, mudah larutdalam air, mudah menguap, dan mempunyai bau yang tajam. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 % formaldehid dalam air. Biasanya ditambah metanol hingga 15 % sebagai pengawet.  Formalin ini biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan untuk peralatan rumahsakit serta untuk pengawet mayat. formalin banyak disalah gunakan untuk pengawet bahan makanan sehari-hari.  Pengaruh formalin terhadap sistem tubuh tergantung pada berapa lama dan berapa kadar yang terakumulasi dalamtubuh. Faktor imunitas tubuh juga ikut menentukan.

Bahaya terpaparnya formalin jangka pendek dan jangka panjang, adalah:
1. Bila terhirup
Akut:
  • Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk.
  • Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkaka paru.
  • Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.
  • Pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian.
Kronik:
  • Menimbulkan sakit kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitisasi pada paru.
  • Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrsi dan daya ingat berkurang.
  • Gangguan haid dan kemandulan pada perempuan.
  • Kanker hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.
2. Bila terkena kulit
Akut:
  • Menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.
Kronik:
  • Terasa panas, mati rasa, gatal dan memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan radang kulit yang menyebabkan gelembung.
3. Bila terkena mata
Akut:
  • Menimulkan iritasi mata sehingga mata memerah, terasa sakit, gatal dan penglihatan kabur serta mengeluarkan air mata.
Kronik:
  • Radang selaput lendir.
4. Bila tertelan:
Akut:
  • Mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi perdarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang dan koma.
  • Kerusakan pada hati, jantung, otak, limpa, pankreas, SSP dan ginjal.
Kronik:
  • Iritasi pada saluran pencernaan, muntah-muntah dan kepala pusing, penurunan suhu tubuh dan rasa gatal di dada.
Itulah beberapa dampak kesehatan dan gangguan terhadap organ-organ tubuh, maka dari itu masyarakat perlu diedukasi mengenai bahaya penggunaan formalin. Dengan begitu, mereka akan lebih berhati-hati dan selektif memilih produk-produk yang aman bagi kesehatan. Selain itu, masyarakat akan mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh ketika menemukan produk-produk berformalin. Serta diharapkan muncul kesadar dari pengguna formalin terhadap kehidupan sesama.

Daftar Pustaka


  • Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media



  • Formaldehyde, Wikipedia edisi bahasa Indonesia per 2 Januari 2006. Id.wikipedia.org diakses 11 September 2017 pukul 23.35 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.