.

Sabtu, 11 Februari 2017

LIMBAH MANUSIA






LIMBAH MANUSIA 

 A. DEFINISI 
Limbah manusia semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kakus). proses pembuangan kotoran dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap dua hari hingga beberapa kali dalam sehari.Pengerasan tinja dapat menyebabkan meningkatnya waktu antara pengeluarannya dan disebut dengan konstipasi.  
Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus digestifus). Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, dan sebagainya (Soeparman, 2002:11). Ekskreta manusia (human excreta) yang berupa feses dan air seni (urine) merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh (Chandra, 2007:124). 
Jamban Tidak Sehat Dalam ilmu kesehatan lingkungan, dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan adalah tinja (faeces) dan air seni (urine) karena kedua bahan buangan ini memiliki karakteristik tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya berbagai macam penyakit saluran pencernaan (Azwar, 1995).

 
B.KARAKTERISTIK

Menurut Azwar (1995:74) seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari sekitar 83 gram dan menghasilkan air seni sekitar 970 gram. Kedua jenis kotoran manusia ini sebagian besar berupa air, terdiri dari zat-zat organik (sekitar 20% untuk tinja dan 2,5% untuk air seni), serta zat-zat anorganik seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur, dan sebagainya. Perkiraan komposisi tinja dapat dilihat pada tabel berikut (Soeparman, 2002):
Perkiraan Komposisi Tinja tanpa Air Seni
Komponen
Kandungan (%)
Air
66-80
Bahan organic ( dari berat kering)
88-97
Nitrogen ( dari berat kering)
5,7-7,0
Fosfor(sebagai P205)(dari berat kering)
3,5-5,4
Potassium (sebagai K2O) dari berat kering)
1,0-2,5
Karbon ( dari berat kering)
40-55
Kalsium (sebagai CaO) (dari berat kering)
4-5
C/N rasio (dari berat kering)
5-10
Kuantitas Tinja dan Air Seni
Tinja/Air Seni
Gram/orang/hari

Berat Basah    
Berat Kering

Tinja
 Air seni
135-270
1.000-1.300
35-70
50-70
Jumlah
1.135-1.570
85-140
Selain kandungan komponen-komponen di atas, pada setiap gram tinja juga mengandung berjuta-juta mikroorganisme yang pada umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan/ tidak menyebabkan penyakit.
Namun tinja potensial mengandung mikroorganisme patogen, terutama apabila manusia yang menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan makanan (enteric or intestinal disesases). Mikroorganisme tersebut dapat berupa bakteri, virus, protozoa, ataupun cacing-cacing parasit. Coliform bacteria yang dikenal sebagai Echerichia coli dan Fecal stretococci (enterococci) yang sering terdapat di saluran pencernaan manusia, dikeluarkan dari tubuh manusia dan hewan-hewan berdarah panas lainnya dalam jumlah besar rata-rata sekitar 50 juta per gram (Soeparman, 2002)).
C.METODE PEMBUANGAN
Masyarakat seringkali tidak memperhatikan bagaimana membuang atau mengolah limbah rumah tangga yang tidak mengganggu lingkungan. Masyarakat menganggap pengelolaan lingkungan dianggap urusan yang memboroskan biaya dan tidak menguntungkan. Padahal limbah domestik seperti kotoran manusia ternyata masih bisa dimanfaatkan.
            Direktur Pusat Studi Lingkungan Universitas Surabaya (PSL Ubaya), Yunus Fransiscus mengatakan sudah saatnya masyarakat diajak untuk memanfaatkan limbah domestiknya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Oleh karena itu, Yunus bersama tim PSL Ubaya membuat proyek percontohan yang mengolah kotoran manusia menjadi pupuk organik dan biogas dengan teknologi yang sederhana. 
Selama ini tentu banyak orang yang merasa penasaran dan bertanya-tanya kemana kiranya pengelola mobil penyedot tinja membuang kotoran manusia yang mereka sedot. Tentu akan butuh lahan atau tempat penampungan yang luas untuk menampung kotora-kotaran yang mereka angkut. 
Karena tidak mungkin dari sekian banyak orang yang menggunakan jasa penyedot tinja, hasil sedotan tinjanya oleh pihak pemilik jasa dibuang begitu saja disungai, tentu sja hal itu akan membuat sungai yang menjadi pembuangannya menjadi tercemar dan bahkan bisa berubah menjadi lautan tinja.
            Rupanya limbah kotoran manusia yang diangkut oleh mesin penyedot tinja itu diangkut kesebuah penampungan limbah di daerah Pulo Gebang untuk dikelolah kembali agar bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menguntungkan bagi banyak orang.
            Kotoran yang diangkut oleh mobil tangki itu pertama kali akan di masukkan kedalam kolam khusus. Untuk dilakukan pemisahan antara kotoran manusia, pasir serta air yang tercampur satu sama lain.                         
Pengelolaan limbah manusia ini ada yang masih menggunakan cara manual dan ada yang sudah menggunakan alat teknologi canggih. Setelah kandungan kotoran manusia, pasir serta air dipisah satu sama lain kemudian dikelolah untuk menjadi sesuatu yang dapat menyuburkan tanaman, yakni pupuk.
Hasil ‘pupuk’ dari limbah kotoran manusia ini menurut sang pengelolah sudah teruji, sehingga aman untuk digunakan sebagai pupuk tanaman.
Metode pembuangan tinja secara umum dibagi menjadi dua, Unsewered area dan Sewered area (Chandra, 2007).
Unsewered area terdiri Service type (conservancy system) dan Non-service type (sanitary latrines) yang terdiri dari Bore hole latrine, Dug well or pit latrines, Water seal type of latrines (PRAI type dan RCA type), Septic tank, Aqua privy, Chelmical closet. Metode lain berupa Latrines suitable for camps and temporary use yang terdiri dari Shallow trench latrine dan Deep trench latrine.
Sewered Areas
Pada sistem pembuangan limbah cair yang menerapkan water carriage system atau sewerage system, pengumpulan dan pengangkutan ekskreta dan air limbah dari rumah, kawasan industri dan perdagangan dilakukan melalui jaringan pipa dibawah tanah yang disebut sewers ke tempat pembuangan akhir yang biasanya dibangun di ujung kota. Sistem tersebut merupakan metode di dalam pengumpulan dan pengangkutan kotoran manusia dari kota-kota yang berpenduduk padat.
Terdapat 2 tipe sistem sewered areas antara lain :
a. Sistem kombinasi (combined sewer)
Pada sistem kombinasi, sewer membawa air permukaan dan air limbah dari rumah tangga dan lainnya dalam satu saluran.
b. Sistem terpisah (separated sewer)
Pada sistem sewer terpisah, air permukaan tidak masuk ke dalam sewer. Sistem terpisah dianjurkan dan dewasa ini menjadi pilihan. Hambatan di dalam penerapannya adalah mahalnya biaya pembuatan sistem ini.
Cara pembuangan tinja mempergunakan sistem saluran air (water carriage system) dan pengolahan limbah (sewage treatment) merupakan perwujudan persyaratan sanitasi yang harus dipenuhi dalam pembuangan tinja.  

D. PEMANFAATAN KOTORAN MANUSIA
1. Pemanfaatan kotoran manusia sebagai pupuk tanaman
            Salah satu manfaat utama kotoran manusia adalah sebagai pupuk. Sebelum abad 19, di Inggris kotoran manusia rutin dibawa dari kota-kota ke desa-desa untuk menyuburkan perkebunan.
 Menurut penelitian, kotoran satu manusia selama satu tahun mengandung cukup nutrisi untuk menumbuhkan 250 kilogram bibit tanaman. Cukup untuk memberi makan satu manusia selama satu tahun penuh. 

Kotoran manusia bukanlah limbah tak berguna. Sebuah lembaga organik Inggris menyatakan kotoran manusia dapat memainkan peran penting dalam mengamankan ketahanan pangan masa depan, misalnya membantu mencegah menurunnya hasil panen tanaman pangan, seperti gandum, yang sangat membutuhkan pupuk fosfor. "Diperkirakan hanya 10 persen dari 3 juta ton fosfor yang dikeluarkan oleh populasi manusia di dunia setiap tahun yang kembali ke tanah pertanian,* kata Asosiasi Pertanahan,badan sertifikasi organik terbesar di Inggris.
Suplai fosfor yang cukup sangat penting bagi pembentukan biji, perkembangan akar, dan pematangan tanaman. Dulu, penduduk Eropa mengembalikan fosfor ke lahan pertanian melalui pemupukan menggunakan kotoran ternak dan manusia. Laporan Asosiasi Pertanahan meminta dilakukannya perubahan regulasi Uni Eropa agar mengizinkan penggunaan endapan pengolahan limbah, atau blosolid, pada lahan pertanian organik bersertiflkasi. Regulasi ini melarang penggunaan biosolid pada lahan pertanian organik karena dikhawatirkan ada efek racun dari logam berat yang disebabkan oleh kombinasi limbah kotoran manusia dengan produk limbah lain, semisal sampah pabrik.  
2. Pemanfaatan kotoran manusia menjadi biogas
Biogas adalah suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen atau anaerobik (Sahidu, 1983). Biogas adalah gas yang dapat terbakar dari hasil fermentasi bahan organik yang berasal dari daun-daunan, kotoran hewan/manusia, dan lain-lain limbah organik yang berasal dari buangan industri oleh bakteri anaerob (Wijayanti, 1993).Biogas adalah bahan bakar berguna yang dapat diperoleh dengan memproses limbah (sisa) pertanian yang basah, kotoran hewan dan manusia atau campurannya, di dalam alat yang dinamakan penghasil biogas (Harahap dkk, 1980). Menurut Polprasert (1985), kandungan biogas tergantung dari beberapa faktor seperti komposisi limbah yang dipakai sebagai bahan baku, beban organik dari digester, dan waktu serta temperatur dari penguraian secara anaerobik. Walaupun terdapat variasi dalam kandungan biogas,Kandungan bahan organik di dalam limbah pertanian cukup besar, apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan estetika. Bahan organik terdiri dari senyawa-senyawa karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen, kadang senyawa sulfur, fosfor dan lain-lain.Kadar dan jenis bahan yang dapat menurunkan kualitas atau mencemarkan lingkungan sangat bervariasi tergantung dari jenis hasil pertanian itu sendiri namun secara garis besar, dapat dinyatakan bahwa limbah hasil pertanian mudah terurai secara biologis di alam (biodegradable) (Tugaswati dan Nugroho 1985).Tinja dan urin manusia tergolong bahan organik merupakan hasil sisa perombakkan dan penyerapan dari sistem pencernaan. Berdasarkan kapasitas manusia dewasa rataan hasil tinja 0,20 kg/hari/jiwa (Sugiharto 1987). Sama halnya dengan limbah organik lain, limbah manusia dapat digunakan sebagai sumberdaya yang masih jarang diungkapkan. Nutrisi kotoran manusia tidak jauh berbeda dibanding kotoran ternak.Kalaupun berbeda tentu akibat pola makan dan sistem pencernaan yang berbeda.Pola makan manusia lebih banyak memilih bahan makanan kurang berserat, protein lebih tinggi dan umumnya dimasak sebelum dikonsumsi, sedangkan ternak sebaliknya. Kotoran manusia memiliki keunggulan dari segi nutrisi, dimana nisbah karbon (C) dan nitrogen (N) jauh lebih rendah dari kotoran ternak (C/N rasio 6-10:18-30) (Sihombing 1988)
Tinja berasal dari sisa metabolisme tubuh manusia yang harus dikeluarkan agar tidak meracuni tubuh. Keluaran berupa feses bersama urin biasanya dibuang ke dalam tangki septik. Lumpur tinja/night soil yang telah memenuhi tangki septik dapat dibawa ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja.Komposisi dan volume lumpur tangki septik tergantung dari faktor diet, iklim dan kesehatan manusia.
3. Pemanfaatan Pengolahan  Jamban Pupuk (the Compost Privy)
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya. Disamping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah, daun-daunan. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
- Mula-mula membuat jamban cemplung biasa.
- Dilapisan bawah sendiri, ditaruh sampah daun-daunan.
- Diatasnya ditaruh kotoran dan kotoran biinatang (kalau ada) tiap-tiap hari.
- Setelah kira-kira 20 inchi, ditutup lagii dengan daun-daun sampah, selanjutnya ditaruh kotoran lagi.
- Demikian seterusnya sampai penuh.
- Setelah penuh ditimbun tanah dan membuatt jamban baru.
- Lebih kurang 6 bulan kemudian dipergunakkan pupuk tanaman






DAFTAR PUSTAKA
https://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2009/09/karakteristik-dan-dekomposisi-tinja.html?m=1
http://ngokos.com/8725/ke-tempat-inilah-muatan-mobil-tinja-itu-dibawa/
https://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2009/09/syarat-pembuangan-tinja.html?m=1
http://m.suara.com/tekno/2014/11/27/193155/manfaat-tinja-dari-pupuk-hingga-bahan-bakar-bus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.