.

Rabu, 07 September 2016

Petrokimia



Oleh : Dhico Imtinan Setyowati

Petrokimia adalah suatu industri yang bergerak pada pengolahan bahan kimia dengan menggunakan bahan baku dari hasil dari proses pengolahan minyak bumi dan gas bumi.
Pola perkembangan industri petrokimia bergantung pada produk-produk hasil pengolahan minyak dan gas bumi yang tersedia. Pada dasarnya, industri petrokimia terbagi dalam tiga bagian besar, yaitu:
  1. Produk petrokimia hulu.
    Bagian hulu bertindak sebagai proses pengolahan produk dasar (premier) dan akan menghasilkan produk setengah jadi (produk antara) maupun langsung dapat diolah enjadi produk jadi pada bagaian industri hilir. Contoh produk hulu yang diolah menjadi produk setengah jadi anatara lain: propilena, benzena, toluena, etilena, methanol dan sebagainya.
  2. Produk antara.
    Produk antara merupakan hasil dari proses pengolahan petrokimia hulu dan selanjutnya akan diolaha menjadi produk siap pakai (jadi) maupun produk yang masih bisa diolah pada proses selanjutnya, contoh dari produk anatara ialah polietilena, ammonia, butena, dikloroetilen-vinil klorida dan sebagainya.
  3. Produk petrokimia hilir.
    Bagian ini bergerak sebagai pengolah produk antara menjadi produk jadi sehingga dapat digunakan oleh masyarakat. Berbagai macam jenis produk jadi dengan fungsinya masing-masing seperti pupuk, serat pakaian, alat kosmetik, bahan pelarut, cat, lilin, karet nilon, bahan peledak dan berbagai jenis produk lain.
Bahan Baku Industri Petrokimia
Dalam industri petrokimia pada dasarnya menggunakan tiga bahan baku, yaitu:
1. Olefin
Olefin dihasilkan oleh kilang minyak. Senyawa ini merupakan bahan baku utama dalam industri petrokimia sehingga diproduksi dalam jumlah besar, jenis olefin yang paling banyak digunakan ialah:
  1. Etilena, jenis ini dapat menghasilkan berbagai macam jenis produk seperi polietilena (plastik), PVC (untuk membuat pipa paralon), etilena glikol (untuk bahan anti beku pada radiator mobil).
  2. Propilena, jenis ini dapat menghasilkan beberapa produk petrokimia seperti  butadina (menghasilkan karet sintetis), gliserol (dapat digunakan pada pembuatan bahan pelembab dan peledak), polipropilena (digunakan untuk pembuatan tali dan karung plastik) dan isopropyl ( dapat digunakan untuk pembuatan bahan lain seperti aseton).
2. Aromatik
Senyawa ini memiliki ikatan rantai rangkap dalam betuk selang-seling. Berikut bahan aromatik yang digunakan pada industri petrokimia:
  1. Benzena yang dapat menghasilkan sikloheksana (untuk membuat nilon), kumena (untuk membuat fenol) dan stirena (untuk pembuatan karet sintetis).
  2. Toulena dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk farmasi.
  3. Xilena dapat menghasilkan asam tereftalat untuk bahan dasar pada pembuatan serat.
3. Syn-Gas (gas sintesis)
Bahan ini merupakan campuran dari karbon  monoksida (CO) dan hydrogen (H2), dalam industri petrokimia bahan ini duganakan untuk menghasilkan berbagai macam produk seperti:
  1. Amonia (pestisida)
  2. Urea, selain sebagai pupuk dapat juga diolah pada industi perekat dan plastik.
  3. Methanol (alkohol dan spiritus)
  4. Formaldehida (dapat dioalah menjadi formalin atau pengawet)
Produk – produk petrokimia :
1.       Aspal
2.       Lilin
3.       Polytam PP              : Kantong plastik, Karung plastik, Tali rafia.
4.       Petrolium Cokes       : Berfungsi dalam peleburan timah dan proses pengolaham aluminium.
5.       Solvent
Pertamina memproduksi lima macam solvent, yakni;
ü  Low Aromatic White Spirit (LAWS) pengencer cat dan vernis, pelarut untuk warna cetakan
ü  Special Boiling Point (SBP-XX) adhesive dan pelarut karet, pelarut pada industri cat.
ü  Special Gas Oil, pada industri farmasi, khususnya pembuatan pil kina.
ü  Minasil-M, sebagai industri cat, thinner vernis, industri tinta cetak, industri karet dan adhesive, dan industri farmasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.