.

Minggu, 13 November 2022

Penerapan Industri Kimia Hijau pada Sektor Petrokimia

 Oleh: @X17-Fauzan


Penerapan Industri Kimia Hijau pada Sektor Petrokimia



 

Abstrak

            Green chemistry (kimia hijau) didefinisikan sebagai model (design) dalam proses pembuatan produk dengan mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan kimia. Industri Kimia hijau ialah cabang industri kimia yang merekomendasikan rancangan produk dan proses kimia untuk meminimalisir atau menghilangkan penggunaan serta pembentukan senyawa-senyawa yang sangat berbahaya. Petrokimia adalah bahan kimia apapun yang diperoleh dari bahan bakar fosil. Ini termasuk bahan bakar fosil yang telah dipurifikasi seperti metana, propana, butana, bensin, minyak tanah, bahan bakar diesel, bahan bakar pesawat, dan juga termasuk berbagai bahan kimia untuk pertanian seperti pestisida, herbisida, dan pupuk, serta bahan-bahan seperti plastik, aspal, dan serat buatan.

Kata Kunci: Kimia Hijau, Industri Kimia Hijau dan Petrokimia


 Abstract

    Green chemistry is defined as a model (design) in the process of making products by reducing or eliminating the use of chemicals. The green chemical industry is a branch of the chemical industry that recommends the design of chemical products and processes to minimize or eliminate the use and generation of highly hazardous compounds. Petrochemicals are any chemical obtained from fossil fuels. This includes purified fossil fuels such as methane, propane, butane, gasoline, kerosene, diesel fuel, aircraft fuel, and also includes various agricultural chemicals such as pesticides, herbicides and fertilizers, as well as materials such as plastics asphalt, and man-made fibers.

Keywords: Green Chemistry, Green Chemical and Petrochemical Industry


Pendahuluan

    Menurut (Anwar, 2015).  Green chemistry atau “kimia hijau” ialah bidang kimia yang berkonsentrasi pada pencegahan polusi. Pada permulaan 1990-an, green chemistry mulai diketahui secara global sehabis Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang ialah kebijakan nasional untuk menangkal atau menghemat polusi. Green chemistry ialah pendekatan untuk menangani dilema lingkungan baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi yang dipakai. Industri Petrokimia di Indonesia menjadi salah satu tulang punggung industri dalam negeri. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memasukkan industri petrokimia sebagai salah satu prioritas dalam program industri 4.0.

 

Rumusan Masalah

1.    Apa itu Kimia Hijau?

2.    Apa saja peranan industri kimia hijau?

3.    Bagaimana tantangan dan cara penerapan Industri Kimia Hijau disektor Petrokimia?

 

Tujuan

1.    Menjelaskan kimia hijau secara tepat.

2.    Mengenal peranan industri kimia hijau.

3.    Mengetahui cara penerapan dan menangani tantangan yang ada.

 

Pembahasan

1.    Industri Kimia Hijau

       Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, membahas desain proses dan produk kimia yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan atau pembentukan zat berbahaya. Kimia hijau juga diakui sebagai kimia berkelanjutan dan berlaku untuk kimia organik, kimia anorganik, biokimia, kimia analitik, kimia fisik dan teknik kimia juga. Kimia hijau mengacu pada siklus hidup suatu produk, termasuk desain, pembuatan, penggunaan, dan pembuangannya. Selain itu, rekayasa hijau dapat didefinisikan sebagai tata krama, nilai, dan prinsip yang sadar lingkungan, dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, semuanya diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan (Marteel-Parrishdan Abraham, 2014).


2.    Peranan Industri Kimia Hijau

    Peranan industri kimia hijau menurut (Jehamun, 2019). Pertama, pencegahan (waste prevention) yakni lebih baik melakukan pencegahan timbulnya limbah bahan kimia dalam suatu reaksi/proses industri daripada melaksanakan pengolahan limbah. Kedua, atom economy adalah sistem sintetis harus didesain untuk memaksimalkan keikutsertaan atom-atom reaktan dalam menghasilkan produk. Ketiga, sintetis materi kimia rendah bahaya (less hazardous chemical synthesis). Jika memungkinkan, tata cara sintesis mesti didesain untuk memakai dan menghasilkan substansi yang rendah toksisitas atau tanpa toksisitas bagi manusia dan lingkungan.

 

3.    Tantangan dan Cara Penerapan Kimia Hijau di Sektor Petrokimia

           

        Yang menjadi tantangan di industri petrokimia adalah pengelolaan sampah plastik. Di hal ini, pelaku industri mengusung konsep circular economy, di mana setiap bahan plastik yang telah dipakai akan didaur ulang dan diproses kembali agar tetap berguna. Selain itu, upaya penerapan industri hijau di sektor petrokimia adalah dengan menerapkan konsep zero waste. Dan juga di aspek lingkungan dan sosial pelaku industri menerapkan teknologi enclosed ground flare atau teknologi suar tanpa asap yang bisa membakar 220ton hidrokarbon per jam.

       Penerapan industri hijau di sektor petrokimia juga dapat dilakukan melalui tindakan hemat dan efisien dalam memakai sumber daya alam, air serta energi. Dan tak hanya itu, perlu juga adanya penggunaan energi alternatif, penerapan prinsip 4R (reduce, reuse recycle dan recovery), penggunaan teknologi rendah karbon, serta meminimalkan timbulnya limbah.

       Selain itu bisa juga melalui peningkatan kapasitas produksi petrokimia dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor, membangun industri kimia yang kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya migas dan optimalisasi lokasi zona industri, termasuk pembangunan lokasi produksi kimia yang lebih dekat dengan lokasi ekstraksi gas alam.


Kesimpulan

Penerapan prinsip hijau di sektor petrokimia dapat menghasilkan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya berkelanjutan. Hal ini juga sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan dilakukannya penerapan industri kimia hijau disektor petrokimia ini berdampak pada hemat dan sangat efisien dalam memakai sumber daya alam serta energi dengan penggunaan teknologi yang rendah karbon yang dapat meminimalkan timbulnya limbah.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Industri Hijau (Modul  12). Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Wulan Octaviani. 2022. Perindustrian Petrokimia. Media Sampaijauh.com 

Aditya Nugroho. 2021. Industri Petrokimia. Media Rakyat Merdeka. 


 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.