Oleh: Jhody Rioby Samudra (@X11-Jhody)
ABSTRAKSetiap manusia bertanggungjawab untuk mempertimbangkan
kemaslahan umat, terutama generasi yang akan datang, dengan tidak menimbulkan
kerusakan bagi kehidupan di bumi. Karena itu, dalam perspektif pembangunan
industri dan pembangunan masyarakat, konsep pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) perlu diperhatikan, bahkan dimulai dati diri sendiri.
Pembangunan harus mempertemukan ketercukupan kebutuhan saat ini dengan kebutuhan generasi yang akan datang. Dengan kata lain, sumber daya alam ini bukan warisan, melainkan titipan untuk anak cucu. Karena itu, kimia hijau (green chemistry) berperan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada berbagai lini
Kata kunci: kimia hijau, konsep, prinsip, penerapan
ABSTRACT
Every human being is responsible for considering the
well-being of the people, especially future generations, without causing any
harm to life on earth. Therefore, in the perspective of industrial development
and community development, the concept of sustainable development needs to be
considered, even starting with oneself.
Development must bring together the adequacy of current needs with the needs of future generations. In other words, this natural resource is not an inheritance, but a gift for posterity. Therefore, green chemistry plays a role to realize sustainable development on various
Keywords: green chemistry, concepts, principles,
applications.
PENDAHULUAN
Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah
filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain produk
dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya.
Sementara kimia lingkungan adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup
dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk
mengurangi dan mencegah pencemaran pada sumbernya. Pada tahun 1990 Pollution
Prevention Act (Undang-Undang Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di Amerika
Serikat. Undang-undang ini membantu menciptakan modus operandi untuk berurusan
dengan pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini bertujuan untuk
mencegah masalah sebelum mereka terjadi.
Sebagai sebuah filsafat kimia, kimia hijau berlaku pada kimia
organik, kimia anorganik, biokimia, kimia analitik, dan bahkan kimia fisis.
Sementara kimia hijau tampak berfokus pada terapan-terapan industri, sebenarnya
ia berlaku juga pada sembarang cabang kimia. Kimia klik seringkali disebut
sebagai sebuah gaya sintesis kimia yang konsisten dengan tujuan-tujuan kimia
hijau. Fokusnya adalah meminimasi bahaya dan memaksimasi efisiensi sembarang
bahan kimia. Ia berbeda dengan kimia lingkungan yang berfokus pada
gejala-gejala kimia di lingkungan.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kimia hijau?
2. Apa yang dimaksud konsep kimia hijau?
3. Bagaimana penerapan kimia hijau?
4. Apa manfaat
dari penerapan kimia hijau?
TUJUAN
1. 1. Untuk mengetahui pengertian kimia hijau
2. Untuk memahami konsep kimia hijau
3. Untuk mengetahui penerapan kimia hijau
4. Untuk
mengetahui manfaat dari penerapan kimia hijau
PEMBAHASAN
Menurut Hidayat dan Kholil (2017) tuntutan besar umat
manusia unruk menjalani kehidupan yang lebih sejahtera mungkin memacu
pengembangan teknologi dan industri yang lebih mumpuni , namun disisi lainnya
ternyata beragam kegiatan teknolgi dan industri menyisakan material buangan ,
yang sebagian diantaranya membahayakan kelangsungan hidup umat manusia .
Menurut Anastas, (1998) Green chemistry atau kimia hijau
adalah berbagai teknik dan metodolgi kimia yang berusaha mengurangi atau
menghilangkan penggunaan atau produksi bahan mentah, produk, produk samping,
pelarut, reagensia, dan sebagainya yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan
lingkungannya dimana mulai mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak,
dimulai dari bahan dan proses kimia yang dirancang untuk mengurangi atau
menghilangkan dampak negatif bagi lingkungan.
Green chemistry merupakan pendekatan yang sangat efektif dengan solusi ilmiah inovatif untuk situasi
dunia nyata untuk pencegahan polusi atau pencemaran pada lingkungan. Konsep
kimia hijau mulai dikenal global pada awal tahun 1990 setelah Environmental
Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan
kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi.
12 Prinsip-Prinsip dalam Green Chemistry menurut Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep “The Twelve Principles of Green Chemistry” yaitu:
1. Mencegah timbul limbah
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi limbah
2. Desain produk bahan kimia aman
Mampu mendesain bahan kimia yang aman dengan target utama mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah dengan mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability.
3. Desain proses sintesis aman
Metode sintesis didesain untuk menggunakan dan menghasilkan zat dengan toksisitas rendah atau tidak berbahaya bagi kesehatan manusia dengan meminimalkan paparan atau bahaya penggunaan bahan kimia tersebut.
4. Bahan baku terbarukan
Bahan mentah atau bahan baku harus bersifat terbarukan bukan bahan habis pakai yang akan terus menipis dan mahal secara ekonomis
5. Katalis
katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
6. Mengurangi proses derivitasi
Derivatisasi yang tidak diperlu (gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara) pada proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya memperbanyak limbah.
7. Efisiensi atom
Metode sintesis harus didesain untuk memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses untuk menjadi produk akhir
8. Pelarut dan zat tambahan aman
Penggunaan zat zat tambahan (pelarut, agen pemisah dan sebagainya) dibuat sedapat mungkin tidak berbahaya bila digunakan
9. Efisiensi Energi
Energi untuk proses kimia harus aman dan dampak lingkungan dengan ekonomisnya diminimalkan
10. Desain untuk mudah degradasi
Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sehingga bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan (sintesis biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya).
11. Analisis langsung untuk mengurangi pencemaran
Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam prosesnya.
12. Meminimalisasi potensi kecelakaan
Bahan kimia yang
digunakan dalam reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi
kecelakaan yang dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan
dan api dapat dihindari.
GAYA HIDUP 5 R
dalam kehidupan seharihari.
Adapun 5 R
merupakan singkatan dariReuse, Recycle, Reduce
1. Reuse: Memanfaatkan ulang
(reuse)
yaitu menggunakan kembali barangbekas tanpa pengolahan bahan, untuk tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan asalnya. Contohnya penggunaan bahan-bahan plastik/ kertas bekas untuk benda-benda sovenir, bekas ban untuk tempat pot atau kursi taman, botol-botol minuman yang telah kosong diisi kembali, dan sebagainya.
2. Recycle: Mengolah kembali (recycle) yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut. Contohnya kertas atau sampah bekas,pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi atau logam bekas dibuat menjadi benda kain dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur ulang menjadi kompos (pupuk). Dalam proses daur ulang ini juga sampah dapapt diubah menjadi energi panas yang dikenal dengan proses insenerasi. Insenerasi sederhana sudah ada yang melakukannya, misalnya oleh beberapa industri di Jakarta, yaitu hasil akhir pengolahan air limbah padat dalam bentuk lumpur tidak dibuang ke tanah tetapi digunakan sebagai bahan bakar setelah mengalami pengeringan.
3. Reduce: Mengurangi (reduce)
adalah semua bentuk kegiatan atau perilaku
yang dapat mengurangi produksi sampah, misalnya ibu-ibu rumah tangga kembali ke pola hidup lama yaitu membawa keranjang belanja ke pasar sehingga jumlah kantong plastik yang di bawa ke rumah akan berkurang (terreduksi). Selain itu, bila setiap orang enggunakan saputangan bukan tisu, disamping sampahnya berkurang, dapat terjadi penghematan bahan baku untuk tisu berupa kayu yang diperoleh dari hutan
4. Replace: Menggantikan dengan
bahan yang bisa dipakai ulang (replace), adalah upaya mengubah kebiasaan
yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah yang mempunyai sifat
sukar diolah dan berbahaya.
5. Refill: Refill artinya
mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai. Satu hal tambahan yang tidak
boleh diabaikan Repair yaitu pemeliharaan atau
perawatan agar tidak menambah produksi limbah
KESIMPULAN
Kimia hijau merupakan perancangan kembali produk kimia dan
prosesnya dengan tujuan mereduksi atau mengeliminasi setiap pengaruh negatif
terhadap lingkungan dan kesehatan. Pendekatan kimia hijau berusaha
meminimalisir zat berbahaya, pemanfaatan katalis yang aman untuk reaksi dan
proses kimia, penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang
dapat diperbaharui, peningkatan efisiensi pada tingkat atom, dan penggunaan
pelarut yang ramah lingkungan.
Usaha untuk menerapkan kimia hijau untuk menghasilkan produk
industri untuk bangunan dan penggantian zat kimia berbahaya yang digunakan pada
berbagai industri dan kesehatan telah dilakukan. Berbagai peraturan mengenai
penerapan kimia hijau pada tingkat dunia dan Indonesia telah dibuat. Perlu
pengawasan ketat untuk penerapan pendekatan kimia hijau ini untuk mencegah
bahaya terhadap kesehatan dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
- Anggraeni, N.I.., Kamara, D.S.., dan Dahlan,A. http://jurnal.unpad.ac.id/dharmakarya/article/download/8196/3745
- Hidayat, Atep Afia., Kholil Muhammad .(2017). Kimia Industri
dan Teknologi hijau. Jakarta : Pantona Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.