Oleh :
Wirawan Danu Seto (@X30-Wirawan)
- Abstrak
Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari energi yang menyertai perubahan fisika atau reaksi kimia.
Tujuan utama termokimia ialah pembentukan kriteria untuk ketentuan penentuan kemungkinan terjadi atau spontanitas dari transformasi yang diperlukan. Dengan cara ini, termokimia digunakan memperkirakan perubahan energi yang terjadi dalam reaksi kimia, perubahan fase, dan pembentukan larutan. Sebagian besar ciri-ciri dalam termokimia berkembang dari penerapan hukum I termodinamika, hukum kekekalan energi, untuk fungsi energi dalam, entalpi, entropi, energi bebas gibs.2. Abstract
Thermochemistry is a branch of chemistry that studies the energy that accompanies physical changes or chemical reactions. The main objective of thermochemistry is the establishment of criteria for determining the probability or spontaneity of the required transformation. In this way, thermochemistry is used to estimate the energy changes that occur in chemical reactions, phase changes, and solution formation. Most of the characteristics in thermochemistry develop from the application of the first law of thermodynamics, the law of conservation of energy, to the functions of internal energy, enthalpy, entropy, and Gibs free energy.
3. Pendahuluan
Dalam Termokimia, kita mempelajari bagaimana energi
potensial kimia yang terdapat dalam suatu unsur dinyatakan dengan simbol H atau
bisa disebut dengan entalpi. Entalpi tersebut dapat mengalami perubahan entalpi
yakni selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi.
Perubahan tersebut merupakan perubahan energi nya dengan berbagai cara yakni
dengan reaksi eksoterm dan eksoterm. Sederhananya, reaksi endoterm memerlukan kalor,
sedangkan reaksi eksoterm membebaskan kalor. Untuk itu dalam menentukan kalor
reaksi maka diperlukan sebuah perhitungan. Alat yang digunakan untuk mengukur
perubahan kalor yakni calorimeter. Alat ini menentukan kalor dalam suatu
reaksi, yang mana tidak adanya perpindahan materi maupun energi dengan
lingkungan di luar calorimeter.
4. Rumusan masalah
1.
Bagaimana konsep yang terjadi pada
entalpi serta perubahan entalpi tersebut?
2.
Bagaimana reaksi indoterm dan
eksoterm dapat terjadi?
3.
Bagaimana perhitungan serta cara
kerja calorimeter?
4.
Apa hubungan antara termokimia
dengan ilmu Geografi?
5. Tujuan
1.
memahami termokimia
2. Memahami lebih dalam materi termokimia
3. Mengetahui rumus-rumus menghitung perubahan entalpi
6. Pembahasan
A.
Termokimia
Termokimia masuk ke dalam bagian termodinamika yang membahas perubahan
energi dalam suatu reaksi kimia dan dimanifestasikan sebagai kalor reaksi.
Partikel-partikel yang menyusun zat tersebut terus bergerak secara konsisten
sehingga menghasilkan energi kinetik. Dan energi kinetik ini berbanding lurus
dengan temperatur absolut. Dengan kata lain, ketika sebuah objek berada dalam
keadaan panas, maka atom dan molekul penyusunnya bergerak dengan cepat sehingga
energi kinetik yang dihasilkan juga jadi besar. Energi potensial dari zat
tersebut berasal dari gaya tarik menarik dan tolak-menolak yang terjadi antara
partikel penyusun zat. Nah bentuk energi yang umum dijumpai merupakan energi
kalor. Alat yang dapat digunakan untuk mengukurnya disebut kalorimeter. Alat
ini memanfaatkan teknik pencampuran dua zat yang ada di dalam sebuah wadah.
Kalorimeter biasanya digunakan untuk menentukan kalor dari suatu zat. Ada dua
jenis kalorimeter yang bisa kamu gunakan, yaitu kalorimeter tekanan tetap dan
kalorimeter volume tetap.
Termokimia sendiri adalah contoh penerapan hukum termodinamika pada
peristiwa kimia yang mempelajari kalor dalam reaksi kimia. Termokimia bisa
diartikan juga sebagai sebuah ilmu dalam bidang kimia yang mempelajari
perubahan atau dinamika dalam reaksi kimia dengan cara mengamati panasnya saja.
Contoh penerapan ilmu ini di dalam kehidupan sehari-hari adalah reaksi kimia
yang terjadi dalam tubuh manusia saat produksi energi yang diperlukan untuk
seluruh kegiatan sehari-hari. Atau pembakaran batu bara yang digunakan sebagai
pembangkit listrik.
A.
Pengertian indoterm &
eksoterm
1.
Reaksi indoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Reaksi endoterm, di
mana kalor harus disalurkan ke sistem oleh lingkungan. Pada reaksi ini, terjadi
perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan turun dan
menjadi lebih dingin.
Pada reaksi ini, terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem
sehingga suhu lingkungan turun dan menjadi lebih dingin. Reaksi endoterm
menyerap sejumlah energi sehingga energi sistem bertambah. Karena entalpi
bertambah, perubahan entalpinya bertanda positif. Pada reaksi endoterm, sistem
menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya,
entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya,
perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi
pereaksi (Hp-Hr) bertanda positif. Pada reaksi endoterm, sistem menyerap
energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya H akhir ( H
dari zat-zat produk reaksi) lebih besar daripada entalpi H awal (H dari zat-zat
pereaksi). Akibatnya, perubahan entalpi (∆H) yaitu selisih antara entalpi (H)
akhir dengan entalpi (H) awal. Sehingga nilainya bertanda positif. Hal ini
ditandai dengan menurunnya suhu lingkungan dan bertambahnya suhu pada sistem.
Contoh reaksi
endoterm antara lain:
·
Reaksi antara barium hidroksida (Ba(OH)2) dan kristal amonium
klorida (NH4Cl) dengan penambahan beberapa tetes air
·
Reaksi antara amonium tiosianat (NH4SCN) dan barium hidroksida
dekahidrat (Ba(OH)2.10H2O)
·
Peristiwa pembekuan es
·
Fotosintesis
·
Penguraian merkuri(II) oksida (HgO) pada suhu tinggi
2. Reaksi
Eksoterm
Reaksi eksoterm
adalah kalor yang dihasilkan oleh suatu proses pembakaran dipindahkan dari
sistem ke lingkungannya. Dengan kata lain yaitu suatu reaksi yang menghasilkan
kalor. Reaksi eksoterm dapat terjadi secara natural (alami) dan juga buatan
(disengaja). Contoh reaksi eksoterm natural yang terjadi di alam adalah
pembakaran kayu, air mengalir, atau besi berkarat.
Sementara reaksi
eksoterm buatan (disengaja) biasanya terjadi di dalam laboratorium yang
merupakan hasil dari sebuah percobaan. Contohnya campuran air dan asam pekat,
reaksi air dan natrium peroksida, reaksi yang terjadi antara HCl dengan serbuk
zink, atau yang lainnya.
C. Sistem dan
Lingkungan
Istilah sistem
umumnya digunakan dalam proses analisa perubahan energi yang berkaitan dengan
reaksi kimia. Sistem tersebut didefinisikan sebagai bagian dari alam yang
menjadi perhatian manusia.
Sementara untuk kimiawan, sistem umumnya merupakan zat-zat yang terlibat di dalam perubahan fisika dan kimia. Sisa dari alam yang ada di luar sistem tersebut kemudian dikenal sebagai lingkungan atau surrounding.
Macam-macam sistem
Berdasarkan interaksi dengan lingkungan, sistem di dalam ilmu kimia bisa diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup, serta sistem terisolasi.
a) Sistem
Terbuka
Sistem terbuka adalah
sistem hasil dari perpindahan energi dan materi yang terjadi karena interaksi
sistem dengan lingkungan. Contohnya adalah proses pelarutan garam dapur di
beker gelas yang terbuka
b) Sistem Tertutup
Dalam sistem tertutup, perpindahan materi tidak dimungkinkan terjadi akan tetapi perpindahan energi masih tetap bisa terjadi di antara sistem dan lingkungannya. Contohnya ketika mengamati pelarutan di atas, keadaan tersebut materi tidak bisa keluar ataupun masuk ke beker gelas karena beker gelasnya tertutup.
c) Sistem
Terisolasi
Sementara sistem
terisolasi merupakan sistem yang tidak mendukung untuk perpindahan materi atau
energi di antara sistem dan lingkungan. Seperti misalnya air panas di dalam
termos. Air tersebut dimasukan ke dalam termos agar panasnya tidak menghilang
dan volume airnya tetap. Dengan kata lain, baik panas atau airnya tidak
mengalami perubahan.
7. Kesimpulan
Setiap reaksi kimia selalu disertai
dengan perubahan energi yang ditandai dengan perubahan suhu. Perubahan energi
yang terjadi dapat berupa melepas kalor ataupun menyerap kalor. Berdasarkan
pengamatan, benda yang memiliki suhu lebih tinggi akan melepas kalor sedangkan
benda yang memiliki suhu lebih rendah akan menyerap kalor.
Perubahan kalor dapat diukur dan diamati
melalui percobaan yang sederhana, salah satunya dengan meggunakan kalorimeter.
Berdasarkan percobaan sederhana dengan menggunakan kalorimeter, dapat
ditentukan bahwa perubahan kalor pelartan etanol dalam air menjadi semakin
besar apabila perbandingan antara mol air dengan mol etanol lebih besar.
8. Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan
Pengetahuan Lingkungan Industri. Dasar-dasar Ilmu Kimia (Modul 1). Universitas
Mercu Buana.
Ismunandar. 2013. Kimia Dasar I: Pengenalan Kimia Dasar (Video Youtube). Institut Teknologi Bandung.
Chang, Raymond.2005.Kimia Dasar Konsep-Konsep
Inti.Jakarta:Erlangga
Sutresna, Nana.2007.Cerdas Belajar Kimia untuk
Kelas XI.Bandung:Grafindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.