Oleh : Azis
Ramadhan
@W08-AZIS
Termodinamika merupakan salah satu cabang fisika yang membahas mengenai perubahan energi panas menjadi bentuk energi lain. Hukum pertama termodinamika dan hukum termodinamika kedua menjadi acuan dalam membahas mengenai perubahan energi. Pengukuran di dalam termodinamika tidak dinyatakan dengan besaran mikroskopis melainkan dengan besaran makroskopis.[1] Termodinamika membahas mengenai hubungan antara energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistika di mana hubungan termodinamika berasal. Asal kata termodinamika adalah dari dua kata bahasa Yunani yaitu thermos yang artinya panas dan dynamic yang artinya perubahan.
Kajian termodinamika kimia
Pada
saat tertentu, proses
perubahan suatu sistem
kimiaatau fisika akan
mencapai keadaan statis,
dimana perubahan total keadaan sistem
sama dengan nol.
Kondisi ini terjadi
jika telah tercapai kesetimbangan
termodinamika baik antara sistem
dengan
sistem atau
sistem dengan lingkungan.
Jenis kesetimbangan termodinamika yang dipelajari pada
proses kimia adalah
sebagai
berikut:
- Kesetimbangan termal yang terjadi
jika temperatur sama
pada setiap titik.
- Kesetimbangan
kimia yang terjadi jika reaksi kimia dari reaktan ke produk atau
sebaliknya berlangsung dengan laju yang sama.
- Kesetimbangan fasa
yang terjadi jika perubahan antar fasa berlangsung dengan laju dan jumlah
materi yang sama.
Tiga
kategori kesetimbangan termodinamika di
atas merupakan objek kajian
termodinamika kimia yang dipelajari berdasarkan hukum - hukum termodinamika. Hukum pertama termodinamika
berkaitan dengan kesetimbagan termal , sedangkan hukum kedua dan
ketiga termodinamika berkaitan dengan
kesetimbangan kimia dan kesetimbangan fasa .
Ketiga hukum termodinamika ini me mbantu kimiawan untuk:
- Menentukan kondisi dimana
reaksi kimia memungkinkan terjadi.
- Mengatur
dan menvariasikan besaran termodinamika sehingga diperoleh hasil reaksi
yang diinginkan.
- Memaksimalkan reaksi
yang diinginkan atau
menghambat reaksi yang tidak dii nginkan jika reaksi kimia meliputi
beberapa jalan.
- Menentukan kondisi
stabil reaktan dan
produk yang terlibat dalam reaksi kimia.
Fasa zat sistem kimia/fisika
Materi sebagai objek kajian termodinamika
dikelompokkan ke dalam 3 jenis fasa. Masing-masingfasa tersebut memiliki pengaruh dan respon yang
berbeda terhadap besaran termodinamika. Ketiga jenis fasa tersebut adalah
sebagai berikut:
- Padat
Gaya tarik antar partikel
penyusun zat padat sangat kuat sehingga partikel - partikel tersebut hanya
bergetar pada posisi yang sama dan tetap berada dalam satu kesatuan. Jarak antar
partikel yang satu dengan partikel yang lain sangat rapat, sehingga rapatan atau
densitasnya sangat besar. Sifat - sifat tersebut menyebabkan zat padat tidak terlalu
terpengaruh oleh perubahan variable - variabel sistem seperti perubahan
temperatur atau
tekanan
- Cair
Gaya tarik antar partikel
penyusun zat cair kurang kuat sehingga partikel-partikeltersebut bisa bergerak bebas
dan tumpang tindih dengan partikel-partikel yang lain. Sifat-sifat tersebut menyebabkan
bentuk zat cair, seperti air, minyak tanah, bensin, dan lain-lain bisa mengalir
dan berubah-ubah sesuai dengan wadah yang ditempatinya. Akan tetapi, gaya tarik
antar partikelnya masih relatif kuat untuk menahan partikel-partikel tersebut
tetap dalam satu kesatuan, sehingga meskipun bentuknya dapat berubah-ubah, pada
tekanan dan temperatur yang sama volume zat cair tetap tidak berubah.
- Gas
Gas
adalah fasa zat yang berbeda dengan dua jenis fasa sebelumnya. Gaya tarik antar
partikelnya sangat lemah sehingga jarak antar partikelnya berjauhan, densitasnya sangat kecil, dan menyebabkan partikel-partikel
tersebut dapat bergerak bebas. Perilaku ini
menyebabkan gas memiliki sifat unik yang mudah diamati, antara lain:
a.
Volume dan bentuk sistemnya sesuai wadah.
b.
Gerak partikelnya cepat
dan bebas serta
memberikan tekanan
ke dinding
wadah. Semakin banyak
partikel - partikel gas,
tekanan sistemnya
semakin besar.
c.
Gas dapat ditekan dengan tekanan dari luar yang menyebabkan volume sistemnya
menyusut. Jika tekanan
luar tersebut dikurangi, volumenya akan mengembang kembali.
d.
Jika temperatur sistem
gas bertambah, maka
volumenya bertambah dan
sebaliknya jika dikurangi,
volumenya akan menyusut.
e.
Jika dua
atau lebih zat
berfasa gas dicampur
pada wadah yang sama, partikel -partikel masing - masing gas tersebut akan
terdistribusi merata.
Sifat - sifat gas
yang telah diuraikan
di atas menunjukkan bahwa
gas merupakan sistem kimia/fisika yang sangat dipengaruhi oleh perubahan volume, tekanan,
temperatur, dan jumlah partikel. Variable - variabel tersebut
saling mempengaruhi. Jika
salah satu variable diubah,
maka beberapa variabel
yang lain akan
berubah. Untuk mengetahui
hubungan antar variabel - variabel tersebut dan bagaimana variabel - variabel tersebut
melibatkan fungsi jalan
dan
mempengaruhi fungsi
keadaan, kajian tentang termodinamika lebih
difokuskan pada sistem
gas.
Gambaran ketiga jenis fasa
zat sistem kimia/fisika sebagaimana
dijelaskan di atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
HUKUM KEDUA DAN KETIGA TERMODINAMIKA
A.
Hukum kedua termodinamikaHukum
pertama termodinamika telah
menjelaskan hubungan dan jenis-jenis
energi yang terlibat
dalam suatu proses. Penjelasantersebut sangat
membantu dalam menentukan besarnya energi
yang terlibat sehingga
suatu proses dapat diramalkan apakah
dapat mencapai kesetimbanganenergi atau tidak.
Akan tetapi, hukum
hal tersebut belum
cukup untuk menjelaskan spontanitas
suatu proses, termasuk
arahnya apakah reversibel atau
irreversibelSuatu proses perubahan
dianggap spontan apabila
proses tersebut mencapai kesetimbangan
tanpa masukan energi
dari luar sistem.
Sebaliknya, proses perubahan
dianggap non spontan apabila proses
tersebut memerlukan masukan
energi dari luar sistem. Bila
keadaan setelah perubahan tersebut dapat dikembalikan kembali
ke keadaan sebelum
perubahan tanpa menyebabkan
perubahan lain, baik di dalam maupun di luar sistem, maka proses
perubahan tersebut bersifat
reversible. Namun perubahan
tanpa menyebabkan perubahan yang lain tidak mungkin dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari,
sehingga umumnya perubahan di alam
adalah perubahan irreversibel.Untuk mengkaji spontanitas dan reversibilitas
suatu proses dibutuhkan rumusan hukum
termodinamika yang baru,
yaitu hukum kedua termodinamika. Hukum
ini dibangun berdasarkan
2 fakta yang esensial, yaitu:
1.Semua
proses yang terjadi
di alam hanya
bergerak pada satu arah, dan tidak mungkin sebaliknya
secara spontan.
2.Jika
proses tersebut bekerja
menggunakan energi kalor,
maka tidak semua kalor
tersebut dapat diubah
menjadi energi kinetik.
Sebagai contoh,
jika
kita melemparkan gelas
ke lantai dan
secara spontan pecah, maka
tidak mungkin mengulangi proses
untuk dari yang sebaliknya
untuk membuat gelas
tersebut utuh kembali. Contoh kedua, jika kita memindahkan
suatu benda, maka interaksi benda
tersebut dengan lingkungannya menyebabkan
hilangnya sejumlah kalor.
Berdasarkan
2 fakta tersebut,
beberapa ahli merumuskan pernyataan hukum kedua
termodinamika, sebagai berikut:
1.Rudolf Clausius(1822-1888) menyatakan
rumusan Clausiustentang hukum
II termodinamika dengan
pernyataan aliran kalor: ”kalor mengalir secara spontan dari benda
bertemperatur tinggi ke benda bertemperatur rendah dan tidak mengalir
secara spontan dalam arah kebalikannya”.
2.Kelvindan
Planckmenyatakan rumusan Kelvin-Plancktentang hukum II termodinamika
tentang mesin kalor: ”tidak mungkin
membuat suatu mesin
kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang
semata-mata menyerap kalor
dari sebuahreservoir dan mengubah seluruhnya menjadi kerjaluar”.
Dengan
demikian dapat dirumuskan
penyataan hukum kedua
termodinamikasecara
umum: ”tidak ada
proses yang dapat berlangsung
terus-menerus dengan menyerap
kalor dan mengkonversikan seluruh
kalor yang diserap
tersebut menjadi kerja tanpa
hasil samping, yaitu
adanya kalor yang
hilang”. Konsekuensi hukum ini memunculkan besaran termodinamika
baru yang berkaitan dengan kalor yang hilang tersebut, yaitu entropi(S).
B.
EntropiKalor yang hilang
pada suatu proses
dapat dinyatakan dengan suatu
variabel keadaan termodinamika yang
disebut entropi, yaitu ukuran
jumlah energi atau
kalor yang tidak
dapat diubah menjadi kerja. Proses
irreversibel (seperti pendinginan hingga mencapai
temperatur yang sama
dengan temperatur
lingkungan dan pemuaian
bebas gas) adalah
proses spontan, sehingga proses
tersebut disertai kenaikan
entropi. Sementara itu, proses
reversibel adalah
proses yang seimbang
sehingga tidak menyebabkan
perubahan entropi.Jika suatu sistem
pada temperatur tertentu
mengalami proses reversibel atau irreversibel dengan kontribusi sejumlah
kalor (dq), maka perubahan
entropi sistem tersebut
dirumuskan sesuai persamaan
5.1.TdqS..............................................................................(5.1)
Perubahan
entropi ∆S hanya tergantung pada keadaan akhir dan keadaan awal. Satuan entropi
dalam sistem SI adalah J K-1. Persamaan
5.1 menjelaskan secara
matematis hukum kedua termodinamika
sebagai perubahan entropi
sistem sesuai persamaan 5.2.
dSalam semesta≥
O..................................................................(5.2)
dimana:dSalam semesta= dSsistem+ d
Slingkungan........................................(5.3)
Artinya,
proses reversibel tidak
mengubah entropi total
alam semesta (∆Salam
semesta= 0), tetapi
setiap proses irreversibel
selalu menaikkan entropi alamsemesta (∆Salam semesta≥ 0).
Contoh proses
irreversibeldalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan ΔS> 0 adalah
sebagai berikut:
1.Padatan menjadi cairan atau larutan,
2.Cairan menjadi gas.
3.Jumlah molekul gas dalam suatu reaksi kimia
meningkat.
4.Temperatur zat bertambah.Rumusan entropi
dalam kondisi statis
disebut rumus Boltzmannyang dirumuskan sesuai persamaan 5.4
Sln............................................................................(5.4)
dimana k =
1.381 x 10-23J
K-1disebut tetapan Boltzmann.
Tetapan ini terkait dengan
tetapan gas ideal,
yakni R = NAk.
Persamaan 5.4 menunjukkan entropi berbading
lurus dengan W,
yakni banyaknya jalan agar
energi sistem dapat
dicapai dengan penyusunan
ulang atom-atom atau molekul-molekul diantara
keadaan-keadaan yang ada. Hal
ini menunjukkan bahwa
entropi menggambarkanketidakteraturan komponen-komponen sistem.
Berdasarkan persamaan
5.2 dan 5.4,
dapat disimpulkan bahwa entropi
proses yang berlangsung
spontan dalam suatu sistem
yang terisolasi akan meningkat.
Dengan demikian hukum kedua
termodinamika dapat pula
dinyatakan: “derajat
ketidakteraturan dalam alam semesta akan selalu meningkat”.
Entropi adalah
besaran ekstensif, sehingga
jika dibagi dengan jumlah massa
m atau jumlahmol n menjadi entropi jenis (s) sesuai persamaan 5.5.
S=atau nSs...........................................................(5.5)
Kesimpulan
Reaksi kimia merupakan proses yang selalu melibatkan
energi, baik membutuhkan atau melepaskan energi. Bidang ilmu kimia yang mempelajari
konsep ini secara teoritikal dan eksperimental disebut termodinamika kimia. Konsep
ini sangat penting bagi seorang kimiawan
untuk mempelajari dan mengeksplorasi suatu
reaksi kimia. Namun, keterbatasan sumber belajar telah mempersulit banyak
kimiawan, baik mahasiswa, guru, dosen, atau peneliti untuk memahami konsep ilmu
ini.
Referensi
:
https://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika
Nolly.
Termokimia,diakses dari http://www.kimiadb2.webs.com/MateriBab2Sem10910.doc
pada tanggal 30 Juni 2010.
Rahayu, S. I,
2006. Termodinamika (Azas Dasar
dan Terapan Kimia).Penerbit ITB:
Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.