Termodinamika :
Pembahasan Hukum Pertama Termodinamika
Pada materi kali ini kita akan membahas tentang pengertian dasar termodinamika serta pembahasan hukum pertama termodinamika.
Pengertian Dasar Termodinamika.
Termodinamika dapat
didefinisikan sebagai sains dari energi. Termodinamika adalah cabang ilmu
fisika yang mempelajari hukum-hukum tentang hubungan antara kalor dan kerja
dari suatu sistem. Termodinamika ini berhubungan erat dengan mekanika
statistika, fisika energy, panas, kerja, entropi, dan kesepontanan proses.
Termodinamika sendiri
berasal dari dua kata dalam Bahasa yunani, yaitu thermos yang artinya panas, dan dynamic
yang artinya perubahan. Termodinamika ditemukan dan diteliti awal abad 18,
dimana pada saat itu mulai berkembang dan menjadi perhatian karena penggunaan
mesin uap yang merupakan menjadi penanda dimulainya revolusi industry.
Termodinamika ini
sebenarnya merupakan suatu keilmuan yang pada dasarnya sangat dekat dengan
kehidupan kita. Aplikasi dan penerapan termodinamika bias terjadi pada tubuh
manusia, peristiwa meniup kopi panas, refrigenerator, preassure cooker, mesin
mobil, pembangkit listrik dan lainnya.
Sistem, Lingkungan dan Batas.
Dalam ilmu termodinamika,
ada yang disebut dengan sistem, lingkungan dan batasan sistem. Sistem merupakan kuantitas atau meteri
yang dipilih untuk dipelajari. Lingkungan
(surrounding) adalah segala sesuatu yang berada diluar daerah dari sistem. Batas (boundary) yaitu permukaan rill
atau imajiner yang memisahkan antara sistem dan lingkungan. Batas tersebut
dapat berupa batas yang tetap dan batas yang bergerak.
Sistem dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu :
1. Sistem Terbuka, yaitu
sistem yang mengalami pertukaran baik materi maupun kalor dengan lingkungannya.
Sebuah pembatas yang memperbolehkan pertukaran benda disebut permeable.
Contoh dari sistem
terbuka, diantaranya yaitu samudra.
Perjanjian yang dipakai
untuk menganalisa sistem terbuka yaitu :
- Panas (q) bernilai
positif (+), jika diberikan kepada sistem dan bernilai negative (-) jika dilepaskan
dari sistem.
- Kerja / usaha (w) bernilai
positif (+), jika dilepaskan sistem dan bernilai negative (-) jika diberikan
kedalam sistem.
2. Sistem Tertutup, yaitu
apabila hanya kalor yang dapat menembus batas-batas sistem, atau hanya terjadi
pertukaran energi (panas dan kerja), tanpa terjadi pertukaran benda atau
materi.
Contoh dari sistem
tertutup yaitu, balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon
tetap, tetapi volumenya berubah dan energi panas masuk ke dalam massa udara di
dalam balon.
Suatu sistem bisa mengalami
pertukaran panas dan kerja atau keduanya, biasanya dipertimbangkan sebagai
sifat pembatasnya yaitu :
Pembatas Adiabatik merupakan gak
memperbolehkan adanya pertukaran panas. Pembatas Rigid merupakan gak
memperbolehkan adanya pertukaran kerja.
3. Sistem Tersekat (Terisolasi), yaitu suatu sistem yang tidak mengalami
pertukaran baik materi maupun kalor dengan lingkungan sekitarnya.
Contohnya adalah pada air
yang disimpan dalam termos.
Dalam analisis sistem terisolasi,
energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem. Karakteristik
yang menentukan sifat dari sistem disebut dengan property (koordinat
sistem/variabel keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume
(v), masa (m), viskositas, konduksi panas dan lainnya.
Termodinamika
berhubungan dengan sifat-sifat makroskopis sistem dan cara sifat-sifat sistem
itu berubah. Sifat sistem seperti itu ada dua jenis, yakni sifat intensif dan
sifat ekstensif.
Sifat
intensif adalah sifat yang tidak bergantung pada kuantitas sistem, contohnya
suhu, massa jenis, dan kapasitas kalor. Untuk lebih jelas, anda dapat mengamati
pendidihan air. Satu gelas air atau satu ember air jika dipanaskan pada 1 atm
akan mendidih pada suhu 100ºC. Karena itu suhu merupakan salah satu sifat
intensif, tidak bergantung jumlah materi.
Sifat
ekstensif adalah sifat-sifat sistem yang bergantung pada kuantitas sistem,
contohnya volume, tekanan, energi, dan sejenisnya. Energi berbanding langsung
dengan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi, misalnya penguraian 1 mol air
menjadi unsur-unsumya diperlukan energi sebesar 286 kJ. Pada kondisi yang sama,
penguraian dua mol air diperlukan energi sebesar dua kali dari penguraian satu
mol air, yaitu sebesar 572 kJ.
Hukum Pertama Termodinamika.
Hukum pertama termodinamika
merupakan salah satu hukum kekekalan energi. Artinya energi tidak dapat
diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan dapat berubah bentuk.
Hukum Pertama Termodinamika,
menyatakan bahwa untuk setiap proses apabila kalor (q) diberikan kepada sistem
dan sistem melakukan usaha (w), maka akan terjadi perubahan energy dalam
(ΔU). Persamaan matematis dapat ditulis
sebagai berikut :
ΔU = q – w atau q = ΔU + w
Dimana :
ΔU =
Perubahan energi dalam (Joule)
q = Jumlah kalor (Joule)
w = Usaha sistem (Joule)
Dari persamaan tersebut, maka penting untuk memperhatikan aturan nilai positif dan negatifnya, yaitu :
ΔU bertanda positif (+) jika sistem mengalami kenaikan suhu dan bertanda negatif (-) jika sistem mengalami penurunan suhu.
q bertanda positif
(+) jika sistem menyerap
kalor dan bertanda negatif
(-) jika sistem melepas kalor.
w bertanda positif
(+) jika sistem melakukan
usaha dan bertanda negatif
(-) jika sistem menerima usaha.
Dan
pada sistem terisolasi, q=0 dan w=0, sehingga tidak ada perubahan energi dalam ΔU.
Untuk mengingat hukum I termodinamika, bisa diperjelas dengan gambar di bawah ini :
Hukum ini dapat diuraikan menjadi
empat proses, yaitu :
- Isobarik (Tekanan tetap atau konstan)
- Isotermik (Suhu tetap atau konstan)
- Isobarik (Tekanan tetap atau konstan)
- Adiabatik (Sistem diisolasi agar tidak terjadi pertukaran kalor)
a. Perubahan Energi Internal Sistem, ΔU
Jika reaksi kimia adalah sistem gas yang
berlangsung pada keadaan standar dan sistem melakukan kerja melalui perubahan
tekanan-volume, maka
Persamaan tersebut hanya
berlaku untuk sistem yang dilakukan pada tekanan luar yang tetap. Untuk sistem
reaksi yang dilakukan pada volume tetap, persamaan menjadi:
Secara numerik, ΔU sama dengan kalor yang
diserap oleh sistem jika proses dilakukan pada volume tetap.
Berdasarkan Persamaan tersebut pengukuran ΔU
untuk suatu reaksi kimia dapat dilakukan melalui pengukuran kalor yang
dilepaskan atau diserap oleh sistem reaksi pada volumee tetap. Jika kalor
dilepaskan, qv berharga negatif dan energi internal yang dihasilkan lebih
rendah dari pereaksi. Kalor yang dilepaskan oleh sistem reaksi dinamakan reaksi
eksoterm. Jika kalor diserap oleh sistem selama reaksi terjadi, qv
berharga positif dan energi internal juga bernilai positif. Reaksi dimana kalor
diserap oleh sistem dinamakan reaksi endoterm.
b. Perubahan Entalpi, ΔH
Pada volume tetap, besarnya kalor yang
menyertai reaksi kimia sama dengan perubahan energi internal sistem (ΔU = qv).
Namun demikian, jika reaksi kimia dilakukan pada tekanan tetap maka energi
internalnya tidak sama dengan qv. Untuk mengetahui keterlibatan kalor dalam
reaksi kimia yang dilakukan pada tekanan tetap, diperkenalkan fungsi keadaan
baru dinamakan entalpi, yaitu:
H = U + PV
H dinamakan entalpi (berasal dari huruf awal
kata Heat of Content). Entalpi merupakan fungsi keadaan yang harganya
bergantung pada U, P, dan V. Perubahan entalpi sistem diungkapkan sebagai :
ΔH = ΔU + Δ(PV)
Jika persamaan tersebut diterapkan pada
tekanan tetap maka akan diperoleh persamaan
ΔH = (q-PΔV) + PΔV
ΔH =qp
Dengan demikian, jika sistem reaksi
dilakukan pada tekanan tetap, kalor yang diserap atau dilepaskan sistem sama
dengan perubahan entalpi.
Nilai pq positif jika sistem menyerap kalor
dan reaksinya bersifat endoterm, sebaliknya nilai qp negatif jika sistem
melepaskan kalor dan reaksinya bersifat eksoterm.
Untuk reaksi yang melibatkan cairan atau
padatan, perubahan volume yang terjadi sangat kecil, sebab kerapatan zat yang
terkondensasi sangat tinggi. Apalagi jika reaksi dilakukan pada tekanan rendah,
misalnya 1 atm, maka Δ(PV) relatif sangat kecil dan dapat diabaikan sehingga
ΔH = ΔU
Jika gas dikonsumsi atau dihasilkan selama
reaksi berlangsung, ΔH dan ΔU dapat memiliki nilai sangat berbeda. Untuk gas
ideal yang berlangsung pada suhu tetap, maka
Δ(PV)= ΔnRT;
dengan Δn adalah perubahan mol gas selama
reaksi berlangsung. Dengan demikian, dari persamaan diatas untuk sistem gas
yang berlangsung pada suhu tetap diperoleh hubungan:
ΔH = ΔU + ΔnRT
Sekian materi yang dapat penulis sampaikan, tentunya masih banyak kekurangan pada materi ini, namun penulis berharap semoga artikel ini dapat memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Terima kasih.
Hormat saya,
Cecep Syaripudin.
DAFTAR
PUSTAKA
Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri, Universitas mercu Buana. Jakarta
Atep Afia Hidayat, Ir.MP. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. 2021. Jakarta.
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Termodinamika-anto/topik1.html
https://www.ruangguru.com/blog/hukum-dan-prinsip-termodinamika
https://seputarilmu.com/2019/11/termodinamika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.