.

Senin, 15 November 2021

MANFAAT KIMIA HIJAU

 

MANFAAT KIMIA HIJAU

Oleh : Ahmad Revaldy (@T32-Ahmad)






Abstrak

Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya. Sementara kimia lingkungan adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah pencemaran pada sumbernya.

Kata kunci : Kimia hijau, Manfaat kimi hijau

Abstract

Green chemistry, also called sustainable chemistry, is a research and chemical engineering/engineering philosophy that advocates the design of products and processes that minimize the use and creation of hazardous compounds. While environmental chemistry is a branch of chemistry that deals with the environment and chemical substances in nature, green chemistry instead seeks to find ways to reduce and prevent pollution at its source.

Keywords : Green chemistry, Green chemistry benefits

Pendahuluan

Kerusakan lingkungan terjadi dikarenakan beberapa faktor namun faktor utama terjadi kerusakan lingkungan dikarenakan terjadinya pencemaran lingkungan. Masuknya zat-zat yang berbahaya khususnya zat kimia membuat suatu lingkungan tidak lagi aman terhadapa kehidupan di dalam suatu lingkungan. Istilah kimia hijau atau green chemistry adalah ilmu kimia yang berfokus kepada pencegahan polusi yang merupakan penyebab pencemaran. Kimia hijau pertama kali dikenal secara global pada tahun 1990 setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. Kimia hijau menjadi solusi untuk kebaikan suatu lingkungan di masa depan. Hal ini dikarenakan kimia hijau berfokus kepada menciptakan suatu hal yang ramah lingkungan dan mengurangi dampak dari bahayanya suatu bahan kimia terhadap lingkungan. Menurut Anwar (2015) menyatakan bahwa,bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep green chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam.

Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud kimia hijau?

2.      Apa saja manfaat kimia hijau?

3.      Bagaimana cara penerapan kimia hijau?

 

 

Tujuan

1.      Untuk mengetahui apa itu kimia hijau

2.      Untuk mengetahui apa saja manfaat kimia hijau

3.      Untuk memahami pennerapan kimia hijau

Pembahasan

Green chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. Green chemistry merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep green chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam (Anwar, 2015).

Istilah kimia digunakan dalam “green chemistry” dimaksudkan karena melibatkan struktur dan perubahan suatu materi. Perubahan tersebut pasti melibatkan energi sebagai sumbernya. Oleh karena itu konsep green chemistry ini juga erat kaitannya dengan energi dan penggunaannya baik itu secara langsung maupun yang tidak langsung seperti penggunaan suatu material dalam hal pembuatan, penyimpanan dan proses penyalurannya (Anwar, 2015).

Manfaat kimia hijau adalah

mengusahakan proses-proses kimia yang lebih ekonomis karena biaya produksi

dan regulasi yang lebih rendah,

efisien dalam penggunaan energi,

pengurangan limbah produksi,

pengurangan kecelakaan, produk yang lebih aman, tempat kerja dan komunitas yang lebih sehat, perlindungan terhadap kesehatan.

Aplikasi penerapan kimia hijau terus diupayakan untuk tetap menjaga lingkungan di masa depan. Menurut Mustafa (2017) bahwa,  peranan ilmu dan teknologi kimia dalam pembentukan kota cerdas, antara lain, dengan diperkenalkannya konsep kimia hijau atau green chemistry untuk pengelolaan pembangunan berkelanjutan. Kimia hijau dengan memanfaatkan teknologi dapat menciptakan suatu kota yang cerdas. Ilmu dan teknologi Kimia, melalui pendekatan kimia hijau dapat membuat aspek-aspek ini dikembangkan dan dikelola dengan lebih berkelanjutan, yaitu dengan menerapkan efisiensi energi dan anggaran yang lebih efektif dan pemanfaatan materi yang ramah lingkungan.

Menurut Fajaroh (2018) bahwa nanopartikel makin berperan di berbagai bidang kehidupan. Oleh karenanya perlu terus dikembangkan metode sintesis yang tidak sekedar efektif, tetapi sekaligus harus berbasis prinsip kimia hijau, yakni berupa teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan yang tidak hanya memperhatikan aspek kuantitas hasil, tetapi juga aspek keamanan bagi lingkungan terdampak. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan pereduksi alami dalam sintesis nanopartikel. Senyawa bioreduktor tersebut terkandung dalam tanaman dan limbahnya. Mikroorganisme juga dapat dimanfaatkan sebagai bioreduktor.

Kesimpulan

Green chemistry memiliki peranan penting untuk mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya. Prinsip Green Chemistry dapat diapliaksikan dalam pembelajaran kimia, salah satunya yaitu dalam kegiatan praktikum di laboratorium. Hal yang dapat dilakukan diantaranya mengurangi atau mengganti bahan-bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam suatu reaksi kimia atau sintesis suatu senyawa yang menghasilkan limbah berbahaya yang dapat menimbulkan masalah lingkungan.

Daftar Pustaka

Anwar, Muslih. 2015. Kimia Hijau/Green Chemistry. Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia. Badan Penelitian Teknologi Bahan Alam. Dalam http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343 .(diakses 12 November 2021)

Fajaroh, Fauziatul. 2018. Sintesis Nanopartikel dengan Prinsip Kimia Hijau. Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Negeri Malang. Malang. Dalam http://kimia.fmipa.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/04/Hal-24-32-FAUZIATUL.pdf. (diakses 12 November 2021)

Hidayat, Atep Afia. 2021. Kimia Hijau. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Indusrti. Jakarta. Universitas Mercu Buana.  (diakses 12 November 2021)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.