.

Senin, 15 November 2021

UPAYA MELESTARIKAN LINGKUNGAN DENGAN KIMIA HIJAU

Oleh: Clara Elva Novita (@T04-Clara)

ABSTRAK

Kimia hijau merupakan perancangan kembali produk kimia dan prosesnya dengan tujuan mereduksi atau mengeliminasi setiap pengaruh negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kimia hijau memanfaatkan pengetahuan kimia yang berlaku untuk proses produksi, penggunaan, dan pembuangan akhir bahan kimia dengan cara meminimalkan penggunaan bahan yang dapat menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Hal ini tercantum dalam prinsip kimia hijau.

Kata kunci: kimia hijau, lingkungan, prinsip kimia hijau

 

ABSTRACT

Green chemistry is the redesign of chemical products and processes with the aim of reducing or eliminating any negative effects on the environment and health. Green chemistry utilizes chemical knowledge applicable to the production, use and final disposal of chemicals by minimizing the use of materials that can cause harm to the environment. This is stated in the principles of green chemistry.

Keywords: green chemistry, environment, principles of green chemistry

 

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang ini, orang mulai sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan. Banyak hal yang mulai dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dengan kemajuan teknologi yang ada, usaha yang dilakukan untuk menjaga lingkungan terbilang cukup maju dan cepat. Salah satunya adalah kimia hijau (green chemistry).

Menurut Oberlin (2008), bahwa kimia hijau merupakan perancangan kembali produk kimia dan prosesnya dengan tujuan mereduksi atau mengeliminasi setiap pengaruh negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Sebagai contoh dari proyek kimia hijau adalah untuk menemukan bahan yang tidak beracun (non-toksis), pelarut pengganti yang tidak mudah menguap, mengembangkan katalisis baru dan bahan-bahan yang ramah lingkungan.

Penerapan kimia hijau dimulai dengan pernyataan mengenai proses produksi yang hasil akhirnya memiliki sisa produk kimia merupakan hal yang tidak tepat. Untuk mencapai sasaran dan fungsinya, kimia hijau dapat memodifikasi dan mendesain ulang produk dan proses kimia, dengan tujuan utama untuk meminimalkan limbah dan penggunaan bahan yang berbahaya. Pada prinsipnya, kimia hijau memanfaatkan pengetahuan kimia yang berlaku untuk proses produksi, penggunaan, dan pembuangan akhir bahan kimia dengan cara meminimalkan penggunaan bahan yang dapat menimbulkan kerusakan pada lingkungan.

 

RUMUSAN MASALAH

1.      Mengapa kimia hijau menjadi hal yang bisa membantu pelestarian lingkungan?

2.      Apa saja prinsip kimia hijau?

3.      Bagaimana contoh penerapan kimia hijau dalam kehidupan?

 

TUJUAN

1.      Mengetahui alasan kimia hijau dapat membantu pelestarian lingkungan.

2.      Mengetahui prinsip kimia hijau.

3.      Memahami contoh penerapan kimia hijau dalam kehidupan.

 

PEMBAHASAN

Kimia hijau bertujuan mengembangkan proses kimia dan produk kimia yang ramah lingkungan dan sesuai dengan pembangunan berkelanjutan. Menurut Maria dkk, bahwa Green Chemistry adalah pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran. Green Chemistry bukanlah cabang ilmu kimia baru tetapi cara pandang atau strategi dalam kaitannya dengan pemanfaatan kimia. Pada tahun-tahun belakangan ini, Green Chemistry telah diterapkan dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan aktivitas industri.

Menurut Stanley (2005), bahwa kimia hijau dapat didefinisikan sebagai praktik ilmu kimia dan manufaktur dengan cara yang berkelanjutan, aman, dan tidak menimbulkan polusi dan yang mengkonsumsi bahan dan energi dalam jumlah minimum sambil menghasilkan sedikit atau tanpa bahan limbah.  Praktik kimia hijau dimulai dengan pengakuan bahwa produksi, pemrosesan, penggunaan, dan akhirnya pembuangan produk kimia dapat menyebabkan kerusakan jika dilakukan secara tidak benar

Aplikasi kimia hijau berpedoman pada dua belas prinsip (Anastas & Warner, 1998), yaitu:

  1. Pencegahan limbah: mencegah lebih diutamakan daripada meremediasi limbah.
  2. Memaksimalkan atom ekonomi: metode sintesis hendaknya dirancang stoikiometris, menjamin semua bahan baku menjadi produk.
  3. Minimalkan zat kimia berbahaya: Sintesis zat kimia diupayakan menggunakan dan menghasilkan zat-zat dengan toksisitas serendah mungkin.
  4. Merancang zat kimia fungsional yang aman: proses sintesis didesain sedemikian rupa hingga diperoleh hasil yang sesuai yang diinginkan namun dengan seminimal mungkin menghasilkan bahan toksik.
  5. Penggunaan pelarut dan zat pelengkap yang aman: menghindari penggunaan zat tambahan berbahaya (misalnya pelarut, agen pemisahan agen).
  6. Efisiensi energi: meminimalkan kebutuhan energi dari proses kimia, jika memungkinkan, proses sintetis dilakukan pada suhu dan tekanan ambien.
  7. Penggunaan bahan baku terbarukan: pengembangan SDA terbarukan lebih diutamakan.
  8. Kurangi pemanfaatan zat derivatif : menghindari penggunaan bahan-bahan tambahan yang hanya akan menambah jumlah limbah.
  9. Katalis: menggunakan katalis yang selektif.
  10. Rancang degradasinya: Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga mudah diuraikan di akhir fungsinya.
  11. Pemantauan keamanan secara real-time: Harus dilakukan pemantauan dan pencegahan terbentuknya zat berbahaya secara langsung pada setiap tahap dari proses sintesis.
  12. Meminimalkan potensi kecelakaan: seperti timbulnya emisi zat berbahaya, ledakan, dan kebakaran.

Menurut Fauziatul (2018), bahwa kedua belas prinsip ini diharapkan dapat menjiwai perancangan proses kimia, baik sintesis maupun aplikasi. Prinsip pertama merupakan ruh kimia hijau, didukung oleh prinsip-prinsip berikutnya yang pada dasarnya menekankan pada efisiensi bahan dan energi, memaksimalkan penggunaan bahan terbarukan, pemanfaatan limbah, menghindari bahan beracun dan atau berbahaya, mengurangi emisi zat berbahaya, dan mengutamakan diperoleh bahan yang mudah terurai dan aman jika dibuang ke lingkungan.

Penerapan kimia hijau sudah banyak digunakan diseluruh dunia, seperti SOLTEX yang merupakan perusahaan yang memproduksi minyak dan pelumas sintetik dari Texas berhasil meraih penghargaan tahun 2015 untuk kategori Greener Reaction Conditions, berhasil mengembangkan proses reaksi kimia baru yang menghilangkan penggunaan air dan mengurangi bahan kimia berbahaya dalam produksi aditif untuk pelumas dan bensin. Jika digunakan secara luas, teknologi ini memiliki potensi untuk menghilangkan jutaan galon air limbah per tahun dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya sampai 50 persen.

Sedangkan, Hybrid Coating Teknologi I Nanotech Industri Daly City dari California, berhasil meraih penghargaan tahun 2015 untuk katagori Designing Greener Chemicals. Inovasinya berupa pengembangan poliuretan nabati untuk digunakan pada lantai, furniture dan pelapis/ busa. Teknologi ini dapat mensubstitusi penggunaan isosianat, yang dikenal menyebabkan gangguan terhadap kulit dan organ pernapasan (termasuk memicu asma). Poliuretan nabati yang sudah di produksi, penggunaanya dapat mengurangi Voltile Organic Compound (VOC) dan menurunkan biaya produksi, dan lebih aman bagi manusia dan lingkungan.

 

KESIMPULAN

Kimia hijau bertujuan mengembangkan proses kimia dan produk kimia yang ramah lingkungan dan sesuai dengan pembangunan berkelanjutan. Ada 12 prinsip dalam pengaplikasian kimia hijau. Mulai dari prinsip pertama yang didukung oleh prinsip-prinsip berikutnya yang pada dasarnya menekankan pada efisiensi bahan dan energi, memaksimalkan penggunaan bahan terbarukan, pemanfaatan limbah, menghindari bahan beracun dan atau berbahaya, mengurangi emisi zat berbahaya, dan mengutamakan diperoleh bahan yang mudah terurai dan aman jika dibuang ke lingkungan. Semua prinsip itu yang membuat kimia hijau bisa membantu dalam upaya pelestarian lingkungan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Fajaroh, Fauziatul. 2018. Sintesis Nanopartikel dengan Prinsip Kimia Hijau. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya. Malang: Universitas Negeri Malang

Hidayat, Atep Afia. 2021. Industri Kimia di Masa Depan. Dalam Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana.

Manahan, Stanley E. 2005. Green Chemistry and The Ten Commandments of Sustainability. Columbia: ChemChar Research, Inc.

Sidjabat, Oberlin. 2008. Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam Meminimalisasi Limbah Industri. Lembaran Publikasi LEMIGAS Vol.42 No.1 hal: 45-50.

Ulfah, M., Rahayu, P., & Dewi, L. R. 2013. Konsep Pengetahuan Lingkungan Green Chemistry pada Program Studi Pendidikan Biologi.  Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS 2013 Vol. 10, No. 3, 18-185. Universitas Sebelas Maret.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.