Oleh
Listiyani (@T18-Listiyani)
ABSTRAK
Ilmu
Kimia dapat memainkan peran penting untuk mencapai peradaban yang berkelanjutan
di Planet Bumi. Tidak dapat dipungkiri, perekonomian saat ini masih sangat
bergantung pada pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(nonrenewables). Sebagian besar umat manusia untuk menjalani kehidupan yang
lebih sejahtera makin memacu pengembangan teknologi dan industri yang lebih
mumpuni. Namun di sisi lainnya ternyata beragam kegiatan teknologi dan industri
menyisakan material buangan, yang sebagian di antaranya membahayakan
keberlangsungan kehidupan umat manusia. Kimia hijau adalah penerapan prinsip
penghilangan dan pengurangan senyawa berbahaya dalam desain, pembuatan dan
aplikasi dari produk kimia. Kimia Hijau sebagai desain produk kimia yang
mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya, beberapa ahli kimia dan
insinyur kimia harus menghasilkan bahan kimia yang lebih ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
Kata
Kunci : kimia hijau, prinsip, manfaat, penerapan,
kimia
ABSTRACT
Chemistry can play an
important role in achieving a sustainable civilization on Planet Earth. It is
undeniable, the economy today is still very dependent on the management of
natural resources that cannot be renewed (non-renewables). Most of humanity to
live a more prosperous life further spurred the development of more qualified
technology and industry. But on the other hand it turns out that various
technological and industrial activities leave waste materials, some of which
endanger the survival of human life. Green chemistry is the application of the
principle of removal and reduction of harmful compounds in the design,
manufacture and application of chemical products. Green Chemistry as a chemical
product design that reduces or eliminates the use of harmful substances, some
chemists and chemical engineers must produce chemicals that are more
environmentally friendly and sustainable.
Key
Words : green chemistry, principles,
benefits, applications, chemistry
PENDAHULUAN
Kimia hijau pada
awalnya dikembangkan sebagai tanggapan terhadap Undang-Undang Pencegahan Polusi
tahun 1990, yang menyatakan bahwa kebijakan nasional Amerika Serikat harus
membatasi atau mengurangi polusi dengan menggunakan desain proses yang lebih
baik (termasuk produksi perubahan dalam biaya produk, proses pembuatan,
penggunaan bahan mentah, dan daur ulang). Badan Lingkungan Amerika Serikat
(EPA) yang dikenal sebagai badan pengatur kesehatan manusia dan lingkungan,
berpindah dari kebijakan command and control policy dan mengimplementasikan ide
Kimia Hijau. Pada tahun 1991, EPA telah meluncurkan program hibah penelitian
yang mendorong perancangan ulang desain produk dan proses kimia yang ada untuk
mengurangi dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. EPA yang
kemudian bekerja sama dengan US National Science Foundation (NSF) mendanai
penelitian dasar tentang kimia hijau pada awal tahun 1990-an. Pengenalan
Penghargaan Presiden Green Chemistry Challenge tahunan pada tahun 1996 berhasil
menarik perhatian akademisi dan industri kimia hijau. Program penghargaan dan
teknologi tersebut sekarang menjadi landasan dalam kurikulum pendidikan kimia
hijau. Pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an terjadi peningkatan jumlah
pertemuan internasional kimia hijau yang diadakan, seperti Konferensi
Penelitian Gordon tentang Kimia Hijau, dan jaringan kimia hijau yang telah
berkembang di Amerika Serikat, Britania Raya, Spanyol, dan Italia (Wikipedia).
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang dimaksud
dengan kimia hijau?
2.
Apa saja prinsip dasar
kimia hijau?
3.
Apa manfaat dari kimia
hijau?
4.
Bagaimana penerapan
kimia hijau dalam pembelajaran kimia?
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
pengertian kimia hijau.
2.
Untuk mengetahui
prinsip dasar kimia hijau.
3.
Untuk mengetahui
manfaat kimia hijau.
4.
Untuk mengetahui
penerapan kimia hijau dalam pembelajaran kimia.
PEMBAHASAN
Menurut Ulfah, dkk (2013), Green
Chemistry adalah penerapan prinsip penghilangan dan pengurangan senyawa berbahaya
dalam desain, pembuatan dan aplikasi dari produk kimia. Aspek Green Chemistry
adalah meminimalisasi zat berbahaya, penggunaan katalis reaksi dan proses
kimia, penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang dapat
diperbaharui, peningkatan efisiensi atom, penggunaan pelarut yang ramah
lingkungan dan dapat didaur ulang. Green Chemistry bertujuan mengembangkan
proses kimia dan produk kimia yang ramah lingkungan dan sesuai dengan
pembangunan berkelanjutan
Green Chemistry atau kimia
hijau berhubungan dengan bagaimana mendesain produk kimia dan prosesnya untuk
mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi
manusia, hewan, dan lingkungan tempat kita tinggal. Bahaya di sini bisa berupa
ledakan isik, sifat mudah terbakar, toksikologi-mutagenik, karsinogenik,
termasuk perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, pencemaran lingkungan
lainnya, dan paparan kimia. Efek zat berbahaya terhadap lingkungan, air, udara,
makanan, pertanian, perubahan iklim, dan banyak lagi bahaya di setiap sudut lingkungan
membuat kita semakin waspada untuk lebih fokus dan mempraktikkan konsep yang
lebih hijau.
Menurut Sidjabat (2008), teknologi
kimia hijau (green chemistry) dapat dikategorikan ke dalam salah satu atau lebih
dari tiga hal berikut:
1.
Menggunakan jalur
sintesis alternatif untuk kimia hijau (green chemistry).
2.
Menggunakan kondisi
reaksi alternatif untuk kimia hijau.
3.
Merancang bahan kimia
yang lebih aman, misalnya dengan sifat toksis (racun) yang lebih kecil dari
pada alternatif yang ada dan/atau lebih aman terhadap potensi kecelakaan.
Kimia hijau adalah pendekatan kimia
yang bertujuan memaksimalkan efisiensi dan meminimalkan pengaruh bahaya
kesehatan manusia dan lingkungan. Memang tidak asa reaksi kimia yang hijau
sempurna, namun secara keseluruhan efek negative baik pada penelitian kimia
maupun industry kimia dapat dikurangi melalui implementasi 12 prisip kimia
hijau.
1.
Mencegah limbah
Mengutamakan
pencegahan limbah ketimbang penanggulangan atas pembersihan limbah yang muncuk
setelah proses sintesis setiap meminimalkan limbah pada setiap proses.
2.
Memaksimalkan nilai
ekonomi suatu atom
Mengurangi
limbah pada lelvel molekul dengan memaksimalkan jumlah atom dari semua pereaksi
menjadi produk akhir. Atom ekonomi disini untuk mengevaluasi efisensi reaksi.
3.
Sintesis kimia yang
bahayanya sedikit
Mendesain
reaksi kimia dan rute sitesus seaman mungkin. Mempertimbangkan semua bahan yang
berbahaya selama reaksi berlangsusng termasuk limbah.
4.
Mendesain proses yang
melibatkan bahan kimia yang aman
Memprediksi
dan mengevaluasi aspek meliputi sifat fisika, toksisitas, dan lingkungan.
5.
Menggunakan pelarut
dan kondisi reaksi yang lebih aman
Memilih
pelarut yang paling aman dalam tiap proses serta meminimalkan jumlah pelarut
agar tidak menghasilkan presentase limbah yang benar.
6.
Mendesain efisisensi
energi
Memilih
jalan reaksi kimia yang paling kecil energinya. Menghindari pemanasan dan
pendinginan juga tekanan dan kondisi vakum.
7.
Menggunakan bahan baku
terbarukan
Bahan
baku terbarukan biasanya berasal dari produk pertanian atau hasil alam,
sedangkan bahan baku tak terbarukan berasal dari bahan bakar fosil, seperti
minyak bumi, gas akam, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
8.
Mengurangi bahan
turunana kimia
Mengurangi
bahan turunan kimia untuk mengurangi tahapan reaksi. Tambahan bahan kimia dan
produksi.
9.
Menggunakan katalisis
Penggunaan
katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mengurangi kimbah, wajtu reajsu
dan energid lam suatu wakta
10.
Mendesain bahan kimia
dan produk yang terdegradasi setelah digunakan
Bahan
kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan.
11.
Menganalisis secara
langsung untuk mencegah polusi
Metode
analisis yang dilakukan secara real-time untuk mencegah pembentukan
bahan berbahaya bagi lingkungan.
12.
Mencegah potensi
kecelakaan
Memilih
bajan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia dan mengembangkan prosedur untuk
mengindari kecelakaan.
Meneurut
Anastas (19980) yang dikutip oleh Widiandari dan Dewa (2017), Green
Chemistry atau kimia hijau sebagai satu pendekatan yang dilakukan untuk
mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan mempunyai beberapa manfaat. Adapun
beberapa manfaat dari Green Chemistry adalah sebagai berikut :
a.
Mengurangi penggunaan
energi secara berlebihan.
b.
Mengurangi penggunaan
bahan yang dapat merusak kelestarian lingkungan.
c.
Mengurangi limbah (zat
sisa)
d.
Mengurangi pemakaian
sumber daya alam.
e.
Menghindari produk dan
reaksi kimia yang tidak perlu.
Green Chemistry sangat cocok
diterapkan dalam proses pembelajaran kimia khususnya dalam bentuk teori dan
praktikum. Pembelajaran kimia dalam bentuk teori yang lebih mengedepankan
penggunaan teori-teori yang sudah ada, tidakmemikirkan dampak yang diakibatkan
bagi lingkungan sekitar sehingga sangat baik bila pembelajaran dalam bentuk
teori didukung dengan penerapan Green Chemistry di dalamnya. Dengan penerapan
Green Chemistry, akan bermunculan teori-teori inovatif yang mendukung proses
pembelajaran dengan melihat sisi kelestarian alam dan lingkungan sekitar.Selain
itu, penerapan Green Chemistry juga sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran kimia
dalam bentuk praktikum yang umumnya menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya
danmenghasilkan limbah yang merusak ekosistem. Sebelum dilakukan penerapan
Green Chemistry perlu diperhatikan prinsip-prinsip dasar yang harus
dipertimbangkan.
Menurut Widiandari dan Dewa (2017), penerapan
Green Chemistry dalam pembelajaran kimia dalam bentuk teori dan praktikum harus
pula melihat beberapa komponen, diantaranya (1) pemecahan masalah yang
berkaitan dengan bahan mentah dan (2) pemecahan masalah berkaitan dengan
kondisi reaksi. Hal ini disebabkan oleh jenis bahan kimia dan jenis
tranformasinya bervariasi. Misalnya dalam melakukan rancangan sintesis, tidak
perlu melihat produk akhir yang dihasilkan, namum jalur sintesis yang digunakan
dalam menghasilkan produk akhir. Dengan demikian, jalur sintesis dapat
dimodifikasi sehingga akan diperoleh produk akhir yang sama dengan cara yang
berbeda dan bahan dasar maupun buangannya dapat diminimalisis. Adapun beberapa
sintesis yang menggunakan penerapan green chemistry yaitu :
a. Sintesis
Polikarbonat
Sintesis polikarbonat dengan bahan
dasar fosgen dan metilen klorida. Bahan dasar inimerupakan bahan yang bersifat
toksik (beracun) yang menyebabkan kanker manusia.Dalam mengurangi pemakaian
fosgen dan metilen klorida, maka penggunaan karbondioksida sangat cocok
digunakan dalam mensintesis polikarbonat guna menciptakan polikarbonat yang
bermutu tinggi, tahan pemanasan, dapat diolah kembali dan bebas darikotoran
senyawa klorin yang mempunya dampak negatif pada sifat polimer.
b. Sintesis
Polihidroksi Alkanoat
Polihidroksi Alkanoat merupakan salah
satu bahan dalam pembuatan plastik yang biodegradable. Pembuatan polihidroksi
alkanoat menggunakan jagung merupakan salah satu inovasi yang berdampak pada
pengurangan limbah plastik.
KESIMPULAN
Kimia hijau adalah penerapan prinsip
penghilangan dan pengurangan senyawa berbahaya dalam desain, pembuatan dan
aplikasi dari produk kimia. Prinsip dari kimia hijau, yaitu pencegahan limbah,
memaksimalkan ekonomi atom, perencanaan sintesis yang aman, perencanaan bahan
dan produk kimia yang aman, pelarut hijau, perencanaan untuk efisiensi energi,
pengunaan bahan baku terbarukan, mengurangi tahap reaksi, katalisis, rancangan untuk
degradasi, analisis seketika untuk pencegahan polusi, dan minimalisisr potensi
kecelakaan. Sedangkan penerapan kimia hijau dalam pembelajaran kimia dengan
sintesis, yaitu Sintesis Polikarbonat dan Sintesis Polihidroksi Alkanoat.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat,
Atep Afia. 2021. Kimia Hijau. Jakarta : Universitas Mercu Buana.
Sidjabat,
Oberlin. 2008. Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam
Meminimalisasi Limbah Industri. Lembar Publikasi Lemigas Volume 42 No. 1
(hlm. 46). Dalam https://umb-post.mercubuana.ac.id/pluginfile.php/213082/mod_resource/content/1/Jurnal%20Kimia%20Hijau%201.pdf
Ulfah,
M., Praptining R., dan Lussana R. D. 2013. Konsep Pengetahuan Lingkungan
Green Chemistry pada Program Studi Pendidikan Biologi. Semarang : Pendidikan
Biologi FPMIPA IKIP PGRI Semarang. Dalam https://umb-post.mercubuana.ac.id/pluginfile.php/213086/mod_resource/content/1/Jurnal%20Kimia%20Hijau%2003.pdf
Widiandari,
Luh Ade., dan Dewa G.E.K.P. 2017. IPA Masa Depan “Green Chemistry”. Denpasar
: Universitas Pendidikan Ganesha. Dalam https://www.scribd.com/document/367931770/Green-Chemistry-1
(diakses 14 November 2021).
Wikipedia.
Disunting 7 Juli 2021. Kimia Hijau. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_hijau
(diakses 14 November 2021)
Sumber gambar Principles of green chemistry : https://www.researchgate.net/figure/The-twelve-principles-of-green-chemistry_fig1_335779521
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.