.

Senin, 11 Oktober 2021

PENERAPAN KIMIA KONTEKSTUAL DALAM PENGOLAHAN MINYAK BUMI

 Oleh: Shafa Almaliya (@T24-Shafa)

Program Studi: Teknik Industri, Fakultas: Teknik Industri, Universitas Mercu Buana


Abstrak Pengolahan adalah kegiatan utama dalam kegiatan usaha industri hilir minyak dan gas bumi, pengolahan bertujuan untuk memurnikan minyak mentah (crude oil) menjadi produk- produk Bahan Bakar BBM (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (Non BBM) bernilai tinggi yang sangat dibutuhkan masyaraka. Pengolahan Minyak Bumi dilakukan di kilang-kilang baik yang di operasikan Oleh Pertamina, Pemerintah dan swasta yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia bertujuan untuk memenuhi pasokan BBM Nasional. Hampir 99% kebutuhan BBM Nasional yang diolah di dalam negeri diolah di kilang (Refinery Unit) yang dioperasikan oleh PT Pertamina (Persero) sementara sisanya di kilang Pemerintah dan Swasta

Kata kunci: pengolahan, bahan bakar, minyak bumi.


Abstracts

Processing is the main activity in the downstream oil and gas industry, processing aims to purify crude oil (crude oil) into high-value BBM (BBM) and Non-Fuel Oil (Non-BBM) products that are very much needed by the community.  Petroleum processing is carried out in refineries both operated by Pertamina, the government and the private sector spread throughout Indonesia, aiming to meet the national fuel supply.  Almost 99% of the national fuel needs that are processed domestically are processed in refineries operated by PT Pertamina (Persero) while in government and private refineries

Keywords: processing, fuel, petroleum.


Pendahuluan

Menurut Risdiyanta (2018), BBM (bahan bakar Minyak) adalah komoditas yang tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan kita sehari- hari, tuntuk konsumen perorangan sangat berkaitan dengan mobilitas anatar kota atau wilayah berupa bahan bakar untuk sektor transportasi seperti sepeda motor, mobil, kendaraan umum seperti bus, kereta api, kapal laut dan lain lain, sementara untuk kegiatan usaha produktif tentu saja sangat dibutuhkan sebagai bahan bakar kegiatan industri terutama di pabrik-pabrik maupun usaha lain yang bisa mendorong kegiatan ekonomi.

Menurut Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Indonesia rata-rata konsumsi BBM Indonesia tiap tahun Indonesia 50 Juta Kilom liter baik yang subsidi maupun non subsidi, tentu saja ini adalah jumlah yang luar biasa besar dan perlu ketersediaan suplai dan stock yang memadai. Untuk memenuhi konsumsi tersebut maka kilang didalam negeri harus dioptimalkan selain juga dipenuhi lewat dengan impor BBM.

Untuk mengolah crude oil / minyak mentah menjadi produk BBM dan non BBM diperlukan proses secara fisika dan kimia agar minyak mentah bisa bisa dimurnikan menjadi produk BBM yang dibutuhkan oleh konsumen.


Isi

Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat.

Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:


Proses Destilasi. Proses pengolahan minyak bumi yang pertama adalah proses destilasi. Destilasi merupakan proses pemisahan fraksi-fraksi yang terdapat di minyak bumi, di mana pemisahan fraksi tersebut berdasarkan pada perbedaan titik didih. 


Proses ini biasanya dilakukan pada sebuah wadah tabung tinggi yang kedap terhadap udara. Awalnya minyak mentah akan dialirkan ke dalam tabung tersebut dan kemudian dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370 derajat celcius.


Setelah itu, hasil dari fraksi-fraksi tersebut nantinya akan dipisahkan, di mana fraksi yang memiliki titik didih terendah akan menempati bagian atas tabung, sedangkan fraksi yang memiliki titik didih tinggi akan menempati bagian dasar tabung. Hasil dari proses destilasi ini antara lain adalah gas, bensin, minyak tanah, diesel, oli, lilin dan aspal. Akan tetapi, semua hasil tersebut belum menjadi bahan siap pakai karena belum melewati tahapan selanjutnya.


Proses Cracking

Proses pengolahan minyak bumi yang selanjutnya adalah tahap cracking. Cracking merupakan proses pengolahan minyak bumi yang memiliki tujuan untuk menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi molekul hidrokarbon yang memiliki ukuran lebih kecil. Proses cracking ini sering biasa disebut juga dengan proses refinery.


Proses Reforming

Proses pengolahan minyak bumi yang selanjutnya adalah proses reforming. Reforming merupakan proses mengubah struktur pada molekul fraksi yang mutunya buruk menjadi molekul fraksi yang mutunya akan lebih baik.

Proses reforming ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode katalis atau proses pemanasan. Karena proses reforming ini bertujuan untuk mengubah struktur pada molekul fraksi maka proses ini dapat disebut juga dengan proses isomerasi.


Proses Polimerasi dan Alkinase

Proses pengolahan minyak bumi tahap selanjutnya adalah proses polimerasi dan alkilasi. Setelah adanya perbaikan/perubahan struktur molekul fraksi dilanjutkan dengan proses alkilasi yaitu proses penambahan jumlah atom pada suatu fraksi sehingga molekul fraksi tersebut menjadi lebih panjang dan bercabang. Pada proses alkilasi ini biasanya menggunakan bahan tambahan katalis asam yang kuat seperti H2SO4, HCL, atau AlCl3 (asam Lewis).

Sedangkan proses polimerasi yaitu proses penggabungan antara molekul-molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar dalam sebuah fraksi sehingga mutu dari produk akhir menjadi meningkat.


Jadi pada tahap ini molekul fraksi akan melalui tahap alkilasi terlebih dahulu lalu kemudian melalui tahap polimerasi sehingga membentuk sebuah molekul fraksi yang panjang dimana molekul fraksi tersebut mutunya sudah meningkat.


Proses Treating

Proses pengolahan minyak bumi yang kelima adalah proses treating. Treating merupakan proses pemurnian fraksi minyak bumi melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor yang terlibat dalam proses pengolahan.


Inti dari proses ini adalah mengeliminasi bahan-bahan yang tidak memberikan mutu dalam proses pengolahan minyak mentah ini sehingga hasil akhirnya nanti mutunya akan bertambah.


Proses Blending

Proses pengolahan minyak bumi pada tahapan terakhir adalah proses blending. Blending merupakan proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap pakai dengan cara menambahkan bahan-bahan aktif ke dalam fraksi minyak bumi.

Salah satu bahan aktif yang digunakan adalah TEL (tetra ethyl lead). TEL ini merupakan bahan aditif yang digunakan untuk menaikkan bilangan oktan bensin. Setelah melalui proses ini maka hasil dari pengolahan minyak bumi mutunya menjadi lebih baik dan menjadi bahan yang siap pakai.


Simpulan

Minyak mentah yang diolah sendiri nantinya akan menghasilkan bahan siap pakai untuk kebutuhan sehari-hari, berikut beberapa hasil olahan minyak bumi antara lain

  • LPG yang merupakan hasil pengolahan minyak bumi berupa gas cair yang memiliki unsur hidrokarbon ringan.
  • Bensin yaitu produk dari olahan minyak bumi yang sangat vital sebagai bahan bakar kendaraan bermotor
  • Kerosin atau minyak tanah yaitu hasil olahan minyak bumi yang sering dipakai untuk menyalakan api dan pembuatan arang.
  • Solar yaitu hasil olahan minyak bumi yang digunakan untuk bahan bakar mesin diesel.
Daftar Pustaka
Risdiyatna. 2018. Mengenal Kilang Pengolahan Minyak Bumi di Indonesia. Dalam Journal Vol: 5 No.4. Dalam http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/download/160/126/137

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.