Oleh : Ika Setyaningsih (@Q03-Ika)
ABSTRAK
Kemajuan IPTEK yang
ternyata juga berdampak pada kemajuan di bidang industri makanan. Untuk
menghasilkan makanan dengan berbagai variasi tersebut, perlu ditambahkan bahan
pada pengolahannya Bahan-bahan seperti itulah yang dinamakan bahan tambahan
makanan (disingkat BTM) atau istilah asingnya zat aditif makanan. Oleh karena
fungsinya hanya sebagai tambahan, maka tentunya dalam penggunaannya ada batas
ukurannya atau disebut batas ambang yang ditentukan oleh DepKes yang harus
ditaati oleh produsen makanan dan minuman dalam kemasan, jika tidak akan
membahayakan kesehatan.
PENDAHULUAN
Bahan-bahan kimia lazim digunakan dalam industri
makanan. Bahan kimia tambahan di sebut zat aditif. Zat aditif adalah bahan
kimia di campurkan kedalam makanan yang bertjuan unutk meningkatkan kualitas
makanan, menambahakan kelezatan makanan, mengawetkan makanan dan memperbaiki
penampilan.
Berikut ini bahan kimia tambahan pada makanan :
Bahan Pewarna
Zat warna yangsering digunakan adalah zat kimia
turunan alnilina. Bahan
pewarna yang masih diperbolehkan untuk dipakai adalah amarant
(pewarna merah), erythrosine
(pewarna merah), fartrazine
(opewarna kuning), sunset
yellow (pewarna kuning),
past green fcf (pewarna hijau), brriliant
blue (pewarna biru). Meskipun
bahan pewarna tersebut diizinkan, tapi harus tetap berhati-hati dalam memilih
makanan yang menggunakan bahan pewarna buatan karna penggunaan yang berlebihan
akan mengganggu kesehatan misalnya reaksi
alergi, hiferaktif pada anak, muntah - muntah dan ganguan pencernaan.
Bahan Pemanis
Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan buatan yang ditambahakan pada
makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manisbahan pemanis makanan buatan
ini sama sekali tidak mempunyai nilai gizi. Contoh sakarin, siklamat, dan
aspartam. Sakarin atau “biang gula” memiliki tingkat kemanisan 350-500 kali
gula alami.
Pemanis buatan ini di rekombinasikan untuk diet bagi
penderita diabetes atau penyakit gula karna mereka memerlukan diet rendah
kalori. Pemanis ini tidak bolah digunakan untuk orang sehat. Penggunaan
sakarin dan siklamat dapat mengakibatkan tumor kantung kemih.
Bahan Pengawet
Pengawetan sebenarnya di butuhkan untuk mencegah
aktifasi mikroorganisme ataupun mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai
dengan pertambahan waktu, untuk menjaga kualitas yang memadai sebagai mana yang
di inginkan. Namun harus tetap memepertimbangkan keamanannya.
Secara garis
besar zat pengawet dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
- GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak berefek racun sam sekali.
- ADI ( Acceptable Daily Intake ), yang selalu dsitetapkan batas penggunaan hartannya ( darly intake).
- Zat pengawet yang memang tidak layak di konsumsi atau berbahaya seperti boraks,formalin dan rhodamin-B. Formalin dapat menyebabkan kanker paru-paru dan gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Adapun penggunaan boraks dapat menyebabkan gangguan pada otak, hati dan kulit.
Zat Aditif Lainnya
a. Zat Pengemulsi Bahan yang digunakan pada makanan
berbentuk emulsi (misal krim gula dan es krim) untuk pengemulsi, pemantap
emulsi (penstabil), dan pengental emulsi termasuk dalam golongan ini. Contoh
pengemulsi : lesitin, gelatin, dan asam lemak.
b. Zat Pemutih dan Pematang Pemutih dan pematang
tepung adalah bahan yang mempercepat proses pemutihan tepung dan dapat
memperbaiki hasil pengolahan makanan. Tepung yang masih baru berwarna
kekuning-kuningan, jika disimpan lama akan memutih, dengan bahan pemutih
perubahan warna menjadi putih aklan lebih cepat. Contoh bahan ini : asam
askorbat, oksida nitrogen, senyawa bromat, dan hidrogen peroksida (pemutih susu
pada pembuatan keju).
c. Zat Pengental Bahan pengental adalah bahan yang
dapat memekatkan atau mengentalkan dan menstabilkan makanan yang bercampur air
membentuk kekentalan tertentu. Bahan pengental digunakan pada saos, sirup,
susu, jeli, pudding, dan krim. Bahan pengental yang biasa digunakan : gum
arabik, agar-agar, amilosa, pektin, gelatin, CMC, dan karagen.
d. Zat Sequestran (Pengikat Logam) Sequestran adalah
bahan-bahan yang dapat mengikat logam yang ada dalam makanan. Beberapa jenis
logam harus dihilangkan karena mengakibatkan proses oksidasi sehingga makanan
menjadi berubah warna dan rasa. Contoh sequestran : asam fosfat (untuk lemak
dan minyak makanan), asam sitrat (es krim), polifosfat, dan sebagainya.
e. Suplemen Nutrien (Penambah Gizi) Bahan penambah
gizi merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk menambah kadar zat
gizi yang telah ada dalam makanan tersebut. Jika zat gizi yang ditambahkan
tidak ada dalam makanan, maka zat gizi tersebut bukan zat aditif. Contoh bahan
ini : asam amino (dalam tepung gandum), yodium (dalam garam dapur), vitamin C 7
(dalam minuman), vitamin A (dalam mentega), kalsium (dalam biskuit), vitamin D
(dalam produk susu), vitamin B dan mineral (dalam produk biji-bijian), dan
sebagainya.
KESIMPULAN & SARAN
Bahan kimia
memiliki danpak negatif jika digunakan secara berlebihan. Secara garis besar,
bahan kimia yang ditambahkan dalam makanan dikelompokkan menjadi bahan pewarna,
pemanis, pengawet, penyedap, dan pengembang bahan makanan. Di zaman modern
ini banyak sekali makanan yang menggunakan bahan kimia yang berlebihan terutama
dalam jajanan di sekitar kita. Bahkan sering terjadi penggunaan bahan kimia
yang penggunaannya tidak sesuai dan sudah sedemikian luas penggunaannya sehingga
tidak lagi mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar Widodo. 2018. Materi
Senyawa Beracun Dalam Bahan Pangan [Makalah Kimia]. Dalam : https://www.ilkimia.com/2018/01/materi-senyawa-beracun-dalam-bahan.html
(Diakses 29 Februari 2020)
Das Salirawati.
BAHAN KIMIA DALAM BAHAN MAKANAN. Dalam : http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001805/pengabdian/9bahan-kimia-dalam-bahan-makanan.pdf
(Diakses 29 Februari 2020)
F. G. Winarno.
(2002). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.