Peran
Nanoteknologi dalam Pengolahan Air
ABSTRAK
:
Konsep go green terus menjadi kampaye untuk berbagai bidang kehidupan.
Termasuk juga dalam bidang infrastruktur. Berbagai teknologi untuk mendukung
konsep go green terus dikembangkan pada kontruksi-konstruksi bangunan untuk
membuat bangunan yang lebih ramah lingkungan dan menghemat energi dan
pengurangan emisi karbon atau yang lazim dikenal dengan konsep green building.
Bidang
nanoteknologi sedang berkembang pesat kerana penerapannya yang luas dalam
bidang sains dan teknologi yang berbagai. Beberapa kaedah telah digunakan untuk
penghasilan nanopartikel kerana fungsi mereka yang besar dalam pelbagai bidang.
Batasan kaedah tradisional dan sifat toksik bahan kimia yang digunakan semasa
sintesis atau dalam aplikasi menghalang potensi penggunaannya dalam bidang
bioperubatan. Ini membawa kepada pembangunan sintesis hijau nanopartikel.
Penyelidik sekarang sedang menumpukan pada pembangunan prosedur mudah, kos
efektif, bersih, tidak toksik dan mesra alam untuk sintesis nanopartikel (Sutanto,
K. (2017).
Kata Kunci : Nanoteknologi , Nanopartikel,
Pengolahan air, polutan
PEMBAHASAN
Nanopartikel
termasuk kata terpopuler dan bagian penting dari nanoteknologi. Kemajuan besar
sedang terjadi dalam pengembangan nanopartikel, dengan munculnya penemuan baru
dan harapan baru terhadap nanoteknologi hampir di setiaphari di banyak sektor.
Salah satu contoh adalah pengembangan biosensor, pengembangan partikel berbasis
besi yang digunakan melawanjaringan kanker, pengembangan adsorben berbasis nano
pada pengolahan limbah cair, pengembangan nano-catalytic converter yang
mengubah NOx menjadi N2 dan O2, pengembangan nanobots yang mengikat CFC perusak
ozon di atmosfer, struktur baja nano yang didukung nanopartikel komposit logam,
nanofiber yang kedap air, tabir surya nano yang transparan namun efektif dan
sebagainya (Fajaroh, F).
Penggunaan
nanomaterial yang telah direkayasa (Engineered Nanomaterials / ENMs) untuk
pengolahan air saat ini hanya terbatas pada pengeksplorasian potensinya untuk
bertindak sebagai adsorben efektif, filter, disinfektan, dan agen reaktif.
Padahal, ENMs memiliki prospek yang baik untuk mengolah air secara utuh dan
dalam hal remediasi lingkungan. Meski demikian, penerapan nanoteknologi dalam
bidang ini masih lebih maju dibanding pada bidang medis dan elektronik walaupun
masih terdapat banyak hambatan dalam proses pengembangannya (Sutanto,
K. (2017).
Beberapa
tantangan tersebut diantaranya adalah regulasi yang berlaku, kendala teknis,
persepsi publik, serta ketidakpastian eksistensi nanomaterial dalam lingkungan
hidup (Sutanto, K. (2017).
Tantangan Teknologi Terkini
Terdapat
banyak dampak lingkungan yang terkait dengan berbagai teknologi pengolahan air
saat ini yang sangat bergantung pada metode yang digunakan. nanomaterial juga
dapat mengurangi konsumsi energi karena bersifat reusable (dapat digunakan
kembali) dan mengurangi produksi limbah.
- Oksidasi
Oksidasi
adalah salah satu metode yang cukup efektif untuk menghilangkan kontaminan yang
terdapat pada air limbah, namun efisiensinya cenderung rendah. Penggunaan
klorin untuk oksidasi tentunya cukup berbahaya karena sebagai gas, klorin
sangat beracun bahkan pada konsentrasi rendah sekalipun. Oksidasi elektrokimia
juga memerlukan input energi yang signifikan serta penggantian elektroda secara
sering sebagai akibat dari korosi. Oleh karena itu cara ini dianggap kurang
efektif dan efisien.
2 2. Fotokalis
Penggunaan
berbagai bentuk fotolisis atau degradasi fotokatalitik (seperti UV fotolisis,
TiO2 katalis UV fotolisis) efektif dalam menurunkan banyak senyawa organik
terhalogenasi, beberapa senyawa non-halogen organik, Fotolisis sering dibatasi
oleh kejernihan air yang sedang diolah karena cahaya UV harus mampu menembus.
Fotolisis UV dapat memiliki dampak siklus hidup yang tinggi karena konsumsi
energinya pun tinggi. Lampu UV juga perlu sering dibersihkan dan penggantiannya
tentu menyebabkan peningkatan biaya tenaga kerja. Fotokatalisis sering tidak
efektif dalam jangka waktu panjang dan dibatasi oleh sifat kimia air (misalnya
hardness) dan adanya cokontaminan.
3 3. Adsorpsi
Berbagai
metode adsorpsi cenderung efektif untuk menghilangkan polutan secara umum baik
organik maupun anorganik. Sebagian besar metode adsorpsi menggunakan bahan
karbon untuk menjebak molekul polutan di dalam struktur porinya. Bahan baku
untuk karbon aktif tergolong murah, namun energi yang dibutuhkan untuk
memproduksi karbon aktif berkualitas tinggi telah terbukti memberi dampak
lingkungan yang buruk dan signifikan jika sumber energi tak terbarukan yang
digunakan. Meskipun alternatif dengan biaya yang lebih rendah telah ditemukan,
banyak yang belum efisien dan penyumbatan pori-pori adalah masalah yang sering
dijumpai. Adsorpsi juga hanya menghilangkan polutan bukan mengubahnya, yang menghasilkan
aliran limbah berbahaya yang harus ditangani dengan benar.
4. Filtrasi
Berbagai
teknik filtrasi, seperti filtrasi pasir dan filtrasi membran (termasuk
mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, dan reverse osmosis (RO)) efektif menghilangkan
sebagian kontaminan dari air limbah.
KESIMPULAN
Penerapan
nanoteknologi dalam pemurnian air dan rehabilitasi lingkungan memiliki potensi
besar, seperti yang telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian. Teknologi
pengolahan tradisional tidak selalu menawarkan solusi biaya yang paling efektif
untuk menghilangkan beberapa polutan umum, dan juga tidak efektif untuk
menghilangkan polutan yang ada pada konsentrasi rendah. Selain itu, banyak dari
teknik ini sudah mencapai ke batas mereka dan mungkin tidak dapat lagi memenuhi
standar yang semakin ketat perihal kualitas air.
DAFTAR ISI
Fajaroh, F. Sintesis
Nanopartikel dengan Prinsip Kimia Hijau.
http://kimia.fmipa.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/04/Hal-24-32-FAUZIATUL.pdf (Diakses 28-02-2020)
Sutanto, K. (2017).
Teknologi Berbasis Nanomaterial untuk Remediasi dan Pengolahan Air.
@Q03_ika
BalasHapusManfaat nanoteknologi dalam pengolahan air ?
Artikelnya mudah dipahami dan menambah pengetahuan baru
Terimakasih