PENCEMARAN
LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH PABRIK TAHU
Oleh
: Adesita N
ABSTRAK
:
Industri kecil
pembuatan tahu adalah salah satu usaha kelola pangan yang memiliki prospek
pasar bagus di Indonesia. Industri
tahu saat ini sudah menjamur di Indonesia, dan rata-rata masih dilakukan dengan
teknologi yang sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan air dan bahan
baku masih rendah dan tingkat produksi limbahnya juga relatif tinggi (Kaswinarni, F. (2008). Namun, masih banyak yang belum melakukan pengolahan limbah.
Kalaupun sudah ada yang mempunyai unit pengolahan limbah hasilnya juga ada yang
belum sepenuhnya sesuai yang diharapkan.
Kata Kunci : Limbah Tahu, Tahu,
Dampak Limbah Tahu
PENDAHULUAN
Industri
tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah baik limbah padat maupun
cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan.
Sedangkan limbah cairnya dihasilkan dari proses pencucian, perebusan,
pengepresan dan pencetakan tahu, oleh karena itu limbah cair yang dihasilkan
sangat tinggi. Limbah cair tahu dengan karakteristik mengandung bahan organik
tinggi, suhu mencapai 40oC-46oC, kadar BOD5 (6.000-8.000 mg/1), COD
(7.500-14.000 mg/1), TSS dan pH yang cukup tinggi pula. Jika langsung dibuang
ke badan air, maka akan menurunkan daya dukung lingkungan.
Sehingga
industri tahu memerlukan suatu pengolahan limbah yang bertujuan untuk
mengurangi resiko beban pencemaran yang ada. Gas-gas yang biasa ditemukan dalam
limbah tahu adalah gas nitrogen (N2). Oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S),
amonia (NH3), karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal
dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan
(Herlambang, 2002, 15-17). Dalam Kaswinarni, F. (2008)
Pada
umumnya bahan – bahan organik yang terkandung dalam industri tahu sangat
tinggi, senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein,
karbohidrat, lemak dan minyak. Di antara senyawa organik protein dan lemaklah
yang paling besar bisa mencapai 40% - 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan
10% lemak. Semakan lama jumlah dan bahan organik ini akan semakin banyak, dalam
hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit di
uraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut. Adack,
J. (2013).
Air
buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang digunakan.
Apabila air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik pada air buangannya
biasanya rendah. Pada umumnya konsentrasi ion hidrogen buangan industri tahu
ini cenderung bersifat asam. Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu
protein sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/l. sehingga masuknya limbah cair tahu
ke lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di peraian tersebut.
Pencemaran
limbah sangat berbahaya bagi biota di perairan berbagai jenis ekosistem
mengalami keracunan. Setiap spesies yang berada di perairan berbeda – beda ada
spesies yang tahan terhadap pencemaran dan ada juga yang tidak tahan terhadap
pencemaran yang terjadi di perairan. Setiap ekosistem selalu beradaptasi dengan
tempatnya. Walau pun begitu tingkat adaptasinya terbatas, bila batas tersebut
melampaui batas, maka ikan tersebut akan mati. Punahnya sepesis tertentu akan
beakibat pada kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya.
PP No.
20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air di katakan bahwa air yang
merupakan sumber daya alam yang di perlukan banyak orang, perlu di pelihara
untuk melindungi kualitas air agar air tetap bersih, bermanfaat bagi kehidupan
manusia dan ekosistem yang hidup di perairan baik di masa kini maupun di masa
yang akan datang, karena itu untuk menjaga kualitas air agar dapat bermanfaat
secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang di inginkan, maka perlu
pengendalian pencemaran air bagi kehudupan manusia dan untuk mendapatkan
lingkungan hidup yang bersih Adack, J. (2013).
Analisis resiko Dampak Limbah
Pabrik Tahu terhadap Lingkungan :
Prakiraan resiko terhadap tata
guna lahan yang
mungkin terjadi yaitu resiko berasal dari buangan limbah terutama limbah cair
yang mencemari air tanah dan air permukaan.
Prakiraan resiko terhadap udara, yaitu resiko berasal dari bau
limbah tahu yang semakin lama semakin tidak sedap. Akibat pencemaran tersebut
warga khususnya pekerja pabrik merasa kurang nyaman akibat terhisapnya bau ke
dalam pernafasan.
Prakiraan resiko terhadap air
tanah yaitu
berasal dari pengolahan limbah cair, yang mungkin meresap dan masuk ke dalam
air tanah. Resiko yang mungkin timbul berupa timbulnya penyakit-penyakit yang
diderita oleh masyarakat yang menggunakan air tanah, seperti penyakit kulit,
penyakit perut, dan lain-lain.
Prakiraan resiko terhadap air permukaan yaitu berasal dari
pengolahan limbah cair, yang dibuang ke sungai. Resiko yang timbul pada flora,
fauna, dan manusia, yang memanfaatkan sungai. Resiko terbesar yang mungkin
terjadi adalah matinya biota air, tumbuhan air, dan hewan air. Resiko yang
muncul bersifat negatif.
Prakiraan resiko terhadap flora resiko yang mungkin timbul berupa
berkurangnya kemampuan tumbuhan dalam berfotosintesis sehingga menyebabkan
tumbuhan tersebut mati serta bersifat negatif.
Prakiraan resiko terhadap fauna
darat berasal
dari limbah cair yang berasal dari proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu
yang telah diolah kemudian dibuang ke sungai lalu dihisap oleh tumbuhan yang
hidup di sekitar sungai. Berkurangnya flora darat mempengaruhi pula fauna yang
ada.
Prakiraan resiko terhadap tingkat
kesehatan masyarakat
berasal dari limbah cair yang dari kolam pengolahan yang masuk ke dalam air
permukaan/sungai, di mana masyarakat sekitar tinggal dan memanfaatkan sungai
maupun air tanah (sumur). Resiko yang mungkin timbul berupa munculnya penyakit
kulit, perut, dan sebagainya serta bersifat negatif.
Teknologi pengolahan Limbah Tahu
:
Teknologi
pengolahan limbah tahu dapat dilakukan dengan proses biologis sistem anaerob,
aerob dan kombinasi anaerob-aerob. Teknologi pengolahan limbah tahu yang ada
saat ini pada umumnya berupa pengolahan limbah dengan sistem anaerob, hal ini
disebabkan karena biaya operasionalnya lebih murah. Dengan proses biologis
anaerob, efisiensi pengolahan hanya sekitar 70%-80%, sehingga airnya masih
mengandung kadar pencemar organik cukup tinggi, serta bau yang masih
ditimbulkan sehingga hal ini menyebabkan masalah tersendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diterapkan
sistem pengolahan limbah dengan sistem kombinasi anaerob-aerob, dengan 6 sistem
ini diharapkan dapat menurunkan konsentrasi kadar COD air limbah tahu
(Herlambang, 2002, 30).
KESIMPULAN
Dampak
dari pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan hidup yaitu rusaknya
kualitas lingkungan terutama perairan sebagai salah satu kebutuhan umat manusia
dan makhluk hidup lainnya. Rusaknya lingkungan akibat limbah pabrik tahu yang
berdampak buruk terhadap kehidupan ekosistem yang berada diperairan dan juga
mengancam kesehatan manusia. Ganguan terhadap perairan sangat merugikan
kualitas mutu air serta manfaatnya. Limbah tahu membawa akibat bagi lingkungan,
karena mempunyai bahan – bahan berbahaya yang dibuang ke perairan salah satunya
limbah berbahaya dan beracun. Jika pencemaran limbah tahu dibiarkan terus
menerus ditanah air kita, maka kelangsungan hidup ekosistem diperairan pun
semakin terancam.
DAFTAR PUSTAKA
Adack, J. (2013). Dampak
pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan hidup. Lex Administratum,
1(3).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/viewFile/3200/2742 (Diakses tgl 22.02.2020)
Damayanti, A., Hermana, J.,
Masduqi, A., & FTSP-ITS, J. T. L. (2004). ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN DARI
PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK TAHU DENGAN KAYU APU (Pistia stratiotes L.)
ENVIRONMENTAL ANALYSIS FROM TOFU WASTE WATER TREATMENT BY WATER LETTUCE (Pistia
stratiotes L.). Jurnal Purifikasi, 5(4), 151-156.
Kaswinarni, F. (2008).
Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri Tahu. Majalah Lontar, 22(2).
http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:tYIcnBwsIxYJ:scholar.google.com/+LIMBAH+PABRIK+TAHU&hl=id&as_sdt=0,5
(Diakses tgl 22.02.2020)
@Q03_ika
BalasHapusBagaimana menangulangi dampak dari limbah pabrik tahu ?
Penulisan sudah baik dan jelas
Terimakasih