.

Sabtu, 22 Februari 2020

PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH PABRIK TAHU


PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH PABRIK TAHU

Oleh : Adesita N

ABSTRAK :
Industri kecil pembuatan tahu adalah salah satu usaha kelola pangan yang memiliki prospek pasar bagus  di Indonesia. Industri tahu saat ini sudah menjamur di Indonesia, dan rata-rata masih dilakukan dengan teknologi yang sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan air dan bahan baku masih rendah dan tingkat produksi limbahnya juga relatif tinggi (Kaswinarni, F. (2008). Namun, masih banyak  yang belum melakukan pengolahan limbah. Kalaupun sudah ada yang mempunyai unit pengolahan limbah hasilnya juga ada yang belum sepenuhnya sesuai yang diharapkan.

Kata Kunci : Limbah Tahu, Tahu, Dampak Limbah Tahu

PENDAHULUAN

Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Sedangkan limbah cairnya dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu, oleh karena itu limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi. Limbah cair tahu dengan karakteristik mengandung bahan organik tinggi, suhu mencapai 40oC-46oC, kadar BOD5 (6.000-8.000 mg/1), COD (7.500-14.000 mg/1), TSS dan pH yang cukup tinggi pula. Jika langsung dibuang ke badan air, maka akan menurunkan daya dukung lingkungan.

Sehingga industri tahu memerlukan suatu pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran yang ada. Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah tahu adalah gas nitrogen (N2). Oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan (Herlambang, 2002, 15-17). Dalam  Kaswinarni, F. (2008)

Pada umumnya bahan – bahan organik yang terkandung dalam industri tahu sangat tinggi, senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Di antara senyawa organik protein dan lemaklah yang paling besar bisa mencapai 40% - 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan 10% lemak. Semakan lama jumlah dan bahan organik ini akan semakin banyak, dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit di uraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut. Adack, J. (2013).

Air buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang digunakan. Apabila air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik pada air buangannya biasanya rendah. Pada umumnya konsentrasi ion hidrogen buangan industri tahu ini cenderung bersifat asam. Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/l. sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di peraian tersebut.

Pencemaran limbah sangat berbahaya bagi biota di perairan berbagai jenis ekosistem mengalami keracunan. Setiap spesies yang berada di perairan berbeda – beda ada spesies yang tahan terhadap pencemaran dan ada juga yang tidak tahan terhadap pencemaran yang terjadi di perairan. Setiap ekosistem selalu beradaptasi dengan tempatnya. Walau pun begitu tingkat adaptasinya terbatas, bila batas tersebut melampaui batas, maka ikan tersebut akan mati. Punahnya sepesis tertentu akan beakibat pada kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya.

PP No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air di katakan bahwa air yang merupakan sumber daya alam yang di perlukan banyak orang, perlu di pelihara untuk melindungi kualitas air agar air tetap bersih, bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ekosistem yang hidup di perairan baik di masa kini maupun di masa yang akan datang, karena itu untuk menjaga kualitas air agar dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang di inginkan, maka perlu pengendalian pencemaran air bagi kehudupan manusia dan untuk mendapatkan lingkungan hidup yang bersih Adack, J. (2013).

Analisis resiko Dampak Limbah Pabrik Tahu terhadap Lingkungan :

Prakiraan resiko terhadap tata guna lahan yang mungkin terjadi yaitu resiko berasal dari buangan limbah terutama limbah cair yang mencemari air tanah dan air permukaan.

Prakiraan resiko terhadap udara, yaitu resiko berasal dari bau limbah tahu yang semakin lama semakin tidak sedap. Akibat pencemaran tersebut warga khususnya pekerja pabrik merasa kurang nyaman akibat terhisapnya bau ke dalam pernafasan.

Prakiraan resiko terhadap air tanah yaitu berasal dari pengolahan limbah cair, yang mungkin meresap dan masuk ke dalam air tanah. Resiko yang mungkin timbul berupa timbulnya penyakit-penyakit yang diderita oleh masyarakat yang menggunakan air tanah, seperti penyakit kulit, penyakit perut, dan lain-lain.

Prakiraan resiko terhadap air permukaan yaitu berasal dari pengolahan limbah cair, yang dibuang ke sungai. Resiko yang timbul pada flora, fauna, dan manusia, yang memanfaatkan sungai. Resiko terbesar yang mungkin terjadi adalah matinya biota air, tumbuhan air, dan hewan air. Resiko yang muncul bersifat negatif.

Prakiraan resiko terhadap flora resiko yang mungkin timbul berupa berkurangnya kemampuan tumbuhan dalam berfotosintesis sehingga menyebabkan tumbuhan tersebut mati serta bersifat negatif.

Prakiraan resiko terhadap fauna darat berasal dari limbah cair yang berasal dari proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu yang telah diolah kemudian dibuang ke sungai lalu dihisap oleh tumbuhan yang hidup di sekitar sungai. Berkurangnya flora darat mempengaruhi pula fauna yang ada.

Prakiraan resiko terhadap tingkat kesehatan masyarakat berasal dari limbah cair yang dari kolam pengolahan yang masuk ke dalam air permukaan/sungai, di mana masyarakat sekitar tinggal dan memanfaatkan sungai maupun air tanah (sumur). Resiko yang mungkin timbul berupa munculnya penyakit kulit, perut, dan sebagainya serta bersifat negatif.

Teknologi pengolahan Limbah Tahu :
Teknologi pengolahan limbah tahu dapat dilakukan dengan proses biologis sistem anaerob, aerob dan kombinasi anaerob-aerob. Teknologi pengolahan limbah tahu yang ada saat ini pada umumnya berupa pengolahan limbah dengan sistem anaerob, hal ini disebabkan karena biaya operasionalnya lebih murah. Dengan proses biologis anaerob, efisiensi pengolahan hanya sekitar 70%-80%, sehingga airnya masih mengandung kadar pencemar organik cukup tinggi, serta bau yang masih ditimbulkan sehingga hal ini menyebabkan masalah tersendiri.  Untuk mengatasi hal tersebut, maka diterapkan sistem pengolahan limbah dengan sistem kombinasi anaerob-aerob, dengan 6 sistem ini diharapkan dapat menurunkan konsentrasi kadar COD air limbah tahu (Herlambang, 2002, 30).

KESIMPULAN
Dampak dari pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan hidup yaitu rusaknya kualitas lingkungan terutama perairan sebagai salah satu kebutuhan umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Rusaknya lingkungan akibat limbah pabrik tahu yang berdampak buruk terhadap kehidupan ekosistem yang berada diperairan dan juga mengancam kesehatan manusia. Ganguan terhadap perairan sangat merugikan kualitas mutu air serta manfaatnya. Limbah tahu membawa akibat bagi lingkungan, karena mempunyai bahan – bahan berbahaya yang dibuang ke perairan salah satunya limbah berbahaya dan beracun. Jika pencemaran limbah tahu dibiarkan terus menerus ditanah air kita, maka kelangsungan hidup ekosistem diperairan pun semakin terancam.


DAFTAR PUSTAKA


Adack, J. (2013). Dampak pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan hidup. Lex Administratum, 1(3).

Damayanti, A., Hermana, J., Masduqi, A., & FTSP-ITS, J. T. L. (2004). ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN DARI PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK TAHU DENGAN KAYU APU (Pistia stratiotes L.) ENVIRONMENTAL ANALYSIS FROM TOFU WASTE WATER TREATMENT BY WATER LETTUCE (Pistia stratiotes L.). Jurnal Purifikasi, 5(4), 151-156.

Kaswinarni, F. (2008). Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri Tahu. Majalah Lontar, 22(2).



1 komentar:

  1. @Q03_ika

    Bagaimana menangulangi dampak dari limbah pabrik tahu ?

    Penulisan sudah baik dan jelas

    Terimakasih

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.