Disusun Oleh : Galih Mawardi
ABSTRAK
Pengelolaan limbah dalam industri pembuatan tahu
merupakan salah satu dari contoh teknik pengelolaan limbah secara Waste to
Product yaitu menggunakan kembali limbah hasil pabrik tahu sebagai bahan baku
produk baru yang memiliki nilai tambah. Limbah merupakan zat sisa atau bahan
yang dihasilkan dari proses pembuatan produk dari suatu industri yang kurang
memiliki nilai guna. Limbah biasanya dibuang begitu saja, tanpa dipikir lagi
bahwa limbah tersebut mencemari lingkungan atau tidak bahkan sebagian besar dari
mereka tidak berpikiran bahwa limbah tersebut berguna jika diolah lagi untuk
dijadikan sebuah produk baru.
Kata
Kunci : Pencemaran Limbah, Limbah Tahu, Pencemaran Air
PENDAHULUAN
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan
tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati
yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman
dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan
baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah
akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini
akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke 5 sungai
maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan
penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.
PEMBAHASAN
Contoh limbah yang sering kita jumpai adalah limbah industri tahu. Limbah
industri tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun
pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan
cair. kandungan limbah padat tahu yaitu protein (23,35%), lemak (5,54%),
karbohidrat (26,92%), abu (17,03%), serat kasar (16,53%), dan air (10,53%) (Bapedal,
1994), sedangkan Komposisi limbah cair tahu sebagian besar terdiri dari air
(99,9%) dan sisanya terdiri dari partikelpartikel padat terlarut (dissolved
solid) dan tidak terlarut (suspended solid) sebesar 0,1%. Partikel-partikel
padat dari zat organik (± 70%) dan zat anorganik ((± 30%). Zat-zat organik
terdiri dari protein (± 65%), karbohidrat (± 25%),lemak (± 25%) (Udin Djabu,
1991).Karakteristik Limbah
Untuk
limbah industri tahu tempe ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni
karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi padatan total,
suhu, warna dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan
anorganik dan gas.
Suhu buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai. Suhu limbah cair tahu pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu 400C sampai 46 0C. Suhu yang meningkat di lingkungan perairan akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas lain, kerapatan air, viskositas, dan tegangan permukaan. Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam buangan industri tahu pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Di antara senyawa-senyawa tersebut, protein dan lemaklah yang jumlahnya paling besar, yang mencapai 40% - 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan 10% lemak. Semakin lama jumlah dan jenis bahan organik ini semakin banyak, dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit diuraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut. Untuk menentukan besarnya kandungan bahan organik digunakan beberapa teknik pengujian seperti BOD, COD dan TOM. Uji BOD merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran bahan organik, baik dari industri ataupun dari rumah tangga. Air buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang digunakan. Apabila air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik pada air buangannya biasanya rendah. Pada umumnya konsentrasi ion hidrogen buangan industri tahu ini cenderung bersifat asam. Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein (N-total) sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/l. sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di peraian tersebut.
Suhu buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai. Suhu limbah cair tahu pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu 400C sampai 46 0C. Suhu yang meningkat di lingkungan perairan akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas lain, kerapatan air, viskositas, dan tegangan permukaan. Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam buangan industri tahu pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Di antara senyawa-senyawa tersebut, protein dan lemaklah yang jumlahnya paling besar, yang mencapai 40% - 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan 10% lemak. Semakin lama jumlah dan jenis bahan organik ini semakin banyak, dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit diuraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut. Untuk menentukan besarnya kandungan bahan organik digunakan beberapa teknik pengujian seperti BOD, COD dan TOM. Uji BOD merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran bahan organik, baik dari industri ataupun dari rumah tangga. Air buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang digunakan. Apabila air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik pada air buangannya biasanya rendah. Pada umumnya konsentrasi ion hidrogen buangan industri tahu ini cenderung bersifat asam. Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein (N-total) sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/l. sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di peraian tersebut.
http://www.beritajakarta.id/read/2413/limbah-tahu-di-jaktim-cemari-lingkungan#.Xk_pKk8zbIU
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan penambahan asupan oksigen
untuk memaksimalkan proses pengolahan air limbah. SBR merupakan pengolahan air
limbah secara biologis khususnya menggunakan bantuan mikroorganisme.
Mikroorganisme ini bekerja sebagai agen penyisih beban organik yang ada di air
limbah. Kunci utama dalam proses SBR ini ada pada start
up SBR dengan pemilihan bibit mikroorganisme berupa lumpur
yang dapat optimal mengolah air limbah dengan proses biologis. Lumpur dari
endapan limbah tahu dapat digunakan dengan mengolah air limbah. Endapan berupa
lumpur tersebut ditambahkan pada awal proses SBR. Mikroorganisme di lumpur akan
menggunakan bahan organik di air limbah untuk metabolisme mikroorganisme
sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahtt/limbahtt.html
http://eprints.polsri.ac.id/1939/3/bab%202.pdf
http://news.unair.ac.id/2019/08/15/alternatif-tangani-air-limbah-pabrik-tahu/
http://www.beritajakarta.id/read/2413/limbah-tahu-di-jaktim-cemari-lingkungan#.Xk_pKk8zbIU
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahtt/limbahtt.html
http://eprints.polsri.ac.id/1939/3/bab%202.pdf
http://news.unair.ac.id/2019/08/15/alternatif-tangani-air-limbah-pabrik-tahu/
http://www.beritajakarta.id/read/2413/limbah-tahu-di-jaktim-cemari-lingkungan#.Xk_pKk8zbIU
@Q12-Aulya
BalasHapusSelain penanggulangan limbah diatas, masih adakah cara lainnya untuk menanggulangi limbah tersebut?