ABSTRAK :
Kimia
Kontekstual berkaitan dengan beragam aspek kehidupan manusia. Pengkajian dan
pembahasannya sangat tergantung pada isu atau persoalan apa yang sedang menjadi
trending topics.
Kata Kunci :
Kimia
Konstektual, Kimia Pangan, Bahan Kimia Pangan,
Efek Samping Kimia Konstektual Pada Kesehatan.
Efek Samping Kimia Konstektual Pada Kesehatan.
Pendahuluan
Pembahasan ringkas tentang materi kimia pangan, bahan pangan, perubahan materi, serta efek samping pada bahan pangan merupakan ruang lingkup kimia konstektual. Saat ini perkembangan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat pesat dan memberikan manfaat yang sangat besar sekali. Banyak produk yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari yang termasuk dari ilmu kimia. Ulasan ini juga membahas sedikit tentang hubungan ilmu kimia dengan teknik Industri dan manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan ringkas tentang materi kimia pangan, bahan pangan, perubahan materi, serta efek samping pada bahan pangan merupakan ruang lingkup kimia konstektual. Saat ini perkembangan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat pesat dan memberikan manfaat yang sangat besar sekali. Banyak produk yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari yang termasuk dari ilmu kimia. Ulasan ini juga membahas sedikit tentang hubungan ilmu kimia dengan teknik Industri dan manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan
Dalam artikel ini ada pembahasan diantaranya :
- Kimia Konstektual
- Kimia Pangan
- Kimia Pada Bahan Pangan
- Efek Samping Pada Kesehatan
Dalam artikel ini ada pembahasan diantaranya :
- Kimia Konstektual
- Kimia Pangan
- Kimia Pada Bahan Pangan
- Efek Samping Pada Kesehatan
Definisi Kimia Konstektual
Pembelajaran kimia kontekstual bisa berupa mengidentifikasi dan menjelaskan fenomena dan proses kimia yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan yaitu : Industry, lingkungan, pangan, obat, kesehatan. Serta dapat memahami secara teori bahwasanya kimia merupakan ilmu pengetahuan yang sentral dan dapat menunjukkan keterkaitan ilmu kimia terhadap ilmu yang lain.
Pembelajaran kimia kontekstual bisa berupa mengidentifikasi dan menjelaskan fenomena dan proses kimia yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan yaitu : Industry, lingkungan, pangan, obat, kesehatan. Serta dapat memahami secara teori bahwasanya kimia merupakan ilmu pengetahuan yang sentral dan dapat menunjukkan keterkaitan ilmu kimia terhadap ilmu yang lain.
Kimia Pangan
Kimia pangan adalah studi mengenai proses kimia dan interaksinya dengan komponen biologis dan non-biologis bahan pangan. Substansi biologis misalnya produk daging, sayuran, produk susu, dan sebagainya. Mirip dengan biokimia dengan komponen utamanya yaitu karbohidrat, lemak, dan protein namun juga mempelajari komponen lain seperti air, vitamin, mineral, enzim, zat aditif, perasa, dan pewarna makanan. Ilmu ini juga meliputi bagaimana suatu produk pangan mengalami perubahan akibat berbagai metode pemrosesan makanan dan cara untuk meningkatkan maupun mencegah terjadinya perubahan itu.
Kimia pangan adalah studi mengenai proses kimia dan interaksinya dengan komponen biologis dan non-biologis bahan pangan. Substansi biologis misalnya produk daging, sayuran, produk susu, dan sebagainya. Mirip dengan biokimia dengan komponen utamanya yaitu karbohidrat, lemak, dan protein namun juga mempelajari komponen lain seperti air, vitamin, mineral, enzim, zat aditif, perasa, dan pewarna makanan. Ilmu ini juga meliputi bagaimana suatu produk pangan mengalami perubahan akibat berbagai metode pemrosesan makanan dan cara untuk meningkatkan maupun mencegah terjadinya perubahan itu.
Kimia Pada Bahan Pangan dan Efek
Samping Pada Kesehatan
MSG (monosodium glutamat) alias mecin adalah zat aditif yang digunakan sebagai penyedap rasa makanan. Tidak hanya terbatas pada makanan kemasan dan cepat saji, masakan rumahan pun sering juga ditambahkan mecin agar rasanya makin lezat. Efek MSG terhadap kesehatan sampai saat ini masih jadi topik perdebatan hangat. Beberapa pakar berpendapat mecin bisa menyebabkan masalah pada saraf dan kerja otak sehingga bikin Anda jadi “lemot“. Kebanyakan makan mecin juga diduga kuat menjadi penyebab Anda sering sakit kepala dan mal-mual, sebagai gejala Chinese Restaurant Syndrome. Sementara itu, sejumla penelitian lain tidak menemukan kaitan khusus antara konsumsi MSG dengan masalah kesehatan.
MSG (monosodium glutamat) alias mecin adalah zat aditif yang digunakan sebagai penyedap rasa makanan. Tidak hanya terbatas pada makanan kemasan dan cepat saji, masakan rumahan pun sering juga ditambahkan mecin agar rasanya makin lezat. Efek MSG terhadap kesehatan sampai saat ini masih jadi topik perdebatan hangat. Beberapa pakar berpendapat mecin bisa menyebabkan masalah pada saraf dan kerja otak sehingga bikin Anda jadi “lemot“. Kebanyakan makan mecin juga diduga kuat menjadi penyebab Anda sering sakit kepala dan mal-mual, sebagai gejala Chinese Restaurant Syndrome. Sementara itu, sejumla penelitian lain tidak menemukan kaitan khusus antara konsumsi MSG dengan masalah kesehatan.
Pewarna
buatan adalah zat aditif pada makanan yang dipakai untuk mempercantik
penampilan. Makanan yang berwarna cerah dan segar akan menarik minat
orang-orang untuk membeli. Namun, tidak semua pewarna makanan aman digunakan.
Beberapa penelitian menunjukkan pewarna buatan dapat meningkatkan kecenderungan
alergi anak dan hiperaktivitas pada anak dengan ADHD. Tidak hanya itu. Beberapa
pewarna makanan buatan diduga kuat dapat memicu kanker, misalnya biru berlian
(Blue 1), allura red alias Red 40, dan pewarna karamel. Merah 3, atau dikenal
sebagai eritorisin, terbukti dapat meningkatkan risiko tumor tiroid. Meski baru
sebatas penelitian pada hewan, peneliti yakin bahwa efeknya kemungkinan besar
sama jika dikonsumsi oleh manusia. daging olahan sebabkan kanker usus besar
Natrium
nitrit merupakan zat pengawet dalam daging olahan yang digunakan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Selain itu, zat aditif pada makanan ini juga menambah rasa
asin dan membuat daging kalengan terlihat pink kemerahan seperti daging segar.
Sayangnya jika terkena suhu panas yang cukup tinggi, zat ini dapat berubah
bentuk menjadi nitrosamin. Nitrosamin dikenal sebagai zat penyebab kanker usus
besar, kanker payudara, kanker kandung kemih, dan juga kanker perut. Untuk itu,
usahakan untuk memakan dan memproses daging segar sendiri untuk menurunkan
risiko penyakit kanker.
Natrium
benzoat adalah zat aditif pada makanan asam serta minuman bersoda. FDA, badan
keamanan obat dan pangan milik Amerika Serikat, telah menyatakan natrium
benzoat aman untuk dikonsumsi. Meski begitu, beberapa penelitian menunjukkan
kombinasi natrium benzoat dan pewarna makanan buat dapat meningkatkan
kecenderungan hiperaktivitas pada anak. Selain itu, natrium benzoat yang
dikombinasikan dengan vitamin C juga dapat berubah menjadi benzena, zat yang
dapat meningkatkan risiko kanker. Maka, ada baiknya teliti sebelum membeli.
Hindari makanan dan minuman yang mengandung asam benzoat, natrium benzoat,
benzena, atau benzoat yang dikombinasikan dengan vitamin C seperti asam sitrat
atau asam askorbat
Gambar : Contoh Bahan Kimia Pangan
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/efek-zat-aditif-pada-makanan/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/efek-zat-aditif-pada-makanan/
Kesimpulan
Kimia Konstektual Meliputi dari
beberapa bahan kimia yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi. Bahan kimia dalam
makanan terdiri atas bahan alami dan bahan buatan atau sintetis. Bahan kimia
memiliki dampak negatif jika digunakan secara berlebihan. Pada dasarnya, bahan
alami lebih aman digunakan daripada bahan sintetis. Secara garis besar, bahan
kimia yang ditambahkan dalam makanan dikelompokkan menjadi bahan pewarna,
pemanis, pengawet, penyedap, dan pengembang bahan makanan.
Saran
Saran yang dapat disampaikan
pada pembaca adalah berhati-hatilah dalam memilih makanan. Di zaman modern ini
banyak sekali makanan yang menggunakan bahan kimia yang berlebihan terutama dalam
jajanan di sekitar kita. Bahkan sering terjadi penggunaan bahan kimia yang
penggunaannya tidak sesuai dan sudah sedemikian luas penggunaannya sehingga
tidak lagi mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan.
Daftar Pustaka
https://soalkimia.com/ebook-kimia-kontekstual/
H.-D. Belitz, Werner Grosch, Peter Schieberle. Food Chemistry. Springer, 2009 John M. DeMan. Principles of Food Chemistry. Springer, 1999.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/efek-zat-aditif-pada-makanan/
https://soalkimia.com/ebook-kimia-kontekstual/
H.-D. Belitz, Werner Grosch, Peter Schieberle. Food Chemistry. Springer, 2009 John M. DeMan. Principles of Food Chemistry. Springer, 1999.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/efek-zat-aditif-pada-makanan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.