Struktur Molekul dan
Ikatan Valensi
Oleh : @Kel-P07
(@P02-AULIYAH, @P04-RAHMATIKA, @P05-WENING)
Abstrak
Pembentukan ikatan kovalen
dapat dijelaskan menggunakan dua teori yaitu teori ikatan valensi dan teori
orbital molekul. Berdasarkan teori ikatan valensi, ikatan kovalen dapat
terbentuk jika terjadi tumpang tindih orbital valensi dari atom yang berikatan.
Orbital valensi merupakan orbital terluar dari suatu atom dan merupakan tempat
terletaknya elektron valensi. Orbital valensi inilah yang digunakan pada
pembentukan ikatan kimia. Dua atom yang saling mendekati masing-masing memiliki
orbital valensi dan satu elektron. Orbital valensi ini saling tumpang tindih
sehingga elektron yang terletak pada masing-masing orbital valensi saling
berpasangan. Sesuai
larangan Pauli maka kedua elektron yang berpasangan tersebut harus memiliki
spin yang berlawanan karena berada pada satu orbital. Dua
buah elektron ditarik oleh inti masing-masing atom sehingga terbentuk ikatan
kovalen. Untuk penjelasan selanjutnya orbital valensi disebut orbital saja.
Kata
Kunci : Struktur Molekul dan Ikatan Valensi
I.
Pendahuluan
Beberapa teori
memberikan dasar-dasar tentang bentuk dari suatu senyawa, antara lain yaitu
teori Valence-Shell Electron Pair Repulsion (VSEPR), Teori Ikatan Valensi,
Teori Orbital Molekul, Teori Lewis, dan lain sebagainya. Teori Ikatan Valensi
mampu secara kualitatif menjelaskan tentang kestabilan ikatan kovalen sebagai
akibat tumpang tindih orbital-orbital atom, dan juga dapat menjelaskan tentang
geometri molekul dengan konsep hibridisasi seperti yang diramalkan dalam teori
VSEPR.
Tetapi dalam beberapa
kasus, teori ikatan valensi tidak dapat menjelaskan sifat-sifat molekul yang
teramati dengan baik. Misalnya pada molekul karbon dioksida, dimana berdasarkan
struktur Lewis, semua elektron pada atom oksigen berpasangan dan molekulnya
seharusnya bersifat diamagnetik, namun pada kenyataanya menurut hasil percobaan
diketahui bahwa oksigen bersifat paramagnetik dengan dua elektron tidak
berpasangan. Hal ini membuktikan adanya kekurangan mendasar dalam teori ikatan
valensi.
Sifat magnet dan
sifat-sifat molekul yang lain dapat dijelaskan lebih baik dengan menggunakan
pendekatan mekanika kuantum yang lain yang disebut sebagai teori orbital
molekul (TOM), yaitu yang menggambarkan ikatan kovalen melalui orbital molekul
yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang
berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan.
Teori ikatan valensi
–> Mengasumsikan bahwa elektron-elektron dalam molekul menempati orbital -
orbital atom yang mengambil peranan dalam pembentukan ikatan.
Penerapan Teori Ikatan Valensi
II.
Permasalahan
1. Apa itu struktur molekul ?
2. Apa itu ikatan valensi ?
3. Perbedaan Teori Ikatan Valensi dan Orbital Molekul
III.
Pembahasan
A. Penerapan Teori Ikatan Valensi pada
Molekul Diatomik
Teori ikatan valensi
mengasumsikan bahwa sebuah ikatan kimia terbentuk ketika dua valensi elektron
bekerja dan menjaga dua inti atom bersama. Oleh karena efek penurunan energi
sistem, teori ini berlaku dengan baik pada molekul diatomik. Menurut teori ini,
elektron-elektron dalam molekul menempati orbital-orbital atom dari
masing-masing atom.
Penerapan teori ikatan
valensi pada molekul diatomik dapat dilihat pada pembentukan molekul H2 dari
atom H seperti yang telah dijabarkan di atas.
B. Penerapan Teori Ikatan Valensi
pada Molekul Poliatomik
Teori ikatan valensi
dapat juga diterapkan dalam molekul poliatomik beriringan dengan teori
hibridisasi molekul[3]. Dalam contoh ini disajikan penerapan teori ikatan
valensi untuk menjelaskan mengenai hibridisasi sp3 pada molekul metana (CH4).
Metana memiliki atom
pusat sebuah karbon yang berkoordinasi secara terahedral. Oleh karena itu, atom
karbon pusat haruslah memiliki orbital-orbital yang simetri tepat dengan 4 atom
hidrogen. Konfigurasi dasar dari karbon adalah :
Dengan teori ikatan valensi,
maka dapat diprediksi bahwa berdasarkan pada keberadaan dua orbital yang terisi
setengah, atom C akan membentuk dua buah ikatan kovalen membentuk CH2. Namun
CH2 merupakan molekul yang sangat reaktif sehingga teori ikatan valensi saja
tidak cukup untuk menjelaskan terbentuknya molekul CH4. Untuk itu, digunakan
teori hibridisasi, dimana langkah awal adalah eksitasi satu atau lebih elektron
valensi C.
Proton yang membentuk
inti hidrogen akan akan menarik salah satu elektron valensi karbon sehingga menyebabkan
eksitasi (pemindahan elektron 2s ke orbital 2p) dan terbentuklah ikatan
berhibrid sp3.
Teori Orbital Molekul –> Menggambarkan
ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul yg dihasilkan dari interaksi
orbital – orbital atom dari atom - atom yang berikatan dan yang terkait
degan molekul secara keseluruhan. OM dibentuk dari kombinasi 2 orbital atom 1s
dan energi relatif yang akan dimiliki elektron dalam masing-masing elektron
miliki dalam orbital.
Orbital molekul ikatan
memiliki energi yang lebih rendah dan kestabilan yang lebih rendah dibandingkan
orbital-orbital atom pembentuknya.
Orbital molekul anti ikatan memiliki
energi yg lebih tinggi dan kestabilan yang lebih rendah dibandingkan
orbital-orbital atom pembentuknya.
Di dalam OM menunjukkan
permukaan dengan kerapatan elektron tetap/konstan sehingga elektron memiliki
kemungkinan untuk berada didalamnya. Sebuah elektron dalam orbital ikatan
cenderung untuk bersama dalam inti positif, sehingga mengikatnya bersama secara
elektrostatik dan meningkatkan kestabilan molekul. Meningkatnya kestabilan
berhubungan dengan rendahnya energi, sehingga energi ikatan lebih rendah
dibanding energi orbital atom awal. Sebuah elektron pada antiikatan sebagian
besar waktunya diluar inti.
Elektron di anti ikatan
cenderung mengurangi kestabilan molekul dengan menarik inti menjauh. Sebuah
elektron antiikatan memiliki energi lebih tinggi dibandingkan elektron pada
orbital awal. Sehingga Elektron ikatan memiliki energi lebih rendah, sedangkan
orbital antiikatan memiliki energi lebih tinggi dibandingkan orbital awal.
Orbital ikatan dicirikan dengan menumpuknya kerapatan elektron diantara inti
dan sepanjang ikatan yang menghubungkan inti. Sebuah orbital yang kerapatan
utamanya berada sepanjang inti ini dikenal sebagai orbital sigma. Orbital
ikatan sigma pada Gambar 1 dilambangkan dengan σ1s (sigma satu s) yang
menunjukkan bahwa ikatan yang terbentuk dari orbital atom 1s. Simbol untuk
orbital antiikatan memiliki tanda bintang pada Gambar 1 ditulis σ*1s (sigma
satu bintang) . Sebuah orbital antiikatan σ* memiliki jumlah kerapatan elektron
yang kurang antar inti dan meningkat sepanjang garis ikatan diluar inti.
Konfigurasi Orbital Molekul
1.
Jumlah orbital molekul yg terbentuk
selalu sama dg jumlah orbital atom yg bergabung.
2.
Semakin stabil orbital molekul ikatan,
semakin kurang stabil orbital molekul antiikatan yang berkaitan.
3.
Pengisian orbital molekul dimulai dr
energi rendah ke energi tinggi.
4.
Setiap orbital molekul dpt menampung
hingga dua elektron.
5.
Gunakan aturan Hund ketika elektron
ditambahkan ke orbital molekul dengan energi yang sama.
6.
Jumlah elektron dalam orbital molekul
sama dengan jumlah semua elektron pada atom-atom yg berikatan.
Ada beberapa konsep
yang sama antara Teori ikatan valensi dan teori orbital molekul, diantaranya
adalah:
·
Keduanya sama-sama melibatkan pembagian
elektron-elektron yang ada dalam sebuah atom ataupun molekul sehingga memiliki
paling banyak dua elektron pada setiap pasangnya.
·
Kedua teori ini menjadikan kombinasi
dari elektron-elektron yang ada oleh inti masing-masing atom atau molekul
sebagai konsep pembentukkan ikatan
·
Berdasarkan pada kedua teori ini, energi
dari orbital-orbital yang saling tumpang tindih merupakan bentuk perbandingan
dan memiliki kesamaan pada bentuk simetrinya.
Perbedaan dari keduanya yaitu antara
lain:
·
Ikatan: pada TIV ikatan hanya dibebankan
pada kedua atom, tidak pada molekul, sedangkan pada TOM ikatan dibebankan pada
keduanya (atom dan molekul)
·
Pada teori ikatan valensi, digunakan
konsep hibridisasi dan resonansi, sedangkan pada orbital molekul menggunakan
interaksi antar orbital dari atom yang berikatan dalam molekul.
·
Teori ikatan valensi tidak dapat
menjelaskan sifat paramagnetic pada Oksigen yang dapat dijelaskan dengan baik
oleh teori orbital molekul.
·
Teori ikatan valensi tidak membutuhkan
perhitungan yang rumit sedangkan perhitungan pada teori orbital molekul cukup
rumit dan membutuhkan ketelitian yang lebih tinggi.
·
Teori ikatan valensi memiliki berbagai
kelemahan yang mana dapat diatasi oleh teori orbital molekul.
·
Berdasarkan TIV pada pada pembentukan
ikatan kovalen , dua buah atom saling mendekati sampai jarak tertentu sehingga
orbital valensi dari dua atom tersebut saling tumpang tindih dan dua buah
elektron yang ada saling berpasangan atau memiliki spin yang berlawanan. TOM
menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul, yang dihasilkan dari
interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait
dengan molekul secara keseluruhan.
·
Pada TIV orbital-orbital valensi yang
digunakan merupakan orbital-orbital yang terlokalisasi sehingga ikatan-ikatan
kovalen yang terbentuk akan diarahkan pada posisi tertentu dalam ruang. Hal ini
menyebabkan dimilikinya bentuk, geometri atau struktur tertentu oleh suatu
molekul.
1. Bentuk geometri molekul NI3 adalah…
Pembahasan:
ü Atom pusat adalah N mempunyai elektron
Valensi 5
ü Pasangan Elekton ikatan (X) = 3
ü Pasangan Elektron Bebas E = (5-3)/2 = 1
ü Bentuk molekul AX3E (Piramida Segitiga)
2. Tentukan tipe Molekul BF3…
Pembahasan:
ü BF3 Jumlah electron valensi atom pusat
(boron) = 3.
ü Jumlah pasangan electron ikatan (X) =
3.
ü Jumlah pasangan electron bebas (E) = =
0
ü Tipe molekul AX3
3. Bentuk molekul dari senyawa
dengan nomor atom : H = 1, Te = 52, C = 6, Cl = 17, I = 53, Xe = 54 dan
Al = 13 adalah…
Pembahasan:
Ø C (nomor atom 6 ) = 2 4 jumlah
elektron valensi = 4
Ø Cl (nomor atom 17) 2 8 7 jumlah
elektron valensi = 7
Ø Atom pusat = C
Ø X atau PEI = 4 ( jumlah subtituen Cl
pada atom pusat C)
Ø Jumlah elektron ikatan = 4 (karena
ikatan antara Cl dengan C adalah kovalen tunggal)
E atau PEB
Ø Tipe molekul =
4. Ion merupakan ion
poliatomik. Atom N bertindak sebagai atom pusat. Bentuk molekul ion
yaitu…
Pembahasan:
Ion adalah ion poliatomik.
Untuk menentukan bentuk molekunya ikutilah langkah - langkah berikut :
l Konfigurasi elektron ;
N (nomor atom 7) = 2 5 Jumlah elektron
valensi = 5
O (nomor atom 8) = 2 6 Jumlah elektron
valensi = 6
Atom pusat = N
Atom ujung = O
l Langkah 1 : Menghitung jumlah pasangan
elektron
Rumus
Tanda berlaku jika ion positif = - dan
jika ion negatif maka +
Untuk ion jumlah pasangan elektron
l Langkah 2 : Menghitung PEI atom pusat
PEI = Jumlah atom - 1
Jumlah atom pada ion adalah = 4 (1 buah
atom N dan 3 buah atom O)
PEI untuk ion = 4 - 1 = 3
l Langkah 3 : Menghitung jumlah pasangan
elektron atom pusat
Pasangan elektron atom pusat = jumlah
pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat
Pasangan elektron atom pusat
= Pasangan elektron - (3 x Jumlah atom
ujung)
= 12 - ( 3 x 3)
= 12 - 9
= 3
Jumlah atom ujung ditujukan untuk semua
atom kecuali ato H karena pada atom H hanya memiliki satu buah elektron, dan
jika sudah berikatan dengan atom lai, maka tidak ada lagi elektron disekeliling
atom.
l Langkah 4 : Menghitung PEB
PEB = Pasangan elektron pusat - PEI = 3
- 3 = 0
l Langkah 5 : Menentukan Tipe dan Bentuk
Molekul
Tipe molekul =
Bentuk molekul = Segitiga datar /
Trigonal planar
5. Notasi VSEPR untuk molekul
dengan nomor atom P = 15 dan F = 9 adalah…
Pembahasan:
Ø Notasi VSEPR =
Ø Konfigurasi elektron penyusun
molekul :
P (Nomor atom 15 ) = 2 8 5 jumlah
elektron valensi = 5
F (nomor atom 9 ) = 2 7 jumlah
elektron valensi = 7
Ø Atom pusat = P (jumlah paling sedikit)
X atau PEI = 5 (Jumlah subtituen / atom
yang terikat pada atom pusat)
Ø Jumlah elektron ikatan = 5 ( Karena
untuk berikatan tunggal dengan 5 atom F dibutuhkan 5 buah elektron atom pusat
P)
E atau PEB=
Ø Tipe molekul = Notasi VSEPR
=
Daftar Pustaka
Ruthmia. Vivi., 2015, Teori Ikatan Valensi Dan Teori Orbital Molekul, Diakses http://viviruthmia.web.unej.ac.id/2015/04/05/teori-ikatan-valensi-dan-teori-orbital-molekul/, Dipublish 5 April 2015.
Oktharia. Ekha., 2015, Teori Orbital Molekul, Diakses http://chemistry-ekhaokt.blogspot.com/2015/05/teori-orbital-molekul.html, Dipublish 19 Mei 2015.
Zulfaturrohmaniah., 2015, Perbedaan Teori Ikatan Valensi Dan Teori Orbital Molekul, Diakses http://zulfa.web.unej.ac.id/2015/04/05/perbedaan-teori-ikatan-valensi-dan-teori-orbital-molekul/, Dipublish 5 April 2105.
Anonim., 2018, Teori Ikatan Valensi Dan Penerapannya, Diakses https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_ikatan_valensi_dan_penerapannya, Dipublish 3 Desember 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.