Muhammad Arifin (N14-Arifin)
Satria Aji Surya (N15-Satria)
ABSTRAK
gas mulia di alam unsur-unsur
tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi
kebanyakan bergabung atau berikatan dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N.
Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan
konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas
mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil.
Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan. Jika
atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet.
Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai
elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet.
KATA KUNCI : TERBENTUKNYA IKATAN KIMIA, JENIS IKATAN KIMIA
I.
PENDAHULUAN
Pada umumnya unsur-unsur dijumpai
tidak dalam keadaan bebas (kecuali pada suhu tinggi), melainkan sebagai suatu
kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai molekul. Dari fakta ini dapat disimpulkan
bahwa secara energi, kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan keadaan yang
lebih stabil dibanding unsur-unsur dalam keadaan bebas.
Selain gas mulia di alam
unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal),
tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan
W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi
elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia
mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom
unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.
II. PERMASALAHAN
1.
Bagaimanakah
terbentuknya ikatan kimia?
2.
Apa-apa sajakah jenis
dari ikatan kimia?
III.
PEMBAHASAN
Terbentuknya Ikatan Kimia
Pada umumnya atom tidak berada
dalam keadaan bebas, tetapi bergabung dengan atom lain membentuk senyawa. Dari
90 buah unsur alami ditambah dengan belasan unsur buatan, dapat dibentuk
senyawa dalam jumlah tak hingga.
Antara dua atom atau lebih dapat
saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan
pelepasan energi, sedangkan gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul
merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk
karena unsur-unsur ingin memiliki struktur elektron stabil. Struktur elektron
stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia (Golongan VIII A).
Sebuah atom cenderung melepaskan
elektron apabila memiliki elektron terluar 1, 2, atau 3 elektron dibandingkan
konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:
11Na : 2
8 1 ; Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8
Jika
dibandingkan dengan atom Ne, maka atom Na kelebihan satu elektron. Untuk
memperoleh kestabilan, dapat dicapai dengan cara melepaskan satu elektron.
Na (2 8 1) à Na+ (2
8) + e–
Sebuah atom cenderung menerima
elektron apabila memiliki elektron terluar 4, 5, 6, atau 7 elektron
dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:
9F : 2 7
; Gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8.
Konfigurasi Ne
dapat dicapai dengan cara menerima satu elektron.
F (2 7) + e– à F- (2
8)
Jika masing-masing atom sukar untuk
melepaskan elektron (memiliki keelektronegatifan tinggi), maka atom-atom
tersebut cenderung menggunakan elektron secara bersama dalam membentuk suatu
senyawa. Cara Ini merupakan peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan
kovalen. Misalnya atom fluorin dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan
elektron, sehingga lebih cenderung memakai bersama elektron terluarnya.
Agar dapat mencapai struktur
elektron seperti gas mulia, antarunsur mengadakan hal-hal berikut.
1. Perpindahan
elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron).
Atom yang melepaskan elektron akan
membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan berubah
menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-menarik
antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.
2. Pemakaian
bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbentuk ikatan kovalen.
3. Selain itu,
dikenal juga adanya ikatan lain yaitu:
a. Ikatan logam,
b. Ikatan
hidrogen,
c. Ikatan Van der
Waals.
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan Ion
Ikatan ion yaitu ikatan yang
terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik-menarik antara ion positif dan ion negatif, ini
terjadi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan yang
besar. Ion positif terbentuk karena unsur logam melepaskan elektronnya,
sedangkan ion negatif terbentuk karena unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan
ion terjadi karena adanya serah terima elektron. Contoh: NaCl, MgO, CaF2,
Li2O, AlF3, dan lain-lain.
Ikatan ion merupakan ikatan yang
relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat kristal
dengan struktur tertentu. NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana
tiap ion Na+ dikelilingi
oleh
6 ion Cl– dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+.
Atom-atom membentuk ikatan ion
karena masing-masing atom ingin mencapai keseimbangan/kestabilan seperti
struktur elektron gas mulia. Ikatan ion terbentuk antara:
a. ion positif
dengan ion negatif,
b. atom-atom
berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas elektron besar
(Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
c. atom-atom
dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai
keelektronegatifan besar.
Sifat-sifat senyawa ion sebagai
berikut.
a. Dalam bentuk
padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya terikat kuat
pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
b. Leburan dan
larutannya menghantarkan listrik.
c. Umumnya berupa
zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores.
d. Titik leleh
dan titik didihnya tinggi.
e. Larut dalam
pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.
Lambang titik elektron Lewis
terdiri atas lambang unsur dan titik-titik yang setiap titiknya menggambarkan
satu elektron valensi dari atom-atom unsur. Titik-titik elektron adalah
elektron terluarnya.
Ikatan Kovalen
Apabila dua atom hidrogen membentuk
ikatan maka masing-masing atom menyumbangkan sebuah elektron dan membentuk
sepasang elektron yang digunakan bersama. Sepasang elektron bisa digantikan
dengan sebuah garis yang disebut tangan ikatan. Jumlah tangan dapat
menggambarkan jumlah ikatan dalam suatu senyawa kovalen.
Sifat-sifat senyawa kovalen sebagai
berikut:
a. Pada suhu
kamar umumnya berupa gas (misal H2, O2, N2, Cl2,
CO2), cair (misalnya: H2O dan HCl), ataupun berupa
padatan.
b. Titik didih
dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik antarmolekulnya lemah
meskipun ikatan antaratomnya kuat.
c. Larut dalam
pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya dapat berinteraksi dengan pelarut
polar.
d. Larutannya
dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal HCl) tetapi sebagian besar
tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan, atau larutannya.
Adapun macam-macam ikatan kovalen
berdasarkan jumlah PEI-nya yaitu ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan
kovalen yang memiliki 1 pasang PEI. Contoh: H2, H2O
(konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6) atau H – H , H-O-H , ikatan
kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI. Contoh: O2,
CO2(konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4) atau O = O , O = C = O,
dan ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI.
Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5) atau N ≡
N.
IV. KESIMPULAN
atom-atom
saling mengikatkan diri satu sama lain karena ingin menyetarakan kestabilan
mereka, sesuai dengan kaidah oktet atau seperti halnya golongan gas mulia yang
telah memiliki kestabilan yang tidak dapat terelakkan lagi (hukum
alam). Adapun
jenis-jenis ikatan kimia terdiri atas 3 macam, yang pertama adalah ikatan ion
yang merupakan ikatan antara unsur-unsur logam dan non-logam, kedua adalah
ikatan kovalen yaitu pemakaian elektron secara bersama-sama oleh unsur
non-logam dan unsur non-logam, serta ikatan logam yang merupakan pemakaian
elektron secara bersama-sama oleh atom-atom logam.
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto,
Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Permana,
Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rahardjo,
Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk kelas XI SMA dan
MA. Jawa Tengah: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Setyawati,
Arifatun Arifah. 2009. Mengkaji Fenomena Alam untuk Kelas X SMA/MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami,
Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan Bakti
Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami,
Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan Bakti
Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu
Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.