Disusun oleh: @AROLVO, @P14-AHMAD, @p15-RUSDI
ABSTRAK
Semua mahluk hidup
melakukan pekerjaan.Tumbuh-tumbuhan melakukan pekerjaan ketika mengangkat air
dari akar ke cabang-cabang,hewan melakukan melakukan pekerjaan ketika berenang
,merayap, dan terbang.Kerja juga terjadi ketika pemompaan darah melalui
pembuluh darah dalam tubuh dan pada pemompaan ion-ion melewati dinding sel
.Semua kerja ini diperoleh dari pengeluaran energy kimia yang disimpan dalam
makanan yang dikonsumsi oleh mahluk hidup. Termodinamika berasal dari dua kata
yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan
pergerakan).Termodinamika adalah kajian mengenai hubungan,panas, kerja, dan
energy dan secara khusus perubahan panas menjadi kerja.
Pendahuluan
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan')
adalah fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika
statistik di mana hubungan termodinamika berasal.
Pada
sistem tempat terjadinya proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses
reaksi berlangsung). Karena itu, penggunaan istilah "termodinamika"
biasanya merujuk pada termodinamika setimbang, yang mana konsep utamanya
adalah proses kuasistatik, yang diidealkan. Sementara
itu, termodinamika bergantung-waktu adalah termodinamika tak-setimbang.
Karena
termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika
setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum
termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung
kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti.
PEMBAHASAN
Hukum Dasar Termodinamika
Terdapat tiga Hukum Dasar yang
berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
- Hukum Pertama
Termodinamika
Hukum yang sama juga terkait
dengan kasus kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari
suatu sistem termodinamika tertutup, sama dengan total dari jumlah energi kalor
yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. Hukum
ini dapat diuraikan menjadi beberapa proses, yaitu proses dengan Isokhorik,
Isotermik, Isobarik, dan juga adiabatik.
- Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika
terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk hukum kedua termodinamika yang
ada hanyalah pernyataan kenyataan eksperimental yang dikeluarkan oleh
kelvin-plank dan clausius.
Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu sistem apapun bekerja sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah perpindahan energi sebagai panas dari sistem dengan temperatur tertentu ke sistem dengan temperatur yang lebih tinggi.
Pernyataan kelvin-planck: tidak mungkin suatu sistem beroperasi dalam siklus termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja kesekeliling sambil menerima energi panas dari satu reservoir termal.(sumber Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. – 6th ed. – 2007 – Wiley) Bab5).
Total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya hal ini disebut dengan prinsip kenaikan entropi” merupakan korolari dari kedua pernyataan diatas (analisis Hukum kedua termodinamika untuk proses dengan menggunakan sifat entropi)(sumber Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. – 6th ed. – 2007 – Wiley) Bab6).
Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu sistem apapun bekerja sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah perpindahan energi sebagai panas dari sistem dengan temperatur tertentu ke sistem dengan temperatur yang lebih tinggi.
Pernyataan kelvin-planck: tidak mungkin suatu sistem beroperasi dalam siklus termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja kesekeliling sambil menerima energi panas dari satu reservoir termal.(sumber Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. – 6th ed. – 2007 – Wiley) Bab5).
Total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya hal ini disebut dengan prinsip kenaikan entropi” merupakan korolari dari kedua pernyataan diatas (analisis Hukum kedua termodinamika untuk proses dengan menggunakan sifat entropi)(sumber Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. – 6th ed. – 2007 – Wiley) Bab6).
- Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika
terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat
suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa
entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai
nol.
W = F × Δs . Jika F =
P × A, maka W = P × A × Δs.
Dan jika ,
maka persamaannya menjadi seperti berkut.
W = P ×
ΔV atau W
= P (V2 – V1)
Keterangan:
W :
usaha (J)
P : tekanan tetap (N/m2)
V1 : volume awal (m3)
V2 : volume akhir (m3)
P : tekanan tetap (N/m2)
V1 : volume awal (m3)
V2 : volume akhir (m3)
Gas dalam ruang tertutup
dapat mengalami beberapa proses yaitu proses isobarik, proses isokorik, proses
isotermis, dan proses adiabatik.
Proses
Isobarik
Proses yang berlangsung
pada tekanan tetap dinamakan proses isobarik. Bila volume gas bertambah,
berarti gas melakukan usaha atau usaha gas positif (proses ekspansi). Jika
volume gas berkurang, berarti pada gas dilakukan usaha atau usaha gas negatif
(proses kompresi). Usaha yang dilakukan oleh gas pada proses isobarik besarnya
sebagai berikut.
W = p × ΔV atau W = p (V2 – V1)
Proses
Isotermal
Proses isotermal adalah proses yang dialami
gas pada suhu tetap. Usaha yang dilakukan gas pada proses ini tidak dapat
dihitung dengan persamaan W = p × ΔV .
Proses
Isokorik
Proses isokorik adalah proses yang
dialami oleh gas di mana gas tidak mengalami perubahan volume atau volume tetap ( ΔV = 0 ). Oleh karena itu, usaha yang
dilakukan gas pada proses isokorik adalah nol (W = p x 0 =0).
Proses Adiabatik
Pada proses isobarik,
isotermal, dan isokorik dipengaruhi oleh lingkungan yaitu menerima atau
melepaskan kalor. Proses adiabatik merupakan proses yang tidak ada kalor yang
masuk atau keluar dari sistem (gas) ke lingkungan (ΔQ = 0) . Hal ini dapat
terjadi apabila terdapat sekat yang tidak menghantarkan kalor atau prosesnya
berlangsung cepat. Pada proses adiabatik berlaku rumus Poison.
Siklus Termodinamika
1. Siklus Reversible
Menurut
Wiendartun (2019) Sebuah proses dimana perubahan dalam arah sebaliknya, akan
membalik proses seutuhnya, dikenal dengan proses reversible. Sebagai contoh,
jika selama proses termodinamika dari keadaan 1 ke 2, kerja yang dilakukan oleh
gas adalah W1-2, dan kalor yang diserap adalah Q1-2, kita akan membawa sistem
kembali dari keadaan 2 ke 1, proses disebut reversible. Pada proses reversible
seharusnya tidak ada kerugian panas karena gesekan, radiasi atau konduksi, dsb.
Siklus akan reversible jika semua proses yang membentuk siklus adalah
reversible. Maka pada siklus reversible, kondisi awal dicapai kembali pada
akhir siklus.
2. Siklus
Irreversible
Sebagaimana
telah disebut di atas bahwa jika perubahan dalam arah sebaliknya, akan membalik
proses seutuhnya disebut sebagai proses reversible. Tetapi jika perubahan tidak
membalik proses, maka disebut irreversible. Pada proses irreversible, terjadi
kerugian panas karena gesekan, radiasi atau konduksi. Dalam keadaan di
lapangan, sebagian besar adalah proses irreversible. Penyebab utama
irreversible adalah gesekan mekanik dan fluida, ekspansi tak tertahan,
perpindahan panas dengan perbedaan temperatur tertentu. Lebih jauh, gesekan
akan merubah kerja mekanik menjadi panas. Panas ini tidak bisa dirubah kembali
dalam jumlah yang sama ke dalam kerja mekanik. Sehingga jika ada gesekan di
dalam proses maka proses adalah irreversible. Sebuah siklus adalah irreversible
jika ada proses irreversible pada proses-proses siklus tersebut. Maka pada
siklus irreversible kondisi awal tidak didapati pada akhir siklus.
kalor Jenis
Menurut
Halliday (1985), perbandingan banyaknya tenaga kalor (∆Q) yang dibekalkan
kepada sebuah benda untuk menaikan temperaturnya sebanyak ∆T dinamakan
kapasitas kalor (c) dari benda tersebut yakni :
Q =
m.c.ΔT
Keterangan
:
- Q = banyak kalor yang diterima ataupun
dilepas oleh suatu benda ( J )
- m = massa benda yang menerima ataupun melepas
kalor ( kg )
- c = kalor jenis zat ( J/kg⁰C )
- ΔT = perubahan suhu ( ⁰C )
c = Kapasitas Kalor =
Kalor jenis adalah jumlah
energi yang dipindahkan dari suatu benda atau tubuh ke benda lain .akibat
dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuh tersebut. Kalor dinyatakan
dalam satuan energi joule (J) menurut satuan SI. Kalor umumnya dinyatakan dalam
satuan kalori (kkal), yaitu satu kalori adalah jumlah kalor yang diperlukan
untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak 1 derajat celcius pada suhu kamar (293oK).
IV. Kesimpulan dan Saran
1. Hukum
Termodinamika dilakukan dalam empat proses, yaitu isotermal, isokhorik,
isobarik, dan proses adiabatik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.