(@KEL-NO2)
ABSTRAK
Proses termodinamika jika kita tinjau sebuah gas
nitrogen yang dicairkan, dengan melakukan kompresi terhadap gas
tersebut sampai pada tekanan yang sangat tinggi sambil tetap menjaga agar suhu
konstan kemudian mengisolasi gas tersebut danmembiarkannya berekspansi. Pada
saat berekspansi ke suhu yang lebih dingin itulah gas akan mulai mencair.
Proses termodinamika didasarkan pada hukum-hukum termodinamika
antara lain hukumke-nol, hukumpertama dan hukum kedua. Beberapa
variable termodinamika yang penting kita kenal sebelum dirumuskannya
hukum-hukum termodinamika antara lain adalah : tekanan (P), Volume
(V), suhu (T), Entropi (S), kalor/ panas (Q), kerja (W), dan energy dalam (U).
Beberapa konstanta yang lain adalah : kalor jenis ( c ), tetapan gas ( R ) dan lain-lain.
KATA
KUNCI : Termodinamika II
PENDAHULUAN
hukum termodinamika kedua menyebutkan
bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari
suatu reservoir pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika mengatakan
bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam
semesta adalah reversible (dapat
dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di
atas salju, maka salju di bawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut.
Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut
untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki
arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah
studi tentang mesin kalor.
PEMBAHASAN
1.
ARAH PROSES
Proses termodinamik yang
berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel
process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah tetapi
tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Proses reversibel adalah proses termodinamik
yang dapat berlanggsung secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami
idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan kesetimbangan
termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel
merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).
2.
HUKUM II TERMODINAMIKA
·
Jika
tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat secara spontan dari
suhurendah ke suhu tinggi (Clausius)2.
·
Proses
perubahan kerja menjadi panas merupakan proses irreversible jika tidak
terjadi proses lainnya (Thomson-Kelvin-Planck)3.
·
Suatu
mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil energi dari suatusumber suhu
tinggi kemudian membuangnya ke sumber panas tersebut untukmenghasilkan kerja
abadi (Ketidakmungkinan mesin abadi)4.
·
Mesin
Carnot adalah salah satu mesin reversible yang menghasilkan daya
palingideal. Mesin ideal memiliki efisiensi maksimum yang mungkin
dicapai secara teoritis
3.
Entropi
Termodinamika menyatakan bahwa
proses alami cenderung bergerak menuju ke keadaan ketidakteraturan yang lebih
besar. Ukuran ketidakteraturan ini dikenal dengan sistem entropi. Entropi
merupakan besaran termodinamika yang menyerupai perubahan setiap keadaan, dari
keadaan awal hingga keadaan akhir sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem
menunjukkan sistem semakin tidak teratur. Entropi sama seperti halnya tekanan
dan temperatur, yang merupakan salah satu sifat dari sifat fisis yang dapat
diukur dari sebuah sistem. Apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem
dengan proses reversibel pada suhu konstan, maka besarnya perubahan entropi
sistem adalah :
dengan:
ΔS= perubahan entropi ( J/K)
Q= kalor ( J)
T = suhu (K)
Q= kalor ( J)
T = suhu (K)
4. Mesin
Pendingin
Mesin pendingin merupakan peralatan
yang prinsip kerjanya berkebalikan dengan mesin kalor. Pada mesin pendingin
terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir bersuhu tinggi
dengan melakukan usaha pada sistem. Contohnya, pada lemari es (kulkas) dan
pendingin ruangan (AC). Bagan mesin pendingin dapat dilihat pada gambar
berikut.
Ukuran kinerja mesin pendingin yang
dinyatakan dengan koefisien daya guna merupakan hasil bagi kalor yang
dipindahkan dari reservoir bersuhu rendah Q2 terhadap usaha yang dibutuhkan.
dengan:
Kp = koefisien daya guna
W = usaha yang diperlukan ( J)
Q1 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi ( J)
Q2 = kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah ( J)
T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K)
W = usaha yang diperlukan ( J)
Q1 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi ( J)
Q2 = kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah ( J)
T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K)
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni,
P. M., Nauvala, J., 2017. Hukum Kedua Termodinamika. Sumber :
https://www.academia.edu/32928607/TERMODINAMIKA_HUKUM_KEDUA_TERMODINAMIKA
https://oktetkimiacgmail.wordpress.com/2017/12/10/hukum-ii-termodinamika/
https://ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-kimia/hukum-termodinamika-kedua/
https://fisikazone.com/hukum-ii-termodinamika/
https://fisikazone.com/hukum-ii-termodinamika/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.