.

Senin, 30 September 2019

Industri natrium khlorida



Oleh : RAMA NUR HIDAYAT

[@N01-RAMA]


ABSTRAK.
Garam merupakan salah satu komuditas strategis yang diprioritaskan
untuk dikembangkan oleh Kementrian Perindustrian. Kebutuhan garam berkualitas
tinggi, utamanya garam industri, masih diimpor dari luar negeri. Penelitian
inovasi proses pemurnian garam menggunakan filter zeolit alam sebagai bahan
pengikat impuritas dalam proses kristalisasi telah dilakukan. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui efektifitas dan kondisi optimal proses pemurnian garam
(natrium klorida) menggunakan zeolit alam dalam proses kristalisasi dan model
proses pembuatan uapan air laut. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan
sampel garam krosok dan karakterisasinya. Sampel garam krosok selanjutnya
dimurnikan dengan menggunakan zeolit alam sebagai pengikat impuritas dalam
proses kristalisasi. Efektifitas proses pemurnian ditetukan berdasarkan kualitas
garam hasil pemurnian yang diperoleh. Kualitas produk garam hasil pemurnian
ditentukan berdasarkan standar kualitas garam baku sesuai SNI Garam 2000,
yang meliputi kadar NaCl, air, logam berat, Ca, Mg dan sifat fisik garam (warna,
rasa dan bentuk kristal). Kemurnian produk garam juga diuji menggunakan XRD
dan hasilnya dibadingkan dengan NaCl standar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa garam krosok dengan kadar NaCl 82,37% setelah proses pemurnian
kadar NaCl meningkat menjadi 92,64, 92,49 dan 91,80% masing-masing
untuk kepekatan awal larutan garam 17, 15 dan 12o
 Be. Kadar air garam hasil
kristalisisasi untuk ketiga larutan garam adalah 1,25, 1,52 dan 1,68%.

KATA KUNCI :  pemurnian garam, impuritas, zeolit alam, kristalisasi

PENDAHULUAN.

Garam merupakan salah satu komuditas strategis yang diprioritaskan untuk dikembangkan
oleh Kementrian Perindustrian. Walaupun Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang kedua
di dunia, namun sumber daya alam ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam kesejahteraan dan kemandirian bangsa. Sampai saat ini kebutuhan garam berkualitas tinggi masih diimpor
dari luar negeri, utamanya garam industri. Selain dikonsumsi, natrium klorida (garam) juga
banyak digunakan sebagai bahan dasar ( starting material) untuk berbagai keperluan industri,
misalnya pembuatan konstik soda (NaOH), soda kue (NaHCO3), Na2CO3, gas klor (Cl2),
industri tekstil, garam farmatesis dan sebagainya (Douglas, 1984).
Dalam paten WO 2007036949 dinyatakan bahwa kira-kira 60% garam produksi dunia
digunakan untuk aplikasi industri berbasis klor-alkali dan industri kaustik soda (Mukhopadhyay,
dkk., 2007). Garam yang diperlukan dalam industri dipersyaratkan memenuhi kualitas garam
super dengan kadar NaCl sekitar 99%. Problem yang sering kali dijumpai pada pembuatan
garam dapur melalui metode kristaliasi langsung adalah masih terdapatnya pengotor (impurities)
yang cukup banyak, sehingga kemurnian garam belum mencapai maksimal. Adanya senyawa
MgCl2, MgSO4, CaSO4, dan KBr, KCl dalam air laut yang ikut mengkristal pada proses
kristalisasi menyebabkan kualitas produk garam rendah (kadar NaCl 75 – 80%) dan cenderung
kurang putih dari yang diharapkan.

METODE

ALAT DAN BAHAN.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Spektrofotometer inframerah (IR),
Difraktometer Sinar-X (XRD) Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) merk Perkin Elmer
3110, seperangkat ayakan elektrik, neraca digital merk Ohaus Explorer, oven, Boumometer,
seperangkat alat titrasi, kertas saring, kertas saring whatman 42, indikator universal, boumemeter,
desikator, dan seperangkat alat gelas. Adapun bahan-bahan yang digunakan meliputi: garam
dapur dari berbagai produk petani garam, zeolit alam, AgNO3 (p.a. Merck), NaCl (p.a. Merck),
K2CrO4 (p.a. Merck), HCl pekat 37 %, HNO3 pekat 65%, aquadest, NaHCO3 (p.a. Merck).
Cara Penelitian
1) Preparasi sampel zeolit
Sampel zeolit sebelum digunakan untuk pemurnian garam melalui rekristalisasi dilakukan
serangkaian perlakuan awal. Pada tahap awal, sampel zeolit sebanyak 500 gram dicuci dalam
akuades sehingga bersih dari kotoran. Zeolit yang sudah dibersihkan selanjutnya digerus
menggunakan penggerus mekanik untuk memperoleh ukuran butir zeolit yang diharapkan.
Zeolit yang telah digerus selanjutnya diayak menggunakan ayakan dengan ukuran mesh
tertentu. Selanjutnya sebagian zeolit yang telah diayak, diaktivasi menggunakan larutan HCl
0,1M dengan perbandingan 10 gram zeolit dalam
100 ml HCl. Campuran zeolit dan larutan HCl ini selanjutnya diaduk menggunakan
magnetic stirer selama 3 jam. Selanjutnya disaring sehingga komponen padat (zeolit) terpisah
dari larutannya. Zeolit ini selanjutnya dicuci dengan akuades hingga netral dan dikeringkan
dalam oven pada suhu 110o
C selama 2 jam. Zeolit teraktivasi HCl yang diperoleh selanjutnya
dipanaskan lebih lanjut dalam oven pada 170o
C selama 4 jam. Zeolit yang telah dipersiapkan
ini selanjutnya disimpan dalam botol polietilen.

DAFTAR PUSAKA.

Achanai, B., 2008, Use of natural clinoptilolite for the removal of lead(II) from wastewater
in batch experiment, Chiang Mai J. Sci. 35 ,3 447 – 456
Anonim. 2000. Mutu dan Cara Uji Garam Konsumsi : SNI.01 : 3556. Semarang :
Departemen Perindustrian.
Anonim, 2003, Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Badan Pusat Statistik
Kajian data Pertambangan
Day, R. A. dan Underwood, A. L. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif: Alih Bahasa Hadyana P.
Jakarta: Erlangga
Douglas E.B, 1984, Concepts and Models of Inorganic Chemistry, third eddition, John
Wiley and Sons, New York.
Jumaeri, 2003. Pemurnian Garam Dapur Menuju Kualitas Industri Melalui Metode
Rekristalisasi dengan Menggunakan Bahan Pengikat Impurities. Laporan Pernelitian
LP2M UNNES.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.