Oleh : @KEL-N02, @N04-ROMA, @N05-CAESAR, @N06-FIKRI
ABSTRAK
Ilmu kimia berisi konsep-konsep yang kompleks
dan berjenjang (Herunata, 2003:126). Dalam ilmu kimia konsep yang satu
berkaitan dengan konsep lainnya. Dengan kata lain, sebelum mempelajari suatu
konsep, harus dipelajari konsep yang mendasarinya terlebih dulu. Kimia erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Namun fakta yang menunjukkan bahwa ilmu
kimia dianggap sebagai pelajaran yang sulit karena banyak mengandung hafalan
dan berisi rumus-rumus yang digunakan dalam memecahkan soal-soal dan hitungan
kimianya.
KATA KUNCI : Stoikiometri, Hukum Dasar Kimia
I. PENDAHULUAN
Ilmu kimia selalu berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia.
Pada dasarnya reaksi kimia yang terjadi bermacam-macam jenisnya, diantaranya
reaksi penggabungan, Identifikasi Tingkat Pemahaman
Konsep Stoikiometri Pada Pereaksi Pembatas dalam Jenis-jenis Reaksi Kimia 33
(kombinasi), penguraian, pembakaran, pendesakan, dan metatesis. Persamaan
reaksi kimia dapat digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri jenis-jenis reaksi
kimia tersebut. Persamaan reaksi merupakan gambaran singkat yang digunakan
untuk menunjukkan proses terjadinya reaksi (Chang, 2005: 71). Materi
perhitungan kimia tersebut meliputi: kemampuan menghitung jumlah mol zat,
mengkonversikan jumlah mol menjadi jumlah partikel, massa, dan volume,
menentukan rumus empiris dan rumus molekul, menentukan rumus senyawa hidrat
(air kristal), menentukan komposisi atom, menentukan banyak zat pereaksi atau
hasil reaksi dari perhitungan kimia sederhana (perhitungan kimia tepat habis),
dan menentukan pereaksi pembatas dan penggunaan konsep mol dan koefisien reaksi
untuk menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi.
II. PEMBAHASAN
II. PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN
Stoikiometri, terdiri dari dua kata, yaitu
stoicheion (unsur) dan metron (mengukur). Jadi, stoikiometri adalah mempelajari
tentang hubungan yang mengenai berapa jumlah zat yang bereaksi dan berapa zat
yang di hasilkan. pada saat unsur
digabungkan kemudian menghasilkan reaksi kimia, sesuatu yang dikenal dan juga
spesifik yang akan terjadi serta hasil reaksi bisa untuk diprediksi
dengan berdasarkan unsur-unsur dan juga jumlah yang terlibat. Stoikiometri
ialah matematika di balik ilmu kimia.
2.
Jenis stoikiometri
§
Stoikiometri Reaksi
Stoikiometri reaksi sering digunakan untuk dapat menyeimbangkan persamaan kimia yang dapat ditemukan pada stoikiometri reaksi. Hal tesebut menggambarkan bahwa hubungan kuantitatif antara zat disebabkan karena mereka berpartisipasi dalam reaksi kimia.
Stoikiometri reaksi sering digunakan untuk dapat menyeimbangkan persamaan kimia yang dapat ditemukan pada stoikiometri reaksi. Hal tesebut menggambarkan bahwa hubungan kuantitatif antara zat disebabkan karena mereka berpartisipasi dalam reaksi kimia.
§
Stoikiometri Komposisi
Stoikiometri komposisi ini menjelaskan ialah kuantitatif (massa) hubungan antara suatu unsur-unsur dalam senyawa. Misalnya ialah, stoikiometri komposisi tersebut menggambarkan (massa) nitrogen dengan hidrogen yang bergabung dan menjadi amonia kompleks. yakni 1 mol nitrogen dan juga 3 mol hidrogen dalam tiap-tiap 2 mol amonia. Mol ialah satuan yang digunakan didalam kimia untuk jumlah zat.
Stoikiometri komposisi ini menjelaskan ialah kuantitatif (massa) hubungan antara suatu unsur-unsur dalam senyawa. Misalnya ialah, stoikiometri komposisi tersebut menggambarkan (massa) nitrogen dengan hidrogen yang bergabung dan menjadi amonia kompleks. yakni 1 mol nitrogen dan juga 3 mol hidrogen dalam tiap-tiap 2 mol amonia. Mol ialah satuan yang digunakan didalam kimia untuk jumlah zat.
§
Stoikiometri Gas
Jenis stoikiometri gas ialah berkaitan dengan suatu reaksi yang melibatkan gas, yang mana gas berada pada suatu suhu, tekanan dan juga volume yang dikenal dan juga dapat dianggap gas ideal. Untuk gas, perbandingan volume idealnya tersebut sama dengan hukum gas ideal, Namun rasio massa reaksi tunggal tersebut harus dihitung dari massa molekul reaktan serta juga produk,yang mana massa molekul ialah massa 1(satu) molekul zat. Gas ideal ialah suatu gas teoretis yang terdiri dari 1(satu) set partikel yang bergerak acak, tanpa-berinteraksi yang mematuhi suatu hukum gas ideal. Hukum gas ideal ialah suatu persamaan keadaan gas ideal. Persamaan hukum gas ideal ialah sebagai berikut :
Jenis stoikiometri gas ialah berkaitan dengan suatu reaksi yang melibatkan gas, yang mana gas berada pada suatu suhu, tekanan dan juga volume yang dikenal dan juga dapat dianggap gas ideal. Untuk gas, perbandingan volume idealnya tersebut sama dengan hukum gas ideal, Namun rasio massa reaksi tunggal tersebut harus dihitung dari massa molekul reaktan serta juga produk,yang mana massa molekul ialah massa 1(satu) molekul zat. Gas ideal ialah suatu gas teoretis yang terdiri dari 1(satu) set partikel yang bergerak acak, tanpa-berinteraksi yang mematuhi suatu hukum gas ideal. Hukum gas ideal ialah suatu persamaan keadaan gas ideal. Persamaan hukum gas ideal ialah sebagai berikut :
“PV = nRT,
yang mana P ialah tekanan, V ialah volume dan juga T
ialah temperatur absolut, n ialah mol gas dan juga R
ialah konstanta gas universal”.
3.
Rasio Stoikiometri
Sejumlah stoikiometri atau
juga rasio reagen (zat yang ditambahkan ke suatu sistem dalam rangka untuk
menciptakan suatu reaksi kimia) ialah jumlah atau juga rasio yang mana,
dengan asumsi ialah bahwa hasil suatu reaksi selesai dengan dasar , antara lain
ialah sebagai berikut:
§
Semua
reagen yang dikonsumsi
§
Tidak
terdapat defisit reagen
§
Tidak
terdapat sisa-sisa residu
§
Reaksi
hanya akan terjadi atau tercipta pada rasio stoikiometri
4.
HUKUM HUKUM DASAR
v Hukum
Lavoisier
Hukum Lavoisier dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis,
yaitu Antonie Laurent Lavoisier. Dalam penelitiannya,
Lavoisier membakar merkuri cair berwarna putih dengan oksigen sampai dihasilkan
merkuri oksida berwarna merah. Tidak sampai situ saja, Lavoisier memanaskan
merkuri oksida sampai terbentuk merkuri cair berwarna putih dan oksigen. Dari
penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa massa oksigen yang dibutuhkan pada
proses pembakaran sama dengan massa oksigen yang terbentuk setelah merkuri
oksida dipanaskan. Oleh karena itu, hukum Lavoisier dikenal sebagai hukum
kekekalan massa. Dapat di simpulkan, “Massa total zat sebelum reaksi sama
dengan massa total zat setelah reaksi”
v Hukum
Proust
Seorang ilmuwan asal Prancis, Joseph Louis
Proust, meneliti perbandingan massa unsur yang terkandung di dalam
suatu senyawa pada tahun 1799. Penelitian itu membuktikan bahwa setiap senyawa
tersusun atas unsur-unsur dengan komposisi tertentu dan tetap. Oleh karena itu,
hukum Proust dikenal sebagai hukum perbandingan tetap. Dapat di simpulkan, “Perbandingan
massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap”
v Hukum
Dalton
“jika
unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa dengan salah saru massa unsur
dibuat tetap, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa tersebut
merupakan bilangan bulat yang sederhana”
v Hukum
Gay-Lussac
“pada
suhu dan tekanan sama, perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi
merupakan bilangan bulat yang sederhana”
v Hipotesis
Avogadro
Hipotesis
Avogadro dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Italia, Amadeo
Avogadro, pada tahun 1811. Avogadro menyatakan bahwa partikel unsur
tidak selalu berupa atom yang berdiri sendiri, melainkan bisa berbentuk molekul
unsur, contohnya H2, O2, N2, dan P4. Dapat disimpulan, “Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan
volume gas yang volumenya sama memiliki jumlah molekul yang sama pula”.
DAFTAR PUSTAKA
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar I.
Bandung : Penerbit ITB
Yanti, F D.,
Dermawan Afandy., Muhammad Su’aidy. 2012. Dentifikasi Pemahaman Materi
Perhitungan Kimia (STOIKIOMETRI) Pada Siswa Kelas X SMAN 10 Malang Semester II
Tahun Ajar 2012/2013. Jurnal Online UM. Sumber
: http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7F7F118BC926A07FFCA0AACAABEF48BC.pdf
Sastrohamidjojo,
Hardjono. 2005. Kimia Dasar.
Yogyakarta : UGM Press
Ahmad, Dadan. 2018.
Stoikiometri dan Jenisnya. Sumber : https://www.sridianti.com/stoikiometri-dan-jenisnya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.