.

Sabtu, 21 September 2019

Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor


Disusun oleh : Adrian Rahadi (N16-ADRIAN)

Abstrak
Udara adalah faktor penting dalam kehidupan, namun, di era modern, sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik kota dan pusat industri, serta berkembangnya transportasi, telah menyebabkan kualitas udara mengalami perubahan. Dari yang mulanya segar, kini, kering dan kotor akibat dari terjadinya pencemaran udara karena kendaraan transportasi. Lewat penggunaan metode kepustakaan, maka, tampak dengan jelas ada beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian yang serius, di antaranya; 1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil lebih dibatasi, sementara, kendaraan angkutan massal, diperbanyak. 2. Kontrol jumlah kendaraan pribadi. 3. Pembatasan usia kendaraan . 4. Pembangunan MRT, dan pembuatan Electronic Road Pricing. 5. Pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan. 6. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi. 7. Penanaman pohon berdaun lebar di pinggir jalan yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota
.Kata Kunci : pencemaran udara, emisi gas buang, kehidupan, lingkungan
I.       Pendahuluan

Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra, 2006). Sekitar 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor. Kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber pencemaran udara di kota-kota besar mencapai 60-70%. Gas buangan dari cerobong asap industri berkisar antara 10- 15%, sedangkan sisanya berasal dari sumber pembakaran lain seperti pembakaran sampah serta kebakaran hutan. Jarang disadari bahwa, penyebab utama pencemaran udara terbesar adalah gas dan partikel yang diemisikan oleh kendaraan bermotor. Saat ini kita bertumpu pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin, solar dan premix. Memang kendaraan bermotor lebih bisa menjanjikan proses yang lebih efisien, hemat waktu dan tenaga,ditam bah daya angkut yang lebih banyak. Semua itu sesuai dengan tuntutan kebutuhan manusia dan kehidupan modern. Hanya satu yang tidak dijanjikan oleh teknologi modern yaitu proses yang lebih sehat. Sampai saat ini, kendaraan bermotor merupakan salah satu penyebab pengotoran udara dengan persentase terbesar, disamping pabrik. Sehingga sulit bagi kita sekarang ini, berharap bisa menghirup udara bersih. Gas buang kendaraan bermotor dan pabrik akan memberikan polutan seperti Sox, Nox, Co, Pb dan partikulat, serta pengaruh lain yaitu kebisingan. Gas limbah Sox dan Nox. Pencemaran udara banyak memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Studi penelitian menunjukkan bahwa, angka kematian akibat pencemaran udara berjumlah 50.000-100.000 orang setiap tahunnya. Negara-negara berkembang seperti Indonesia data kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara sampai sekarang belum tersedia, namun diduga kondisinya jauh lebih buruk dan semakin hari semakin memprihatinkan.

II.    Permasalahan
Pencemaran udara sudah sangat meningkat, apalagi disebabkan oleh kendaraan bermotor yang emisi nya terbuang ke udara. Bagaimana proses terjadinya emisi gas terbuang ke udara ? dan apakah dampak dari maasalah tersebut?


III. Pembahasan
A.                 Proses Terjadinya Emisi Gas Buang oleh Kendaraan Transportasi
Tidak ada yang bisa menepis, betapa, emisi gas buang, berupa asap knalpot, adalah akibat terjadinya proses pembakaran yang tidak sempurna, dan mengandung timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SO2 ), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Selanjutnya, emisi gas buang yang paling signifikan dari kendaraan bermotor ke atmosfer berdasarkan massa, adalah gas karbondioksida (CO2 ), dan uap air (H2 O) yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang berlangsung sempurna yang dapat dicapai dengan tersedianya suplai udara yang berlebih. Namun demikian, kondisi pembakaran yang sempurna dalam mesin kendaraan, jarang sekali terjadi.

B.                  Dampak Terjadinya Pencemaran Udara Terhadap Kehidupan dan Lingkungan
Sebagaimana kita ketahui bersama, pencemaran udara atau perubahan salah satu komposisi udara dari keadaan normal, mengakibatkan terjadinya perubahan suhu dalam kehidupan manusia. Pembangunan transportasi yang terus dikembangkan menyusul dengan permintaan pasar, ternyata, telah mendorong terjadinya bencana pembangunan. Saat ini, kita semua telah mengetahui bahwa pengaruh polusi udara juga dapat menyebabkan pemanasan efek rumah kaca (ERK) bakal menimbulkan pemanasan global atau (global warming). Tentunya, hal ini harus merupakan sebuah peringatan kepada para pemilik kebijakan industri dan kebijakan transportasi agar melihat kepada masalah udara di sekitarnya. Proses pembangunan yang ada di Indonesia dalam konteks transportasi, ternyata, telah menimbulkan bencana pembangunan yang pada akhirnya bermuara menjadi permasalahan ekologis. Akibatnya, udara sebagai salah satunya commons yang open access menjadi berbahaya bagi kesehatan manusia dan alam sekitarnya.

C.                 Kondisi Existing Pencemaran Udara Akibat Kendaraan Transportasi
Dalam melihat kasus pencemaran udara akibat kendaraan bermotor sebagai suatu dampak, adalah bukan satu-satunya penyebab yang disalahkan. Akan tetapi, penggunaannya yang tidak teratur (disorder) adalah yang dapat menimbulkan ”abuse” bagi lingkungan kita, terutama udara. Singgungan antara transportasi dan lingkungan juga dapat diungkapkan lewat masalah perilaku manusia terhadap lingkungannya. Hal tersebut bertolakbelakang, mengingat, transportasi yang seharusnya merupakan salah satu perangkat teknologi untuk memudahkan manusia, malahan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya. Selanjutnya, secara langsung, kandungan-kandungan timah hitam dan SPM dapat mengganggu kesehatan kita, dan/atau menimbulkan penyakit-penyakit yang mematikan. Lalu apakah produksi dari transportasi sebagai alasan pembangunan teknologi dapat dijadikan alasan bagi para pembuat keputusan. Kenyataan inilah yang sampai sekarang selalu menjadi ajang perdebatan, terutama, dalam memahami bagaimana mengartikan sebuah lingkungan dan teknologi agar dapat berdampingan tanpa adanya bahaya serta transportasi yang tidak teratur (disorder). Kebijakan transportasi yang berhubungan dengan lingkungan atau Transportation Environment, adalah merupakan suatu penyebab munculnya dampak sosial. Artinya, dampak sosial yang dimaksud adalah transportasi yang tidak teratur (disorder), yang kemudian mengganggu kehidupan manusia.
beberapa faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh sektor transportasi terhadap pencemaran udara perkotaan di Indonesia antara lain:
a.                 Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial).
b.                 Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada.
c.                 Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat terpusatnya kegiatan-kegiatan perekonomian dan perkantoran.
d.                  Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang ada, misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota.
e.                  Kesamaan waktu aliran lalu lintas.
f.                   Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor.
g.                 Faktor perawatan kendaraan.
h.                  Jenis bahan bakar yang digunakan.
i.                    Jenis permukaan jalan.
j.                    Siklus dan pola mengemudi.

D.                 Upaya untuk Mengurangi Dampak Polusi/Pencemaran Udara
1.      Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda, kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama temanteman (car pooling).
2.       Selalu merawat mobil dengan saksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak mengotori udara.
3.       Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
4.      Memilih bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).

IV.  Simpulan
 Solusi untuk mengatasi polusi udara kota, terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi dengan tanpa mengabaikan sektor-sektor lain, maka, tidak ada kata lain kecuali harus mau belajar dari kota-kota besar lain di dunia yang telah berhasil menurunkan polusi udara dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya. Di antaranya, dengan pembatasan izin bagi angkutan umum kecil, dengan memperbanyak kendaraan angkutan massal; seperti bus dan kereta api, diperbanyak. Kemudian, kontrol terhadap jumlah kendaraan pribadi juga dapat dilakukan seiring dengan perbaikan pada sejumlah angkutan umum. Selanjutnya, pembatasan usia kendaraan terutama bagi angkutan umum juga perlu mendapatkan pertimbangan secara khusus, mengingat, semakin tua kendaraan, apalagi yang kurang terawat, sangat berpotensi besar sebagai penyumbang polutan udara. Selaras dengan itu, pembangunan MRT, dan Electronic Road Pricing (ERP), juga mendesak untuk direalisasikan. Di samping itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan.


Daftar Pustaka
Budiyono, Afif. 2001. Pencemaran Udara : Dampak pencemaran udara pada lingkungan. http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/view/687
Yatim.M.Erni. 2007. Dampak dan Pengendalian Hujan Asam Di Indonesia. http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/24
Novdian, Siska.2016. Gambaran Kadar Timbal (Pb) Dalam Rambut Sopir Bus Yang Melewati Jalur Trasportasi Ujung Gading-Padang Pada Tahun 2016. http://scholar.unand.ac.id/3876/2/BAB%201.pdf
Kurniawati, Dita, Irma. Dkk. 2017. Indikator Pencemaran Udara Berdasarkan Jumlah Kendaraan dan Kondisi Iklim (Studi di Wilayah Terminal Mangkang dan Terminal Penggaron Semarang). https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/download/3171/3055
Pohan, Nurhasmawaty. 2002. Pencemaran Udara dan Hujan Asam. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1371/?sequence=1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.