Nama: Dymas Nurbayu Yulianto
Kode Peserta: @N02-DYMAS
Abstrak
Pengolahan
pangan pada industri komersial antara lain bertujuan untuk memperpanjang masa
simpan. Umur simpan merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi
sebelum produk pangan dipasarkan selain produk aman dikonsumsi oleh masyarakat.
Untuk memperluas informasi mengenai penentuan umur simpan, dalam makalah ini
ditelaah mengenai regulasi, kriteria kedaluwarsa, prinsip pendugaan umur
simpan, perumusan umur simpan, kriteria kemasan, dan upaya memperpanjang umur
simpan produk pangan. Pengolahan untuk memperpanjang umur simpan produk pangan
perlu mengantisipasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan kerusakan mutu.
Penentuan umur simpan juga perlu mempertimbangkan faktor teknis dan ekonomis
berkaitan dengan upaya distribusi produk yang di dalamnya mencakup keputusan
manajemen yang bertanggung jawab.
Kata kunci: Pangan,
pengolahan pangan, mutu, umur simpan
PENGERTIAN
adalah studi mengenai proses
kimia dan
interaksinya dengan komponen biologis dan non-biologis bahan
pangan. Substansi
biologis misalnya produk daging, sayuran, produk
susu, dan sebagainya.
Mirip dengan biokimia dengan komponen utamanya yaitu karbohidrat, lemak, dan protein namun juga mempelajari komponen lain seperti air, vitamin, mineral, enzim, zat
aditif, perasa, dan pewarna
makanan. Ilmu ini juga
meliputi bagaimana suatu produk pangan mengalami perubahan akibat berbagai
metode pemrosesan makanan dan cara untuk meningkatkan maupun mencegah
terjadinya perubahan itu.
SEJARAH
Sejarah mengenai kimia pangan
dimulai pada tahun 1700an ketika para ahli kimia terlibat dalam penemuan
senyawa kimia penting dalam bahan pangan, termasuk Carl Wilhelm Scheele yang mengisolasi asam malat dari buah apel pada tahun 1785, dan Sir Humphry Davy yang mempublikasikan buku Elements of Agricultural
Chemistry, in a Course of Lectures for the Board of Agriculture pada tahun
1813 yang dikatakan sebagai buku tentang pertanian dan pangan pertama.
JENIS JENIS
AIR
Komponen utama dari bahan pangan
adalah air. 50% massa produk daging adalah air, dan 95% dari massa
sayuran segar (misalnya selada, kol, tomat) adalah air. Air juga tempat utama perkembangan bakteri pada bahan pangan dan penyebab utama berbagai kerusakan
bahan pangan. Aktivitas
air (water activity) adalah salah satu
cara dalam menentukan usia
simpan suatu produk
pangan.
PROTEIN
Protein merupakan makromolekul yang sangat kompleks dan
menyusun sekitar 50% dari berat kering sel hidup. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi sel. Protein tersusun atas karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, dan beberapa jenis memiliki sulfur dan mineral seperti besi, tembaga, fosfor, dan seng.
Satu rantai protein merupakan rangkaian dari ribuan unit asam amino.
KARBOHIDRAT
Terdiri dari 80% total konsumsi
manusia, karbohidrat yang paling umum dikenal manusia adalah pati. Jenis karbohidrat yang paling sederhana adalah dari jenis monosakarida, yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, sorbosa, dan sebagainya. Rangkaian monosakarida akan membentuk
sakarida lain yang lebih besar, yaitu polisakarida (rantai panjang), oligosakarida (rantai pendek), dan disakarida (dua molekul monosakarida).
VITAMIN
Vitamin adalah
molekul organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk reaksi metabolit yang
esensial bagi tubuh. Jumlah yang cukup dapat melindungi tubuh dari berbagai
penyakit, tetapi overdosis dapat memberikan masalah bagi kesehatan, bahkan kematian.
KRITERIA KEDALUWARSA
Menurut Institute of Food Science and Technology
(1974), umur simpan produk pangan adalah selang waktu antara saat produksi
hingga konsumsi di mana produk berada dalam kondisi yang memuaskan berdasarkan karakteristik penampakan, rasa, aroma, tekstur,
dan nilai gizi. Sementara itu, Floros dan Gnanasekharan(1993) menyatakan bahwa
umur simpanadalah waktu yang diperlukan oleh produkpangan dalam kondisi
penyimpanan tertentu untuk dapat mencapai tingkatan degradasi mutu tertentu. Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya perubahan pada produk pangan menjadi dasar dalam
menentukan titik kritis umur simpan. Titik kritis ditentukan berdasarkan faktor
utama yang sangat sensitif serta dapat menimbulkan terjadinya perubahan mutu
produk selama distribusi, penyimpanan hingga siap dikonsumsi.
PARAMETER UMUR SIMPAN
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan
mutu produk pangan. Floros dan Gnanasekharan (1993) menyatakan terdapat enam
faktor utama yang mengakibatkan terjadinya penurunan mutu atau kerusakan pada
produk pangan, yaitu massa oksigen, uap air, cahaya, mikroorganisme, kompresi
atau bantingan, dan bahan kimia toksik atau off flavor. Faktor-faktor
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penurunan Mikroorganisme menghendaki minimum
agar dapat tumbuh dengan baik, yaitu untuk bakteri 0,90, kamir 0,80−0,90, dan
kapang 0,60−0,70 (Winarno 1992). Prabhakar dan Amia (1978) menyatakan, pada aw
yang tinggi, oksidasi lemak berlangsung lebih cepat dibanding pada aw rendah.
Kandungan air dalam bahan
pangan, selain mempengaruhi terjadinya perubahan
kimia juga ikut menentukan kandungan mikroba pada pangan.
PENENTUAN UMUR SIMPAN
Menurut Syarief et al. (1989), secara garis besar
umur simpan dapat ditentukan dengan menggunakan metode konvensional (extended
storage studies, ESS) dan metode akselerasi kondisi penyimpanan (ASS atau
ASLT). Umur simpan produk pangan dapat diduga kemudian ditetapkan waktu
kedaluwarsanya dengan menggunakan
dua konsep studi penyimpanan produk pangan, yaitu
ESS dan ASS atau ASLT (Floros dan
Gnanasekharan 1993).
KRITERIA KEMASAN
Bucle et al. (1987) menyatakan, kemasan yang
dapat digunakan sebagai wadah penyimpanan harus memenuhi beberapa persyaratan,
yakni dapat mempertahankan mutu produk supaya tetap bersih serta mampu memberi
perlindungan terhadap produk dari kotoran, pencemaran, dan kerusakan fisik,
serta dapat menahan perpindahan gas dan uap air. Salah satu jenis kemasan bahan
pangan yaitu plastik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pencantuman tanggal kedaluwarsa produk pangan telah
diatur dalam UU Pangan No. 7 tahun 1996 dan PP No. 69 tahun 1999. Penentuan umur
simpan perlu memperhatikan parameter umur simpan, terutama titik kritis. Terdapat
lima pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan umur simpan produk pangan
sebelum dipasarkan, yaitu literature value, distribution turn over,
distribution abuse test, komplain konsumen, dan ASLT. Penentuan umur simpan
dapat dilakukan dengan cara konvensional (ESS) atau dengan percepatan dengan
menggunakan metode ASS. Faktor kemasan perlu diperhatikan dalam penentuan umur
simpan, terutama permeabilitas kemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N. dan P. Hariyadi. 2004. Perubahan
mutu (fisik, kimia, mikrobiologi) produk
pangan selama pengolahan dan penyimpanan
produk pangan. Pelatihan Pendugaan Waktu
Kedaluwarsa (Self Life), Bogor, 1−2 Desember
2004. Pusat Studi Pangan dan Gizi, Institut
Pertanian Bogor.
Arpah. 2001. Penentuan Kedaluwarsa Produk
Pangan. Program Studi Ilmu Pangan, Institut
Pertanian Bogor.
Bucle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M.
Woofon. 1987. Ilmu Pangan. UI Press,
Jakarta.
Christian, J.H.B. 1980. Reduced water activity.
p. 79−90. In J.H. Silliker, R.P. Elliot, A.C.
Baird-Parker, F.L. Brian, J.H.B. Christian,
D.S. Clark, J.C. Olson Jr., and T.A. Roberts
(Eds.). Microbial Ecology of Foods.
Academic Press, New
York.
Church, I.J. and A.L. Pearsons. 1994. Modified
atmosphere packaging technology: review.
J. Sci. Food Agric. 67: 143−152.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.