.

Minggu, 22 September 2019

Kimia Untuk Pangan


Kimia Pangan

Pengertian Kimia Pangan    

Ilmu pangan berkaitan dengan produksi, pengolahan , distribusi, persiapan, evaluasi, dan pemanfaatan pangan. Ahli kimia pangan mengkaji bagaimana produk makanan ini diproses, disiapkan, dan didistribusikan. Sebagai contoh, untuk menjawab tuntutan konsumen, beberapa ahli kimia pangan terlibat dengan menemukan lemak dan gula pengganti yang tidak mengubah rasa dan tekstur makanan.Ada tiga komponen utama dalam makanan yang menjadi  perhatian ahli kimia pangan, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein(Domel, 2014). Berbagai komponen lain seperti air, vitamin, mineral, enzim, zat aditif, perasa, dan pewarna makanan, juga menjadi bahan kajian kimia pangan.

Pengawet dalam Makanan

1. Formalin
Zat ini biasanya digunakan sebagai pengawet preparat biologi atau dirumah sakit digunakan sebagai pengawet mayat, akan tetapi zat ini juga digunakan untuk mengawetkan tahu.

2. Boraks
Boraks sering digunakan untuk mengawetkan tahu, mie dan bakso. Bahan-bahan tersebut jika digunakan untuk mengawetkan makanan akan menimbulkan gangguan yang serius bagi kesehatan manusia. Formalin dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan ginjal, sedangkan boraks dapat menyebabkan gangguan pada kulit, otak dan fungsi hati.

3. Belerang dioksida
Belerang dioksida telah ratusan tahun digunakan untuk mengontrol perkembangan mikroba yang tidak dikehendaki. Contohnya adalah untuk mengawetkan buah kering dan selai. Belerang dioksida mempunyai dua kelemahan yaitu aromanya yang kurang sedap dan merusak vitamin B1.

4. Asam benzoat dan sodium (natrium) benzoat
Asam benzoat dan natrium benzoat adalah pengawet yang biasa digunakan untuk jus buah dan berbagai minuman lainnya. Bahan ini dapat menghentikan pertumbuhan bakteri dan ragi.

5. Sodium natrium (nitrit)
Natrium nitrit biasa digunakan untuk mengawetkan daging. Selain mengawetkan, natrium nitrit memberi warna pink yang menarik. Natrium nitrit menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

Pewarna Dalam Makanan

Pewarna Alami
a. zat warna klorofil dari daun suji dan daun pandan yang menghasilkan warna hijau untuk mewarnai kue, seperti kue lapis dan kue pisang;
b. zat warna kurkumin yang berasal dari kunyit yang menghasilkan warna kuning untuk memberi warna pada tahu, minuman ringan, dan nasi kuning;
c. zat warna kapxantin yang dikandung oleh cabai merah untuk memerahkan rendang dan sayur ikan;
d. zat warna antosianin yang dikandung bit menghasilkan warna abu-abu violet pada keadaan basa dan warna merah pada keadaan asam;
e. zat warna coklat pada karamel dihasilkan dari reaksi karamelisasi sukrosa pada pemanasan sekitar 170o C;
f. zat warna kuning pada wortel disebut beta-karoten untuk memberi warna kuning pada makanan;
g. beberapa zat warna alami lainnya, seperti sari jeruk yang menghasilkan warna kuning, riboflavin, paprika, dan ekstrak kulit anggur.
Pengatur Keasaman (Natrium Sitrat)

Natrium sitrat terkadang digunakan sebagai pengatur keasaman dalam minuman, dan juga sebagai pengemulsi untuk minyak ketika membuat keju. Natrium sitrat memungkinkan keju meleleh tanpa menjadi berminyak. Pandangan berikut ini mengutip dari Modernis Cuisine:
“Versi modernis kami dari MAC dan keju berhutang budi ilmu kimia kepada James L. Kraft, orang yang mematenkan pertama irisan keju Amerika pada tahun 1916. Beliau menunjukkan bahwa natrium fosfat mempertahankan air dan lemak menetes yang bercampur saat keju dilelehkan. Kami menggunakan natrium sitrat, yang memiliki efek sama dan lebih mudah ditemukan. Campuran yang dihasilkan selembut keju Amerika

Daftar Pustaka

Hidayat. A,A, Kholil, M. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.