INDUSTRI
KACA LEMBARAN
Oleh : Wida Ayu Amidah (@N17-WIDA)
ABSTRAK
Kaca merupakan salah satu produk dari industri yang
banyak dimanfaatkan sebagian orang dalam berbagai sudut pandang yaitu untuk
pembuatan perabot rumah tangga, kaca rumah, industri mobil dan untuk keperluan
dan kebutuhan sehari- hari lainnya. Kaca lembaran merupakan salah satu produk
hasil kimia yang banyak digunakan diseluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Selama beberapa tahun terakhir, produksi kaca lembaran di seluruh
dunia meningkat tajam. Berdasarkan hasil penelitian The Fredonia Group (2014) yang dilakukan sejak tahun
2011, jumlah permintaan kaca lembaran dunia pada tahun 2014 akan mencapai 8.1
miliar meter persegi dengan nilai permintaan mencapai USD 90 miliar.
Permintaan-permintaan tersebut paling banyak diserap oleh negara-negara di
kawasan Asia Pasifik yang mencapai hingga 52%, Eropa Barat sebesar 19%, Amerika
Utara sebesar 16% dan permintaan kaca lembaran diseluruh dunia dalam jangka
panjang meningkat sebesar 7,1% setiap tahunnya. Permintaan tersebut didominasi
terutama oleh China yang kemudian disusul oleh Eropa, Amerika Utara, Asia
Tenggara, Amerika Selatan, Jepang, Negara pecahan Uni Soviet dan negara-negara
lainnya. Pada
dasarnya setiap gedung di dunia pasti membutuhkan kaca lembaran sebagai bagian dari
gedungnya. Penggunaan kaca lembaran dipilih untuk menghemat penggunaan energi, penggunaan
kaca lembaran yang maksimal pada suatu bangunan gedung memungkinkan lebih
banyak cahaya yang masuk dan memberikan dampak positif berupa penyeimbangan suhu
di dalam ruangan dengan tetap memaksimalkan jumlah cahaya yang masuk, sehingga
penggunaan energi untuk mendinginkan dan menerangi ruangan dapat diminimalkan.
KATA
KUNCI : kaca,
kaca lembaran, penggunaan kaca lembaran
PENDAHULUAN
Industri kaca di Indonesia tumbuh
seiring dengan meningkatnya industri otomotif dan properti di Indonesia. Dalam
industri otomotif, produk kaca digunakan dalam bentuk kaca lembaran yang
digunakan untuk kaca jendela kendaraan bermotor. Dalam industri properti,
produk kaca yang digunakan tidak hanya dalam bentuk kaca lembaran yang
digunakan untuk jendela atau sekat ruangan, tetapi juga digunakan sebagai alat
makan dan penghias dekorasi rumah. Kaca lembaran adalah produk setengah jadi
yang dapat diolah menjadi berbagai produk, misalnya kaca bening, dan kaca
berwarna. kaca lembaran tergantung pada pertumbuhan industri otomotif dan
properti produk gelas yang berbentuk pipih (flat glass), yang pada umumnya
mempunyai ketebalan 1 mm sampai 25 mm, mempunyai sifat transparan, tidak
berwarna atau berwarna.
PEMBAHASAN
Kaca lembaran merupakan salah satu produk kimia
yang banyak digunakan di seluruh dunia, untuk memenuhi keebutuhan konsumen.
Pada dasarnya setiap gedung, membutuhkan kaca lembaran sebagai bagian dari
gedungnya. Selain untuk bangunan gedung, penggunaan kaca lembaran dapat
digunakan untuk kebutuhan bahan baku kaca pengaman otomotif. Kaca lembaran yang
digunakan sebagai bahan baku kaca pengaman otomotif harus berkualitas tinggi, karena penggunaan
kaca lembaran yang berkualitas rendah sangat berisiko terhadap keamanan dan
kenyamanan pengemudi serta penumpang yang berada di dalam mobil tersebut. Kaca
pengaman otomotif dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1.
kaca
lembaran yang diperkeras atau kaca temper (tempered glass)
2.
kaca
lembaran yang dilaminasi (laminated glass).
Kedua
jenis kaca mobil ini memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Kaca
temper adalah kaca lembaran yang dihasilkan melalui proses khusus sehingga
apabila terjadi kecelakaan pada mobil yang dikendarai, pengemudi dan penumpang
tidak akan mengalami cidera karena pecahan kaca dan memudahkan proses penyelamatan
pengemudi dan penumpang didalamnya, karena kaca temper ini tidak akan melukai
pengemudi maupun penumpang.
Di
Indonesia terdapat 5 produsen kaca lembaran yaitu: PT Asahimas FlatGlass Tbk.,
PT Muliaglass, PT Tensindo, PT Abadi Rakyat Bhakti dan PT Tossa Sakti.
Ø PT. ASAHIMAS
Flat Glass, Tbk. merupakan produsen utama kaca lembaran dan kaca otomotif di
Indonesia yang hasil produksinya 60% untuk tujuan ekspor dan 40% untuk tujuan domestik.
Perusahaan memiliki tiga lokasi pabrik di Jakarta, Sidoarjo, dan Cikampek
dengan jumlah tungku peleburan sebanyak empat tungku: dua tungku di Jakarta dan
dua di Sidoarjo, sementara pabrik pembuat kaca otomotif berada di Cikampek. Pada
tahun 2010 volume penjualan Kaca lembaran mengalami kenaikan sebesar 19%
menjadi 443 ribu ton. Perusahaan ini didirikan bersama pada tahun 1971 oleh
Asahi Glass Company (AGC). Perseroan menjalankan kegiatan usaha produksi dan
pemasaran kaca, baik kaca lembaran, cermin, maupun kaca otomotif. Khusus untuk
kaca lembaran, saat ini Perseroan memiliki 4 buah tungku produksi kaca lembaran
yang tersebar di Jakarta (2 tungku) dan di Sidoarjo (2 tungku) dengan total
kapasitas produksi mencapai 570.000 ton/tahun.
Ø PT Muliaglass
PT Muliaglass merupakan salah satu
anak perusahaan Mulia Industrindo. Saat ini
Muliaglass
juga memproduksi produk kaca pengaman otomotif, glass containers dan
glass
block yang
dihasilkan dari kaca lembaran. Muliaglass memiliki 3 buah tungku
produksi
dengan kapasitas produksi sebesar 590.000 ton/tahun.
Ø PT Tossa Shakti
Tidak
banyak informasi publik yang tersedia mengenai PT Tossa Shakti, namun
demikian
berdasarkan informasi yang diperoleh dari data atau laporan Kementerian
Perindustrian,
dinyatakan bahwa PT Tossa Shakti adalah perusahaan berstatus PMDN
yang
bergerak di bidang usaha industri kaca lembaran. PT Tossa Shakti memiliki 1
(satu) fasilitas
pembakaran dengan kapasitas produksi sebanyak 230.000 ton per tahun.
Ø PT Abadi Rakyat
Bhakti
PT
Abadi Rakyat Bhakti memiliki 1 (satu) buah tunggu pembakaran di daerah Medan,
Sumatera
Utara. Tungku pembakaran ini memiliki kemampuan untuk memproduksi
kaca
lembaran sebanyak 120.000 ton setiap tahunnya.
Ø PT Tensindo
Perusahaan
yang terletak di daerah Semarang ini memiliki 1 (satu) buah fasilitas
produksi
yang mampu memproduksi kaca lembaran sebanyak 130.000 ton setiap
tahunnya.
·
Kapasitas
produksi, terpasang industri kaca lembaran mengalami peningkatan menjadi 1,34
juta ton dari sebelumnya 1,13 juta ton. Penambahan kapasitas ini berasal dari
PT Asahimas Flat Glass Tbk yang baru saja meresmikan pabrik di Cikampek, Jawa
Barat. Total kapasitas produksi kaca lembaran yang dihasilkan PT Asahimas Flat
Glass saat ini menjadi 720 ribu ton per tahun, ditambah dengan kapasitas pabrik
di Sidoarjo sebesar 300 ribu ton per tahun.
·
Bubble
adalah jenis cacat
pada kaca lembaran, yang berasal dari
hal-hal di bawah ini :
1.
Pendidihan kembali cairan
kaca (reboilling)
2.
Kurangnya proses fining (penghilangan Bubble)
3.
Jatuhnya material padat
ke dalam molten gelas
KESIMPULAN
Permintaan kaca lembaran diseluruh dunia dalam
jangka panjang meningkat sebesar 7,1% setiap tahunnya. Meningkatnya permintaan
ini diakibatkan dari pertumbuhan industri sektor konstruksi gedung, dan sektor
otomotif. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor industri kaca lembaran
dengan sektor konstruksi gedung dan sektor industri otomotif, maka pertumbuhan
industri kaca lembaran tertinggal pertumbuhannya. Oleh karena itu, produsen
kaca lembaran nasional harus memperhatikan kembali strategi yang diambilnya dan
memperhatikan aspek – aspek yang terkait baik internal maupun eksternal agar
dapat meningkatkan pertumbuhan industri kaca lembaran Nasional.
DAFTAR
PUSTAKA
RRDWI
SATYA - Faktor Exacta, 2015 - journal.lppmunindra.ac.id
M Afiah, ML
Singgih - Jurnal Teknik ITS, 2017 - ejurnal.its.ac.id
R
Kurniawan - JURNAL KONVERSI, 2018 - jurnal.umj.ac.id
ND Larasati - 2016 – repository.its.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.