Fitri Dwi Augustine
(@M02-FITRI)
Mata Kuliah Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri
Fakultas Teknik Industri, Universitas Mercu Buana
Abstrak
Pemanasan global adalah
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi sebagai akibat meningkatnya jumlah
emisi gas rumah kaca di atmosfer. Perubahan iklim global sebagai peristiwa
naiknya intensitas efek rumah kaca yang terjadi karna adanya penyerapan sinar
panas (sinar infra merah) yang dipancarkan oleh bumi. Pemanasan global akan
diikuti adanya peristiwa perubahan iklim yang artinya bahwa perubahan iklim
adalah suatu kondisi yang merupakan hasil dari efek gas rumah kaca yang
mengubah iklim bumi menjadi panas. Beberapa aktivitas manusia yang menjadi
penyebab pemanasan global adalah konsumsi energi bahan bakar fosil, sampah yang
menghasilkan gas metama (CH4), kerusakan hutan, dan aktivitas sektor
pertanian dan peternakan. Meningkatnya termperatur global akan menyebabkan
perubahan-perubahan di bumi seperti cuaca yang ekstrim, naiknya permukaan air
lau, mencairnya gletser-gletser es, punahnya berbagai jenis hewan, dan
terpengaruhnya hasil pertanian. Membahas dampak pemanasan global bagi
kesehatan, penyakit menular malaria merupakan bagian dari dampak potensial
pemanasan global. Pencemaran udara dari emisi gas buang kendaraan menjadi
penyumbang besar terjadinya pemanasan global. Untuk mengurangi dampak pemanasan
global, perlu diterapkan teknologi hijau.
Kata
Kunci: pemanasan global,
perubahakn iklim, efek rumah kaca, penyakit menular malaria, pencemaran udara,
teknologi hijau
I.
PENDAHULUAN
Perubahan
lingkungan global merupakan sebuah ungkapan yang akhir-akhir ini sering kita
dengar dalam berbagai media massa dan menjadi perbincangan dikalangan para
pakar ilmu lingkungan dalam berbagai kesempatan. Sejak dikenalnya ilmu mengenai
iklim para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di bumi selalu
berubah. Kondisi bumi yang semakin tua dan telah mengalami banyak perubahan di
lingkungan dara, laut maupun udara .
Seiring dengan
perkembangan jaman serta teknologi yang semakin canggih dengan segala hal
fungsi yang dapat memudahkan kehidupan manusia tidak dapat dipungkiri bahwa
pengaruh terhadap lingkungan secara global juga meningkat. Aktivitas
pembangunan dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) tidak dapat dihindari
dan dihentikan. Perlu kita pikirkan untuk memanfaatkan SDA, kita juga perlu
menjaga dan memelihara SDA agar ketersediaannya terjaga dari generasi ke
generasi.
Dalam menghadapi
perubahan iklim yang semakin dirasakan
dampaknya, semua pihak dan para pemimpin dunia telah memberikan
perhatian untuk fenomena ini. Pada abad 19, sudah mulai diketahui studi
mengenai iklim tentang kandungan gas yang berada di atmosfer yang disebut gas
rumah kaca, yang bisa mempengarhui iklim di bumi. Sebenarnya yang dikenal sebagai
“gas rumah kaca” adalah suatu efek dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer
kita bersifat memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sebenarnya merupakan
efek alamiah untuk menjaga temperature permukaan bumi berada pada termperature
normal sekitar 30°C.
Selain berdampak
pada lingkungan, pemanasan global juga mempengaruhi kesehatan manusia. Salah
satunya adalah penyakit malaria yang terjadi di beberapa negara sebagai dampak
potensial perubahan global. Malaria adalah salah satu penyebab utama penyakit
dan kematian di seluruh dunia. Sekitar 2,4 milyar manusia berhadapan dengan
resiko penyakit ini. Saat ini malaria endemik di 92 negara, dan terdapat pada
kantung-kantung penularan malaria di berbagai negara (WHO dalam Budi, 2008).
Risiko
terjadinya malaria ditentukan oleh banyak faktor, terutama jenis spesies nyamuk
Anopheles, perilaku manusia, dan adanya parasite malaria. Saat ini perhatian
dunia terhadap penyakit malaria mengarah kepada dampak potensial perubahan
global. Lingkungan geografis malaria telah berubahsebagai respon terhadap
perubahan iklim, pola penggunaan lahan, biodiversitas (keanekaragaman hayati),
dan struktur sosiodemografi (termasuk urbanisasi).
II.
PERMASALAHAN
Pemanasan Global
Pemanasan global
adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi sebagai akibat meningkatnya
jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer (Ratna Idayati, 2007). Perubahan iklim
global sebagai peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca yang terjadi karna
adanya penyerapan sinar panas (sinar infra merah) yang dipancarkan oleh bumi.
Gas rumah kaca yang menumpuk di atmosfer berlaku seperti tirai yang memerangkap
pancaran radiaso panas bumi. Seperti kaca, ia mudah ditembus oleh sinar tampak,
tapi mengurung gelombang Panjang.
Dalam konteks
secara harfiah, radiasi gelombang Panjang yang terpancar itu tak bisa keluar,
karena tidak mampu menembus atap dan dinding kaca. Ia berputar-putar di dalam
dan sebagian terserap molekul oleh gas-gas rumah kaca (CO2, NO2
dll) dan membuat suhu udara lebih panas. Meningkatnya termperatur global akan
menyebabkan perubahan-perubahan di bumi seperti naiknya permukaan air laut,
meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan
pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, meningkatnya jumlah
penderita penyakit menular dan punahnya berbagai jenis hewan.
Perubahan Iklim
Perubahan suhu
global akan berdampak pada perubahan iklim dan akan menambah daftar risiko
kesehatan lingkungan bagi manusia. Pemanasan global akan diikuti adanya
peristiwa perubahan iklim yang artinya bahwa perubahan iklim adalah suatu
kondisi yang merupakan hasil dari efek gas rumah kaca yang mengubah iklim bumi
menjadi panas (Fatkurrohman, 2009). Karakteristik utama dari perubahan iklim
ini ditandai dengan meningkatnya temperatur rata-rata bumi secara global,
berubahnya lapisan awan, melelehnya gletser-gletser dan gunung-gunung es di
kutub utara dan meningkatkan suhu dan kadar keasaman laut.
Menurut Dahlia
Sarkawi (2011), secara singkat iklim bisa dikatakan sebagai rata-rata cuaca.
Memperkirakan cuaca untuk jangka waktu lebih dari beberapa hari sangatlah sulit
karena ketidakpastian yang tinggi, sebaliknya memperkirakan perubahan iklim
yang disebabkan oleh perubahan kompsisi atmosfir atau factor-faktor lain secara
umum relatif bisa dilakukan.
Efek Rumah Kaca
Segala
sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari, sebagian besar
energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika
energi ini mengenai permukaan buni, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan mamntulkan
kembali sisanya, sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah. Sebagian
panas akan tetap terperangkap di atmosfer akibat menumpuknya jumlah gas rumah
kaca antara lain uap air, karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4)
yang menjadi perangkap gelombang radiasi. Gas-gas ini memantulkan kembali
radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas akan terpancarkan
ke permukaan bumi.
Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global
merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di
seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan teknologi dan
industry. Menurut Ratna (2007), ada beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan
terjadinya pemanasan global seperti berikut:
a.
Konsumsi energi
bahan bakar fosil, sektor industri merupakan penyumbang terbesar emisi karbon,
sedangkan transportasi menempati posisi kedua.
b.
Sampah
menghasilkan gas metama (CH4). Sampah di perkotaan merupakan sektor
yang sangat potensial mempercepat proses terjadinya pemanasan global.
c.
Kerusakan hutan,
fungsi tumbuhan adalah menyerap karbondioksida (CO2) yang
mengubahnya menjadi oksigen (O2) melalui proses fotosintesis. Akan
tetapi, kerusakan hutan yang disebabkan kebakaran hutan dan perunahan tata guna
lahan mengakibatkan proses penyerapan karbondioksida tidak dapat optimal.
Sehingga pemanasan global terus terjadi.
d.
Aktivitas sektor
pertanian dan peternakan. Sektor ini turut andil memberikan kontribusi dalam
permasalahan meningkatnya emisi gas rumah kaca.
Dampak Pemanasan Global
Dampak pemanasan global yang terjadi dan
mempengarhui kehidupan manusia adalah sebagai berikut (Ratna, 2007):
1.
Cuaca
Pola cuaca menjadi
tidak terprediksi dan lebih ekstrim, curah hujan meningkat dan angin badai akan
lebih sering terjadi.
2.
Permukaan air
laut
Tingkat permukaan air
laut, pemanasan global akan mencairkan banyak es di kutub, akibatnya tinggi
permukaan air laut di seluruh dunia meningkat 10-25 cm selama abad 20.
3.
Pertanian
Menurut produktivitas
pertanian akibat perubahan suhu dan pola hujan yang tidak menentu.
4.
Hewan dan tumbuhan
Sejumlah keanekaragaman
hayati terancam punah akibat peningkatan suhu bumi, setiap spesies harus
beradaptasi pada perubahan yang terjadi, sementara habitatnya akan tergradasi.
5.
Kesehatan
Kesehatan manusia
terganggu, para ilmuwan memprediksi terjadi peningkatan insiden alergi dan
penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan,
spora dan serbuk sari.
Penyebaran Penyakit Menular akibat
Pemanasan Global
Membahas dampak pemanasan global bagi kesehatan, ada
salah satu kasus mengenai penyakit menular Malaria yang menarik perhatian para
pakar ilmu lingkungan dan dunia kedokteran, yang menduga penyebaran penyakit
menular malaria merupakan bagian dari dampak potensial pemanasan global.
Malaria adalah salah satu penyebab utama penyakit dan kematian di seluruh
dunia. Sekitar 2,4 milyar manusia berhadapan dengan risiko penyakit ini. Saat
ini malaria endemik di 92 negara, dan terdapat kantung-kantung penularan malaria
di berbagai negara (WHO dalam Budi, 2002). Terdapat 300-500 juta kasus klinis
malaria dimana lebih dari 90% terjadi di Sub Sahara Afrika. Menurut Budi
(2008), malaria sangat peka terhadap perubahan iklim. Diperkirakan bahwa
rata-rata suhu global akan meningkatkan jumlah vector-borne disease dan terjadinya transmisi penyakit. Perubahan
iklim akan memiliki dampak jangka Panjang dan jangka pendek terhadap transmisi
malaria. Dalam jangka dapat dilihat pada suhu dan curah hujan.
Udara panas dan lembab paling cocok untuk nyamuk Anopheles. Menurut WHO dalan Budi
(2008), dibanyak tempat kejadian malaria berhubungan dengan musim hujan, namun
korelasinya tidak selalu jelas dan terkadang anomaly. Namun di daerah lain,
musim kemaraiu justru menyebabkan epidemi malaria, juka sebaliknya di daerah
lain dapat melenyapkan nyamuk Anopheles.
Pencemaran Udara akibat Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor
Pencemaran udara merupakan jenis pencemaran yang
paling berbahaya jika dibandingkan dengan jenis pencemaran lainnya. Hal yang
paling dominan ialah konsumsi bahan bakar untuk keperluan hidup sehari-hari,
seperti memasak, kendaraan bermotor, kegiatan industry dan sebagainya (Hidayat
dan Kholil, 2018).
Menurut BPLH DKI Jakarta (2013), emisi gas buang
berupa asap knalpot diakibatkan karena proses pembakaran yang tidak sempurna
dan mengandung timbal/timah hitam (Pb), suspendend
particular matter (SPM), oksida
nitrogen (NOx), oksida sulfur (SO2), karbon monoksida (CO) dan
oksida fotokimia (Ox).
Emisi gas buang yang paling signifikan dan
dilepaskan ke atmosfer merupakan hasil pembakaran sempurna karbondioksida (CO2)
dan uap air (H2O) yang dapat dicapai dengan tersedianya suplai udara
yang berlebih. Meski demikian hal tersebut jarang sekali terjadi.
Dampaknya, Seperti yang kita ketahui, pencemaran
udara mengakibatkan terjadinya perubahan suhu dalam kehidupan manusia. Saat
ini, kita semua tahu perubahan suhu bumi merupakan pengaruh polusi udara yang
menyebabkan efek rumah kaca dan akan menimbulkan pemanasan global (global warming) (Sudrajad, 2006).
III.
PEMBAHASAN
Pengendalian Pemanasan Global
Efek pemanasan
global tidak dapat dicegah hanya melalui individu, melainkan butuh kerja sama
semua pihak. Menurut Ratna (2007), terdapat dua pendekatan utama yang dapat
dilakukan untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca, yaitu:
1.
Menghilangkan Karbon
Karbondioksida
merupakan penyumbang terbesar gas rumah kaca. Memelihara pepohonan dan menanam
pohon lebih banyak lagi merupakan salah satu cara untuk menghilangkan karbon di
udara. Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung, caranya
dengan menyuntikkan (menginjeksi) gas tersebut.
2.
Persetujuan Internasional
Kerja sama
internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca.
Penerapan Teknologi Hijau
Teknologi
hijau merupakan pembangunan dan aplikasi produk, peralatan serta sistem untuk
memelihara alam sekitar dan alam semula jadi. Menurut Atep
(2013), Teknologi hijau menyangkut penggunaan metode dan bahan untuk
menghasilkan produk dan energi yang bersih dan ramah lingkungan.
Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk
menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Menurut
Hidaya dan Kholil (2018), Teknologi hijau (green technology) adalah
pengembangan dan penerapan produk, peralatan dan sistem yang digunakan untuk
melestarikan lingkungan alam dan sumber daya, yang meminimalkan dan mengurangi
dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan.
A.
Konsep Teknologi Hijau
Perkembangan teknologi hijau semakin pesat,
antara lain dengan mengacu pada beberapa konsep yang menjadi tujuan
aplikasinya:
1. Konsep
keberlanjutan, dimana kebutuhan masyarakat secara terus-menerus dapat dipenuhi
tanpa merusak atau menghabiskan sumber daya alam.
2. Konsep daur ulang,
dimana dalam proses produksi maufaktur dirancang sedemikian rupa agar dapat
dilakukan daur ulang atau digunakan kembali.
3. Konsep pengurangan
limbah dan polusi, dimana pola produksi menghasilkan seminimal mungkin limbah
dan polusi
4. Konsep inovasi,
dalam hal selalu berupaya mengembangkan teknologi alternatif.
5. Konsep viabilitas,
intinya ialah bagaimana kegiatan produksi dan konsumsi ramah lingkungan
senantiasa terpelihara keberadaannya.
6. Konsep Edukasi,
upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat secara keseluruhan melalui
pendidikan dan pelatihan.
B.
Prinsip
Teknologi Hijau
Adapun
prinsip utama teknologi hijau melalui tiga aspek, yaitu:
1. Kenyamanan sosial, hakikat dari
pengembangan dan penerapan teknologi antara lain untuk menumbuhkan kenyamanan
dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Ekonomis, penerapan teknologi hijau
sedapat mungkin harus rendah biaya dengan nilai manfaat yang seoptimal mungkin.
3. Ramah lingkungan, teknologi hijau
merupakan teknologi bersih dan ramah lingkungan.
C.
Ruang Lingkup Teknologi
Hijau
Teknologi Hijau tak lain
merupakan gaya hidup yang mengarahkan peradaban manusia untuk lebih bersahabat
dengan lingkungan, antara lain melalui pemanfaatan sumber daya alam secara
efektif dan efisien. Teknologi hijau memiliki cakupan yang sangat luas, berikut
ini merupakan ruang lingkup yang terdiri dari beberapa subyek yang paling
banyak dibahas, antara lain:
1. Energi hijau,
pengembangan bahan bakar alternatif serta dikembangkannya cara baru untuk
menghasilkan energi, termasuk efisiensi energi.
2. Bangunan
hijau (green building), dikenal juga sebagai bangunan yang
ramah lingkungan atau bangunan berkelanjutan, ada keterkaitan erat dengan
arsitek hijau, konstruksi hijau desain berkelanjutan dan bangunan alami.
3.
Kimia hijau (green chemistry), desain dan
aplikasi proses dan produk kimia semaksimal mungkin menghilangkan penggunaan
bahan berbahaya beracun beserta turunannya.
IV.
KESIMPULAN
1.
Pemanasan global
adalah peristiwa meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan dataran
bumi.
2.
Pemanasan global
ditandai dengan adanya perubahan iklim dan terjadinya efek rumah kaca.
Perubahan iklim adalah suatu kondisi yang merupakan hasil dari efek gas rumah
kaca yang mengubah iklim bumi menjadi panas.
3.
Beberapa
aktivitas manusia yang menjadi penyebab pemanasan global adalah konsumsi energi
bahan bakar fosil, sampah yang menghasilkan gas metama (CH4),
kerusakan hutan, dan aktivitas sektor pertanian dan peternakan,
4.
Dampak pemanasan
global dapat mempengaruhi cuaca, permukaan air laut, sektor pertanian, hewan
dan tumbuhan, serta kesehatan manusia.
5.
Penyakit menular
malaria merupakan dampak potensial pemanasan global yang disebabkan perubahan
iklim dan lingkungan.
6.
Pencemaran udara
dari emisi gas buang kendaraan bermotor mengakibatkan terjadinya perubahan suhu
dalam kehidupan manusia.
7.
Dua pendekatan
utama yang dapat dilakukan untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca yaitu menghilangkan karbon dan perjanjian Internasional.
8.
Teknologi
hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan
kehidupan di planet bumi ini.
V.
SARAN
1.
Menerapkan
Teknologi Hijau
2.
Melakukan
tindakan untuk mengurangi dampak pemanasan global di rumah dan lingkungan
sekitar
3.
Jika
memanfaatkan SDA, perlu dilakukan kebijakan sebagai bentuk tanggung jawab agar
SDA dapat terjaga dari generasi ke generasi.
4.
Melakukan
penghijauan dengan menanam tumbuhan agar gas karbondioksida (CO2)
dari gas emisi bahan bakar dapat diubah menjadi oksigen (O2).
Daftar
Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan
pengetahuan Lingkungan Industri. Penerbit WR. Yogyakarta.
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2018. Manajemen
Lingkungan Dengan Berpikir “Hijau”. Penerbit WR. Yogyakarta.
Hidayat, Atep Afia. 2013. Artikel : Mengenal Teknologi
Hijau. Jakarta http://www.kangatepafia.com/2013/10/mengenal-teknologi-hijau.html
Idayati, Ratna. 2007.
Pengaruh Pemanasan Global (Global
Warming) Terhadap Lingkungan Dan Kesehatan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala
- Vol 7 No. 1 April 2007.
Sarkawi, Dahlia. 2011. Pengaruh
Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim. Jurnal Cakrawala Vol. XI No. 2
September 2011
Duarsa, Artha Budi Susila. 2008. Dampak
Pemanasan Global Terhadap Risiko Terjadinya Malaria. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol. II No. 2 Maret -September 2008.
Ismiat,
dkk. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Jurnal
Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 01 No. 03 – November 2014.
Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta. 2013. Zat – zat Pencemar Udara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.