.

Selasa, 18 Desember 2018

Teknologi Kimia industri

Menurut Juniaty Towaha
Perspektif 11 (2), 79-90, 2012
Senyawa eugenol merupakan komponen utama yang terkandung dalam minyak cengkeh (Syzygium aromaticum) dengan kandungan dapat mencapai 70-96%. Dalam senyawa eugenol terkandung beberapa gugus fungsional, yaitu alil (-CH2-CH= CH2), fenol (OH) dan metoksi (-OCH3). Gugus tersebut memungkinkan eugenol menjadi bahan dasar sintesis berbagai senyawa lain yang bernilai lebih tinggi seperti isoeugenol, eugenol asetat, isoeugenol asetat, benzil eugenol, benzil isoeugenol, metil eugenol, eugenol metil eter, eugenol etil eter, isoeugenol metil eter, vanilin dan sebagainya. Senyawa eugenol serta senyawa turunannya tersebut mempunyai berbagai manfaat dalam berbagai industri, seperti industri farmasi, kosmetika, makanan, minuman, rokok, pestisida nabati, perikanan, pertambangan, kemasan aktif dan industri kimia lainnya. Pengolahan isolasi senyawa eugenol dari minyak cengkeh di Indonesia masih sangat terbatas, oleh karena itu Indonesia sebagai negara penghasil utama minyak cengkeh di dunia diharapkan dapat meningkatkan diversifikasi industri hilirnya yang berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk itu pemerintah perlu memberikan regulasi yang kondusif untuk pengembangan industri hilir antara lain dalam bentuk kemudahan investasi, keringanan pajak serta terobosan kebijakan lainnya yang kondusif seperti transfer teknologi bagi pelaku industri skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).iya
Menurut MP Sirappa
Jurnal Litbang Pertanian 22 (4), 133-140, 2003
Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan tanaman serealia yang cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai adaptasi lingkungan yang cukup luas, khususnya pada lahan marginal. Sorgum merupakan komoditas alternatif untuk pangan, pakan, dan industri. Biji sorgum mempunyai nilai gizi setara dengan jagung, namun kandungan tanin yang tinggi menyebabkan pemanfaatannya masih terbatas. Selain itu, biji sorgum sulit dikupas sehingga diperlukan perbaikan teknologi penyosohan antara lain dengan menggunakan penyosoh beras yang dilengkapi dengan silinder gurinda batu. Masalah utama pengembangan sorgum adalah nilai keunggulan komparatif dan kompetitif sorgum yang rendah, penanganan pascapanen yang masih sulit, dan usaha tani sorgum di tingkat petani belum intensif. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan pengelolaan sistem produksi sorgum secara menyeluruh (holistik) yang mencakup empat dimensi, yaitu: 1) wilayah,(areal tanam), 2) ekonomi (nilai keunggulan komparatif dan kompetitif sorgum terhadap komoditas lain), 3) sosial,(sikap dan persepsi produsen terhadap sorgum sebagai bagian dari usaha taninya), dan 4) industri (nilai manfaat sorgum sebagai bahan baku industri makanan dan pakan).



academia.edu
  Menurut BH Prasetyo, DA Suriadikarta
Jurnal Litbang Pertanian 25 (2), 39-46, 2006
Tanah Ultisol mempunyai sebaran yang sangat luas, meliputi hampir 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah yang dalam dan kapasitas tukar kation yang tergolong sedang hingga tinggi menjadikan tanah ini mempunyai peranan yang penting dalam pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia. Hampir semua jenis tanaman dapat tumbuh dan dikembangkan pada tanah ini, kecuali terkendala oleh iklim dan relief. Kesuburan alami tanah Ultisol umumnya terdapat pada horizon A yang tipis dengan kandungan bahan organik yang rendah. Unsur hara makro seperti fosfor dan kalium yang sering kahat, reaksi tanah masam hingga sangat masam, serta kejenuhan aluminium yang tinggi merupakan sifat-sifat tanah Ultisol yang sering menghambat pertumbuhan tanaman. Selain itu terdapat horizon argilik yang mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti berkurangnya pori mikro dan makro serta bertambahnya aliran permukaan yang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya erosi tanah. Penelitian menunjukkan bahwa pengapuran, sistem pertanaman lorong, serta pemupukan dengan pupuk organik maupun anorganik dapat mengatasi kendala pemanfaatan tanah Ultisol. Pemanfaatan tanah Ultisol untuk pengembangan tanaman perkebunan relatif tidak menghadapi kendala, tetapi untuk tanaman pangan umumnya terkendala oleh sifat-sifat kimia tersebut yang dirasakan berat bagi petani untuk mengatasinya, karena kondisi ekonomi dan pengetahuan yang umumnya lemah.



 Menurut Naliawati Prastiya Ningrum, Muhamad Alfin Indra Kusuma, Nur Rokhati
Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri, 275-285, 2013
Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L)) Gaerin van Indica (DC) banyak dijumpai di Indonesia terutama dalam perkebunan di daerah Jawa Tengah, dengan total luas 95.107, 17 ha. Hasil pengolahan abu kulit buah kapuk randu disebut sebagai Soda Qie dan mengandung kalium sebesar 78% W. Di sisi lain, konsumsi minyak goreng Indonesia sangat tinggi dan cenderung naik setiap tahunnya, mencapai 500.000 ton/tahun. Minyak goreng bekas yang dihasilkan masih mengandung asam lemak bebas dalam jumlah besar yang dapat dimanfaatkan

Ir M Lies Suprapti
Kanisius, 2005


researchgate.net
 Menurut A Carolina, FN Ilmi
International Food Research Journal 23 (2), 2016
Edible canna (Canna edulis) is a potential forest product that can be used for food diversification. The objective of this study was to obtain Type IV resistant starch which has been proven beneficial because of its physiological effect. In this study, the production of resistant starch was done by chemical modification using different concentration of acetic anhydride, namely 3, 4, and 5%, in 300 g of canna. Two types of canna used in this study were red and white canna. The degree of substitution gained through acetylation was 0.082, 0.168, and 0.257 for red canna and 0.083, 0.168 and 0.256 for white canna. Through proximate analysis, modification of canna starch resulted in increase of water content and decrease of ash content, while protein content, lipid, and carbohydrate content showed no significant difference. Total starch content (amylose and amylopectin), dietary fiber, resistant starch content, and digestibility of starch were measured for native and the selected modified canna starch (4% acetic anhydride concentration). The result also showed that modification through acetylation increased the resistant starch content. It increased about 3.54% in red canna, while for the white one was about 3.80%. This influenced the increasing of total dietary fiber with value of 2.45% for red canna and 1.95% for white one. The increasing of dietary fiber also resulted in the decreasing of starch digestibility with value of 1.58% for red canna and 1.98% for white one.



 Menurut H Soeranto
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, P3TM BATAN, Yogyakarta 8, 2003
PERAN IPTEK NUKLIR DALAM PEMULlAAN TANAMAN UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI PERTANIAN. Pemuliaan tanaman memegang peranan penting dalam industri pertanian. khususnya dalam perakitan varietas-varietas/lIIggul. Teknik mutasi mempakan salah satu metoda pemuliaan tanaman yang banyak digwwkan. Teknik ini menggwwkan bahan mutagen. seperti sinar Gamma, untuk menginduksi mutasi pada tanaman. Mutasi dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman yang kemudian dijadikan. febagai populasi damr U1llukseleksi dan program pemuliaan lebih lanjut. Secara global. lebih dari 2000 va/'ietas mUlan dari bermacam jenis tanaman telah di/epas, sebagai varietas unggul di berbagai negara. Sejumlah l4 varietas mutan tanaman dialllaranya berasal dari Indonesia, yaitu terdiri dari 10 varietas padi. 3 kedelai dan I kacang hijau.

Daftar Pustaka
J Towaha - Perspektif, 2012 - perkebunan.litbang.pertanian.go.i

pertanian

H Soeranto - … Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, P3TM BATAN …, 2003 - blog.ub.ac.id
P Lestari, TN Hidayati, SHI Lestari… - Program Kreativitas …, 2013 - artikel.dikti.go.id
H Soeranto - … Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, P3TM BATAN …, 2003 - blog.ub.ac.id
BH Prasetyo, DA Suriadikarta - Jurnal Litbang Pertanian, 2006 - academia.edu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.