Disusun Oleh:
Bayu Anggara Judiansyah (K04-Bayu)
Abstrak:
Pada zaman ini telah banyak industri yang berbasis kimia. Contohnya,
perminyakan, tekstil, obat-obatan/kosmetik, dsb. Namun ada beberapa hal yang
perllu diperhatikan, diantaranya adalah konsep Kimia Hijau atau Green
Chemistry. Sebuah industri yang baik adalah industry yang memperhatikan
limbahnya agar tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan sekitar. Dan juga
didalam Kimia Hijau ada beberapa prinsip yang harus dimengerti, berikut adalah
penjelasannya
Kata Kunci: Kimia Hijau,
Pengolahan Limbah, Prinsip Kimia Hijau
A.
Pengertian Kimia
Hijau:
Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah filsafat
penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain produk dan proses
yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya. Sementara
kimia lingkungan adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat
kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan
mencegah pencemaran pada sumbernya. Pada tahun 1990 Pollution Prevention Act
(Undang-Undang Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di Amerika Serikat.
Undang-undang ini membantu menciptakan modus operandi untuk berurusan dengan
pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini bertujuan untuk mencegah
masalah sebelum mereka terjadi.
Sebagai sebuah filsafat kimia,
kimia hijau berlaku pada kimia organik, kimia anorganik, biokimia, kimia
analitik, dan bahkan kimia fisis. Sementara kimia hijau tampak berfokus pada
terapan-terapan industri, sebenarnya ia berlaku juga pada sembarang cabang
kimia. Kimia klik seringkali disebut sebagai sebuah gaya sintesis kimia yang
konsisten dengan tujuan-tujuan kimia hijau. Fokusnya adalah meminimasi bahaya
dan memaksimasi efisiensi sembarang bahan kimia. Ia berbeda dengan kimia
lingkungan yang berfokus pada gejala-gejala kimia di lingkungan. (Wikipedia.
2018)
B.
Masalah Dunia Yang
Dapat Diperbaiki Green Chemistry:
1.Kekurangan
energy
Masalah kekurangan energi di dunia, dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
tak dapat diperbaharui dan berpotensi merusak lingkungan seperti
karbondioksida, menipisnya lapisan ozon, dampak penambangan serta bahan beracun
di sekitar kita.Untuk masalah kekurangan energi ini Green chemistry dapat
menjadi pendorong dalam pembuatan energi alternative seperti photovoltaics,
rekayasa bahan bakar hidrogen, bahan bakar nabati atau biologis dan yang
lainnya.
2.Perubahan
iklim Global
Perubahan iklim, kenaikan suhu lautan , kimia stratosfir, dan
pemanasanglobal adalah bidang kajian yang digarap oleh teknologi green
chemistry.
3.Sumber
daya alam yang kian menipis
Eksploitasi yang berlebihan atas sumber daya alam tak terbaharui,menyebabkan
ketidakseimbangan pada skala yang memprihatinkan .Oleh karena itu pemakaian
bahan bakar fosil menjadi isu utama dalam kajian Green Chemistry.
4.
Lingkungan kita yang semakin terpolusi
Penerapan Green Chemistry pada sendi-sendi penelitian dan proses
produksi yang dilakukan secara konsisten dan tepat, dapat mengurangi bahkan
menghilangkan senyawa beracun yang berdampak manusia, biosfir dan lingkungan
sekitar.
C.
12 Prinsip Green
Chemistry:
1. Mencegah daripada menanggulangi. Lebih baik sedikit mungkin
menghasilkan limbah buangan daripada
membersihan produk-produk buangan itu.
2. Pemilihan metode yang tepat. Proses sintesis didesain agar
pencampuran bahan-bahan awal (raw material) dan aditif seminimal mungkin.
3. Pemilihan bahan baku. Bahan baku (raw material) atau intermediet pada
proses suatu sintesis sebaiknya bukan bahan baku dengan tingkat racun yang
tinggi rerhadap mahluk hidup dan lingkungan.
4. Functionality of product. Hendaknya dipertimbangkan target senyawa
yang akan disintesis mewakili fungsi yang diinginkan tetapi dengan kategori
racun rendah.
5. Penggunaan bahan-bahan tambahan (solvent, additive, separating agent)
seminimal mungkin, lebih baik dihindarkan, kalaupun ada bukan yang berbahaya.
6. Penggunaan energi yang minimal. Proses sintesis diusahakan tidak pada
kondisi ekstrim.
7. Pilihan bahan dasar. Ditinjau dari segi asupan/reservoire sebaiknya
dipilih penggunaan bahan dasar yang dapat beregenerasi (renewable).
8. Pemilihan langkah-langkah sintesis. Proses sintesis sebaiknya
sesederhana mungkin, tidak terlalu rumit/beralur panjang dan banyak menggunakan
teknik blocking, protection/masking, karena hanya akan menambah jumlah bahan
kimia yang dipakai dan memperbanyak co-products yang tidak diinginkan.
9. Jika proses katalitis, pilihlah katalisator yang efisien/efektif,
mudah digunakan kembali dan sesuai dengan porsi stoikiometrinya.
10. Produk-produk yang disintesis sebaiknya adalah senyawa yang mudah
terurai secara biodegradable atau fotolikatalitik, jangan yang sulit terurai di
lingkungan sehingga menjadi polutan pada proses siklus lingkungan.
11. Pengembangan metode analisa. Sejalan dengan proses yang berlangsung
perlu dibuat metode analisa yang sistematik guna mengawasi keseimbangan dari
komposisi-komposisi senyawa dalam siklus lingkungan, secara kualitatif dan
kuantitatif.
12. Reagen dan co-reagen yang digunakan sebaiknya dipilih yang optimal
dan mudah untuk penanganannya agar kemungkinan-kemungkinan kecelakaan (ledakan,
keracunan bahan-bahan volatil atau kebakaran) dapat diminimalisasi atau
direduksi.
D.
Pengelolaan Limbah:
Industri kimia dapat menawarkan solusi yang kredibel untuk masalah
pengolahan limbah pada kota cerdas. Pabrik pengolahan limbah dapat dibangun,
yaitu yang dapat menggunakan perlakuan tersier lanjutan melalui teknologi ultrafiltrasi
dan reverse osmosis, dapat beroperasi sepanjang waktu untuk menggunakan kembali
air limbah dan menghemat sejumlah besar air setiap hari (Woinaroschy,2016). Air
hasil perlakuan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain seperti
pendinginan AC, penyiraman toilet, hortikultura, konstruksi, dan lain-lain.
Salah satu cara pengolahan air limbah sudah diuraikan pada bagian sistem
pengelolaan air (Nurdin dkk, 2015)
DAFTAR PUSTAKA:
Wikipedia. 2018. Kimia hijau dan https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_hijau
(diakses pada 3 Desember 2018)
Mustafa, Dina. 2017. PERANAN KIMIA HIJAU (GREEN CHEMISTRY) DALAM
MENDUKUNG TERCAPAINYA KOTA CERDAS (SMART CITY) SUATU TINJAUAN PUSTAKA dan http://repository.ut.ac.id/7076/1/UTFMIPA2017-07-dina.pdf
(diakses pada 3 December 2018)
Anonim. 2018. 5 Masalah Dunia Yang Dapat Diperbaiki Green Chemistry dan https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000010127554/penerapan-konsep-green-chemistry-dalam-keseharian/
(diakses pada 3 December 2018)
Azka, Nuria. 2017.
12
PRINSIP GREEN CHEMISTRY dan https://civitas.uns.ac.id/nuriaa/2017/03/09/12-prinsip-green-chemistry/
(diakses pada 3 December 2018)
Hidayat, Atep Afia dan Kholil, Muhammad. 2018. Kimia Dan Pengetahuan
Lingkungan Industri. Wahana Resolusi. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.