.

Minggu, 09 Desember 2018

Indonesia Needs Green Industry Innovation


Oleh: Muhammad Bayu Adji (@J17-Bayu) 
Pesatnya pertumbuhan sektor ekonomi dengan indsutri sebagai tulang punggungnya selalu diimbangi dengan pesatnya degradasi mutu lingkungan. Makin pesat pertumbuhan industri hampir selalu mengakibatkan anjloknya mutu lingkungan. Dengan begitu diperlukannya inovasi-inovasi industri hijau.

Kata kunci : industri, hijau, prinsip, inovasi, csr, efisiensi, energi, kbi

Industri hijau merupakan industri yang berkomitmen untuk ramah lingkungan dengan berfokus pada pengembangan dan perbaikan secara terus-menerus, dan praktek bisnis yang bertanggung-jawab terhadap masyarakat baik di dalam maupun di luar organisasi, serta memperhatikan rantai pasok untuk pengembangan berkelanjutan.
Menurut Darsono (2014), bahwa industri hijau merupakan penerapan teknologi yang ramah lingkungan yang mampu mengubah lingkungan hidup agar sesuai dengan kehidupan manusia, sumber daya alam diambil dan diolah untuk sebesar-besarnya kesejahteraan manusia secara lestari.

Prinsip Green Industry
1.       Proses produksi dengan menggunakan bahan baku yang lestari.
2.       Penggunaan bahan baku seminimal mungkin.
3.       Proses produksi hemat bahan, air dan energi.
4.       Proses produksi bebas bahan berbahaya dan beracun.
5.       Penerapan daur ulang untuk limbah padat.
6.       Pengurangan emisi atau gas rumah kaca sebagai polutan yang berbahaya secara substansial.
7.       Produk yang dihasilkan memiliki daya tahan dan dapat digunakan dalam jangka panjang.

Innovation
Menurut FFS (2018), berbagai peluang bisnis bidang lingkungan (yang berkaitan dengan penerapan industri hijau) antara lain dalam bidang :
Efisiensi energi, yaitu dengan pengurangan konsumsi per unit energi melalui peningkatan efisiensi.
a.    Energi Terbarukan, yaitu pembangkit listrik atau panas dengan menggunakan sumber energi dari matahari, angin, biomassa, panas bumi atau sumber daya hidro.
b. Produksi Cleaner, yaitu meminimalkan limbah dan emisi dari proses industri dan memaksimalkan keluaran produk.
c. Carbon Finance, yaitu menyangkut keuangan karbon yang menyediakan sumber daya keuangan untuk proyek-proyek atau program yang berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) yang diverifikasi dan dijual di pasar karbon global.
d. Rantai pasok berkelanjutan, yaitu menyangkut pengelolaan isu lingkungan dan sosial di seluruh rantai pasok dan menggabungkan standar keberlanjutan antara off-taker dan pemasok, sekaligus memaksimalkan output produk, seta menyediakan akses untuk membiayai pemasok kecil.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia masih memerlukan inovasi di sektor industri dalam upaya pengelolaan lingkungan hijau. Oleh karena itu, pelaku industri dituntut untuk berusaha secara aktif dan bijak dalam menggunakan sumber daya serta teknologi yang ramah lingkungan, sehingga menciptakan efektivitas dan efisiensi bagi keberlanjutan usahanya.
KBI yang merupakan organisasi profesi, beranggotakan institusi yang melakukan kegiatan bioteknologi baik riset maupun aplikasi, ujarnya. Saat ini, organisasi ini memiliki 44 anggota dari lembaga pemerintah/swasta, industri swasta/BUMN dan perguruan tinggi negeri/swasta serta membawahi lebih dari 10 ribu peneliti, akademisi dan praktisi bioteknologi di Indonesia,. Pada 4-7 Juli 2012, KBI kembali akan menyelenggarakan konferensi The 5th Indonesia Biotechnology Conference (IBC-V) di Mataram, Lombok dengan mengangkat tema Green Industrial Innovation through Biotechnology.
Tidak hanya forum diskusi, pada rangkaian acara ini juga akan di-launching produk terbaru Hepatika, yaitu Kit HbeHg dan anti HBE rapit test untuk penyakit hepatitis; Bio Channel TV Internet; Produk Bioteknologi Perkebunan, seperti produk Bio-dekomposer Promi dan biofertilizer Petrhikaphos, bibit sagu, dan bibit kelapa kopyor hasil kultur jaringan. Selain itu juga akan dilaksanakan Deklarasi Student Forum for Biotechnology yang dilanjutkan dengan Penyematan Pin secara simbolis pada 6 pengurus student chapter Indonesia, yakni UGM, UI, UNRAM, Udayana, ITB dan IPB.
Menurut Hidayat (2013), sektor industri bisa saja sejalan dengan lingkungan, namun untuk merealisasika hal itu paling tidak kalangan industri dihimbau untuk membangun berbagai instalasi pengelolaan limbah, membuat fasilitas penyaring asap pabrik, dan menghijaukan lingkungan sekitar. Kegiatan tersebut termasuk sebagai bagian dari corporate social responsibility (CSR). Meningkatnya kesadaran masyarakat akan lingkungan, bisa menimbulkan dampak meningkatnya kehati-hatian kalangan industri terhadap pengrusakan lingkungan.




DAFTAR PUSTAKA

Atep dan Kholil.2018.KIMIA DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI.Yogyakarta: PT Wahana Resolusi
Kemenperin.2016.Inovasi Industri Hijau. Dalam https://chirpstory.com/li/326794
Prasetya, Bambang.2012.Inovasi Industri Hijau melalui Bioteknologi. Dalam http://lipi.go.id/berita/single/Inovasi-Industri-Hijau-melalui-Bioteknologi/13534
Yulfiah.2018.MEMPERSIAPKAN USAHA KECIL MENENGAH MENUJU INDUSTRI HIJAU. Dalam https://ejurnal.itats.ac.id/sntekpan/article/view/358/282
Zuraya, Nidia.2016.Indonesia Masih Butuh Inovasi Industri HIjau, dalam https://republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/08/26/ociaas383-indonesia-masih-butuh-inovasi-industri-hijau


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.