.

Selasa, 04 Desember 2018

GREEN CHEMISTRY


Oleh : PUJI ANGGRAENI ( K30-Puji )

ABSTRAK : Pada  saat  ini  diperkirakan  akan banyak sekali produk kimia yang dahulu dianggap ramah lingkungan, tetapi akan dibatasi pemakaiannya karena  berbahaya  bagi  lingkungan  dan  kesehatan. Padahal  penanganan  limbah  industri,  sebenarnya sudah sejak lama konsep pembangunan berkelanjutan diwacanakan oleh masyarakat dunia dan dijadikan kerangka acuan program pembangunan nasional di banyak negara. Bertolak dari konsep pembangunan berkelanjutan  tersebut,  maka  mulai  tahun  1980-an telah dikembangkan kimia hijau (Green Chemistry) yang  berkaitan  penerapan  12  (dua  belas)    prinsip yang  bertujuan  untuk  mengurangi  aktivitas  dan dampak  industri  kimia  dan  produk-produknya terhadap kesehatan manusia dan kondisi lingkungan (Hjresen,  2005). 

KATA KUNCI: KONSEP KIMIA HIJAU


Pada  bidang  pendidikan  teknik dikenal green engenering yang intinya sama dengan green  chemistry,  yaitu  pencegahan  terbentuknya limbah lebih baik dari pada mengolah limbah setelah dihasilkan, serta mencegah polusi lingkungan bentuk molekul bahan kimia berbahaya bagi kehidupan dan lingkungan (Clark, 2005: 5).
Dalam hal ini Kimia Hijau merupakan konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran. Kimia Hijau bukanlah cabang ilmu kimia baru, namun merupakan cara pandang atau strategi dalam kaitannya dengan pemanfaatan kimia. Pada prinsipnya, Kimia Hijau memanfaatkan penegtahuan kimia yang berlaku untuk proses produksi, penggunaan, dan pembuangan akhir bahan kimia dengan cara meminimalkan penggunaan bahan yang akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan.
Pengertian kimia hijau adalah suatu perencanaan untuk mengurangi atau menghilangkan sama sekali penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya mulai dari persiapan produksi, proses produksi sampai ke produk yang dihasilkan agar dapat bermanfaat tanpa merusak lingkungan. Untuk dapat tercapainya konsep kimia hijau ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
1.      Meminimalisasi limbah yang dihasilkan.
2.      Menggantikan perekasi kimia dengan katalis.
3.      Menggunakan bahan-bahan non toksis.
4.      Menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui (renewable).
5.      Mengurangi atau me-efisienkan bahan-bahan kimia yang digunakan.
6.      Mengurangi atau tidak menggunakan pelarut (bebas pelarut) atau menggunakan pelarut yang dapat di daur ulang.
Tidak semua yang di atas itu dapat dilakukan secara bersamaan, akan tetapi ada beberapa hal yang dapat sehingga tujuan dari kimia hijau ini tercapai yaitu :

·         mengurangi  limbah
·          material bahan-bahan toksis
·          bahaya
·          risiko
·          energy
·          Biaya
Kimia hijau sendiri merupakan konsep yang awalnya dikemukakan oleh Paul Nastas, memuat 12 konsep dasar yang mengarah pada kimia berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat dipandang sebagai suatu langkah penting menuju kelestarian lingkungan atau pembangunan berkelanjutan. . Ke-12 prinsip kimia hijau meliputi :
·          Pencegahan polusi: prinsip ini adalah lebih baik mencegah adanya limbah daripada menangani limbah yang ditimbulkan dari suatu proses.
·          Atom Economy: dalam pengembangan metode sintesis diupayakan perolehan hasil sintesis yang lebih besar tanpa menghasilkan produk sampingan
·          Menggunakan bahan kimia yang aman: metode sintesis diarahkan untuk mennghasilkan bahan kimia yang aman ke lingkungan.
·          Desain bahan kimia aman: mendesain bahan kimia yang tidak toksik.
·          Pelarut aman: agen dan pelarut yang digunakan adalah yang benar-benar aman dan dibutuhkan.
·          Desain untuk efisiensi energi.
·          Penggunaan bahan terbarukan
·          Mereduksi derivatif
·          Katalisis.
·          Desain untuk degradasi: produk/bahan kimia didesain untuk dapat didegradasi oleh lingkungan.
·          Analisis real-time untuk pencegahan polusi.
·          Pencegahan kecelakaan dan bahan kimia aman.
Definisi aspek pengelolaan yang dapat membangun kota yang  cerdas adalah terdiri dari sistem). Dengan demikian Ilmu dan teknologi Kimia, melalui pendekatan kimia hijau dapat membuat aspek-aspek ini dikembangkan dan dikelola dengan lebih berkelanjutan, yaitu dengan menerapkan efisiensi energi dan anggaran yang lebih efektif dan pemanfaatan materi  yang ramah lingkungan.
1.      Pengelolaan air
2.       Infrastruktur
3.       Transportasi
4.       Energy
5.       Pengelolaan limbah, dan
6.       Konsumsi bahan mentah.
Demikian besarnya potensi Green Chemistry menunjukkan pentingnya gerakan ini didukung semua pihak terutama kalanganmasyarakat,  industry,  dan pemerintah. Green Chemistry memang tidak akan menyelesaikan ‘semua’ masalah polusi ,energi dan pangan .Tetapi peranannya mampu memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kelestarian hidup di planet bumi yang kita cinta.

DAFTAR PUSTAKA
·         Fatimah., 2017, Synthesis Of Metal and Metal Oxide Nanoparticles Using Plant Extract,
·         Sudarmin., 2013, Kemampuan Generik Sains Kesadaran Tentang Skala Sebagai Wahana Mengembangkan Praktikum Kimia Organik Berbasis Green Chemistry, Vol 20, No 1 (2013) ,Diakses http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/view/3866/892 .
·         D. Mustafa., 2017, Peranan Kimia Hijau (GREEN CHEMISTRY), Diakses repository.ut.ac.id/7076/1/UTFMIPA2017-07-dina.pdf,
·         Amrysyaawalz., 2016, Kimia Hijau (GREEN CHEMISTRY), Diakses https://amrysyaawalz.wordpress.com/2016/04/09/kimia-hijau-green-chemistry/ , Diupload 9 April 201.
·          Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.