Farah Dita Salsabila (@J04-Farah)
Sinta Anggraeni (@J12-Sinta)
Silvia Jihan Dwi Arinda (@J13-Silvia)
1. ENERGI IONISASI
Energi minimum yang dibutuhkan untuk melepas elektron atom netral dalam
wujud gas pada kulit terluar dan terikat paling lemah disebut energi
ionisasi. Nomor atom dan jari-jari atom mempengaruhi besarnya energi
ionisasi. Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron terluar suatu atom. Energi ionisasi ini dinyatakan dalam
satuan kJ mol–1. Unsur-unsur yang segolongan, energi ionisasinya
makin ke bawah semakin kecil karena elektron terluar makin jauh
dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron
terluar makin mudah dilepaskan. Unsur-unsur yang seperiode, gaya
tarik inti makin ke kanan makin kuat, sehingga energi ionisasi
pada umumnya makin ke kanan makin besar.
Pengecualian :
unsur-unsur golongan II
A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A,
dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
2. KEELEKTRONEGATIFAN (elektronegativitas)
Kelektronegatifan
adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain.
Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti
terhadap elektron dan jari-jari atom.
- Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil sebab gaya tarik inti makin lemah.
-
Unsur-unsur yang seperiode, keelektronegatifan makin ke kanan
makin besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan VIII A
tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal ini karena sudah memiliki 8
elektron di kulit terluar. Jadi, keelektronegatifan terbesar
pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen)
dengan harga keelektronegatifan unsur flour (F) yakni 4,0.
Harga keelektronegatifan penting untuk
menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam sutu senyawa. Jika
harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung
menerima elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga
keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan
membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung
pada elektron valensinya.
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar.
Unsur-unsur yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah makin
besar sebab jumlah kulit yang dimiliki atom makin banyak, sehingga
kulit terluar makin jauh dari inti atom. Unsur-unsur yang seperiode,
jari-jari atom makin kekanan makin kecil. Unsur-unsur yang seperiode
memiliki jumlah kulit yang sama. Akan tetapi, tidaklah berarti mereka
memiliki jari-jari atom yang sama pula. Semakin ke kanan letak
unsur, proton dan elektron yang dimiliki makin banyak, sehingga
tarik-menarik inti dengan elektron makin kuat. Akibatnya,
elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti.
4. AFINITAS ELEKTRON
5. SIFAT LOGAM DAN NON-LOGAM
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima elektron. Afinitas
elektron juga dinyatakan dalam kJ mol–1. Unsur yang
memiliki afinitas elektron bertanda negatif, berarti mempunyai
kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron daripada unsur
yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas
elektron, maka makin besar kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap
elektron (kecenderungan membentuk ion negatif).
Dalam satu periode dari kiri ke kanan,
jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin
besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga
afinitas elektron semakin besar. Pada satu golongan dari atas ke bawah,
jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron
makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar,
sehingga afinitas elektron semakin kecil.
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik,
antara lain: mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa
menjadi lempengan tipis, serta dapat direntangkan menjadi kawat panjang. Sifat-sifat logam di atas yang membedakan dengan
unsur-unsur bukan logam.
- Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang dan sifat non-logam bertambah.
- Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, dan sifat non-logam berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di
sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada
sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris
tebal.
6. TITIK DIDIH DAN TITIK LELEH
Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan
sampai golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik
didih terendah dimiliki oleh unsur golongan VIIIA. Dalam satu
golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan:
a. Unsur-unsur golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah.
b. Unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.
7. KEREAKTIFAN
Reaktif
artinya mudah bereaksi. Kereaktifan unsur-unsur logam bertambah
dari atas ke bawah dalam satu golongan, sedangkan unsur-unsur non
logam kereaktifannya berkurang dari atas kebawah dalam satu golongan.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada
kecenderungannya melepas atau menarik elektron.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmi. 2012. Sistem Periodik Unsur. https://rahmikimia.wordpress.com/kimia-kelas-x/2-sistem-periodik-unsur/c-sifat-sistem-periodik/
Gianto. 2009. Sifat Periodik Unsur. http://arsipegianto.tripod.com/sifatperiodikunsur.pdf
Sumber gambar tabel SPU: https://blogmipa-kimia.blogspot.com/2017/04/sistem-periodik-unsur-modern.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.