Oleh : @Kel-K06, K17-Natalia, K19-Luthfiah
Perkembangan teori atom antara lain:
1. Teori Atom Dalton
Teori atom Dalton menyatakan bahwa:
Teori atom Dalton menyatakan bahwa:
- Setiap unsur tersusun dari partikel yang sangat teramat kecil yang disebut atom.
- Semua atom dari satu unsur yang sama adalah identik, namun atom unsur satu berbeda dengan atom unsur-unsur lainnya.
- Atom dari satu unsur tidak dapat diubah menjadi atom dari unsur lain melalui reaksi kimia; atom tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan dalam reaksi kimia.
- Senyawa terbentuk dari kombinasi atom-atom dari unsur-unsur yang berbeda dengan rasio atom yang spesifik.
Teori atom Dalton
ini memberikan gambaran model atom seperti model bola pejal atau model bola
billiard.
2. Teori Atom J.J. Thomson
Pada tahun 1897, J.J. Thomson melakukan eksperimen dengan sinar katoda.
Eksperimen tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda terdefleksi (terbelokkan)
oleh medan magnet maupun medan listrik.
Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel yang
bermuatan listrik. Pada eksperimen dengan medan listrik, sinar katoda
terbelokkan menuju ke arah kutub bermuatan positif. Hal ini menunjukkan bahwa
sinar katoda merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Selanjutnya,
partikel sinar katoda ini disebut sebagai elektron. Penemuan elektron ini kemudian
mengacu pada kesimpulan bahwa di dalam atom terdapat elektron yang bermuatan
negatif. Menurut model atom Thomson, elektron bermuatan negatif tersebar dalam
bola bermuatan positif seperti model roti kismis, di mana kismis-kismis adalah
elektron-elektron, dan roti adalah bola bermuatan positif.
3. Teori Atom
Rutherford
Pada tahun
1911, Ernest Rutherford melakukan eksperimen menembakkan partikel α — partikel
bermuatan positif — pada lempeng emas tipis. Ia menemukan bahwa sebagian besar
partikel-partikel α tersebut menembus melewati lempeng emas, namun ada sebagian
yang mengalami pembelokan bahkan terpantulkan. Hal ini mengacu pada kesimpulan
model atom Rutherford: model inti, di mana dalam atom yang sebagian besar
merupakan ruang kosong terdapat inti yang padat pejal dan masif bermuatan
positif yang disebut sebagai inti atom; dan elektron-elektron bermuatan negatif
yang mengitari inti atom.
4. Teori Atom Bohr
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model atom untuk menjelaskan
fenomena penampakan sinar dari unsur-unsur ketika dikenakan pada nyala api
ataupun tegangan listrik tinggi. Model atom yang ia ajukan secara khusus
merupakan model atom hidrogen untuk menjelaskan fenomena spektrum garis atom
hidrogen. Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron bermuatan negatif bergerak
mengelilingi inti atom bermuatan positif pada jarak tertentu yang berbeda-beda
seperti orbit planet-planet mengitari matahari. Oleh karena itu, model atom
Bohr disebut juga model tata surya. Setiap lintasan orbit elektron berada tingkat
energi yang berbeda; semakin jauh lintasan orbit dari inti, semakin tinggi
tingkat energi. Lintasan orbit elektron ini disebut juga kulit elektron. Ketika
elektron jatuh dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam, sinar yang
diradiasikan bergantung pada tingkat energi dari kedua lintasan orbit tersebut.
4. Teori Atom Mekanika Kuantum
Pada tahun 1924, Louis de Broglie menyatakan hipotesis dualisme
partikel-gelombang — semua materi dapat memiliki sifat seperti gelombang.
Elektron memiliki sifat seperti partikel dan juga sifat seperti gelombang. Pada
tahun 1926, Erwin Schrödinger merumuskan persamaan matematis yang kini disebut persamaan gelombang Schrödinger,
yang memperhitungkan sifat seperti partikel dan seperti gelombang dari
elektron. Pada tahun 1927, Werner Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian
Heisenberg yang menyatakan bahwa posisi elektron tidak dapat ditentukan secara
pasti, namun hanya dapat ditentukan peluang posisinya. Teori-teori — dualisme
partikel gelombang, asas ketidakpastian Heisenberg, dan persamaan
Schrödinger—ini kemudian menjadi dasar dari teori atom mekanika kuantum.
Penyelesaian persamaan Schrödinger menghasilkan fungsi gelombang yang disebut
orbital. Orbital biasanya digambarkan seperti awan elektron, di mana kerapatan
awan tersebut menunjukkan peluang posisi elektron. Semakin rapat awan elektron
maka semakin tinggi peluang elektron, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu,
model atom mekanika kuantum disebut juga model awan elektron.
Sebelumnya, pada
tahun 1919, Rutherford berhasil menemukan partikel bermuatan positif, yang
disebut proton, dari eksperimen penembakkan partikel α pada atom nitrogen di
udara. Lalu, pada tahun 1932, James Chadwick menemukan partikel netral, yang
disebut neutron, dari eksperimen bombardir partikel α pada berbagai unsur.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam model awan elektron, awan
elektron terdiri dari elektron-elektron bermuatan negatif yang bergerak sangat
cepat mengelilingi inti atom yang tersusun dariproton yang bermuatan positif
dan neutron yang tak bermuatan.
Daftar Pustaka :
- Susianto, Nirwan. 2018. Teori Atom. https://www.studiobelajar.com/teori-atom/ (diakses pada 12 November 2018)
- Sari, Ratna. 2014. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Berbasis Blog Untuk Materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur SMA Kelas XI. http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/3343/2488 (diunduh pada 12 November 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.